
Teknologi.id - Beberapa hari terakhir, masyarakat di berbagai daerah Indonesia kompak mengeluh soal cuaca panas yang bikin gerah luar biasa. Siang terasa membakar, malam pun tak kalah pengap—bahkan tidur jadi susah karena hawa panas yang menempel di kulit.
Keluhan warganet membanjiri media sosial seperti X (Twitter) dan Instagram. Kata kunci “panas” bahkan sempat menjadi trending topic nasional, menandakan betapa luasnya dampak cuaca ekstrem ini dirasakan masyarakat.

“Tidur aja kayak dioven, kipas angin malah berasa nyembur udara panas,” tulis salah satu pengguna X.
“Biasanya Malang sejuk, tapi sekarang panasnya kayak Bali tengah hari,” ujar warganet lainnya.
“Hari ini mandi 5 kali, tetep aja kegerahan,” tulis pengguna lain yang frustasi menghadapi suhu tinggi.
Banyak daerah yang biasanya sejuk seperti Bandung, Malang, dan Yogyakarta, kini ikut terasa panas dan kering. Tak sedikit pula warga yang mengira suhu udara “bohong” karena angka di aplikasi cuaca hanya menunjukkan 26–28°C, padahal rasanya seperti di atas 32°C.
Baca juga: Apa Itu “Excessive Heat” di Peringatan Google Hari Ini? Ini Penjelasannya!
BMKG Jelaskan Penyebab Cuaca Panas Ekstrem
Menurut penjelasan resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), penyebab utama suhu panas ini adalah pergeseran semu matahari ke arah selatan. Fenomena tahunan ini membuat tutupan awan berkurang, sehingga sinar matahari langsung menembus permukaan bumi tanpa penghalang.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, dua faktor utama membuat udara terasa semakin panas:
-
Minimnya awan menyebabkan paparan sinar matahari langsung.
-
Peningkatan radiasi matahari di wilayah daratan seperti Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.
“Sekarang kita juga sedang memasuki masa pancaroba, yaitu peralihan dari musim kemarau ke musim hujan. Jadi wajar kalau cuacanya tidak menentu — bisa sangat panas, tapi juga tiba-tiba hujan deras,” jelas Dwikorita.
Kapan Cuaca Panas Ini Akan Berakhir?
BMKG memperkirakan suhu tinggi akan mulai berangsur normal pada akhir Oktober hingga awal November 2025, seiring datangnya musim hujan di sebagian besar wilayah Indonesia. Saat itu, kelembapan udara meningkat dan sinar matahari mulai terhalang awan tebal, sehingga suhu akan terasa lebih sejuk.
“Curah hujan diperkirakan naik mulai November sampai Januari, terutama di wilayah dengan suhu laut yang hangat,” tambah Dwikorita.
Sementara itu, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menegaskan bahwa posisi matahari yang kini bergeser ke selatan adalah penyebab utama suhu ekstrem yang dirasakan masyarakat. “Fenomena ini rutin terjadi dua kali setahun, jadi bukan gelombang panas (heatwave), melainkan kondisi musiman,” ujarnya.
Potensi Munculnya La Niña Lemah
Menariknya, BMKG juga memantau potensi munculnya fenomena La Niña lemah mulai Oktober 2025 hingga awal 2026. La Niña biasanya membawa peningkatan curah hujan di Indonesia, meski dampaknya kali ini diprediksi tidak sebesar tahun-tahun sebelumnya.
Hal ini berarti masyarakat bisa berharap pada perubahan cuaca yang lebih sejuk dalam waktu dekat, meski tetap perlu waspada terhadap hujan lebat dan angin kencang di masa peralihan.
Tips dari BMKG: Cara Menghadapi Cuaca Panas Ekstrem
Agar tubuh tetap bugar di tengah suhu tinggi, BMKG mengimbau masyarakat untuk:
-
Perbanyak minum air putih agar tidak dehidrasi.
-
Gunakan topi, payung, atau tabir surya saat beraktivitas di luar ruangan.
-
Hindari aktivitas berat di siang hari ketika matahari sedang terik.
-
Gunakan pakaian longgar dan berwarna terang untuk membantu tubuh tetap sejuk.
Dengan datangnya musim hujan dalam beberapa minggu ke depan, suhu di Indonesia diperkirakan akan kembali normal. Namun untuk saat ini, masyarakat disarankan tetap waspada dan menjaga kesehatan agar tidak mudah lelah atau pusing akibat panas berlebih.
Baca juga: Shut Down Laptop is a Must! Ini 5 Alasan Kenapa Wajib Matikan Laptop Usai Dipakai
Kesimpulan
Fenomena cuaca panas ekstrem yang melanda Indonesia belakangan ini bukanlah gelombang panas, melainkan akibat posisi semu matahari dan masa pancaroba. Meski membuat banyak orang kegerahan, kondisi ini bersifat sementara dan akan segera berakhir menjelang November.
Jadi, kalau kamu merasa udara makin panas akhir-akhir ini, tenang saja — BMKG memastikan cuaca akan segera membaik. Sambil menunggu hujan datang, yuk jaga tubuh tetap segar dan hidrasi cukup setiap hari!
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.
(dwk)