Netizen RI Banjiri Hutan Amazon Rating Bintang 1 di Maps, Balas Bintang 1 Rinjani

Teknologi.id . June 30, 2025

Teknologi.id - Tragedi yang menimpa pendaki asal Brasil, Juliana Marins (26), di Gunung Rinjani, Lombok, memantik gelombang emosi bukan hanya di dunia nyata, tetapi juga di dunia maya. Peristiwa duka ini secara tak terduga berubah menjadi ajang “perang rating” antara warganet Indonesia dan Brasil di platform Google Maps.

Tragedi di Rinjani: Dari Kecelakaan ke Konflik Digital

Juliana Marins diketahui jatuh ke lereng Gunung Rinjani pada Sabtu pagi, 21 Juni 2025. Ia dilaporkan terperosok ke jurang sedalam 300 meter di area yang sulit diakses. Proses pencarian dan evakuasi berjalan lambat karena cuaca buruk dan medan yang terjal. Sayangnya, Juliana ditemukan sudah tidak bernyawa pada 24 Juni 2025, dan jasadnya baru berhasil dievakuasi keesokan harinya.

Kematian Juliana menimbulkan gelombang kesedihan dan kemarahan di kalangan masyarakat Brasil. Keluarga, kerabat, hingga warganet di negara asalnya mempertanyakan kinerja tim penyelamat di Indonesia. Mereka menilai penanganan terlalu lambat, bahkan ada yang menyebut bahwa Juliana hanya dipantau lewat drone selama beberapa hari tanpa bantuan langsung.

Baca juga: Cara Menggunakan Google Maps dalam Mode Offline, Tanpa Sinyal Internet!

Gunung Rinjani Diserbu Rating Bintang 1

Sebagai bentuk protes, banyak warganet Brasil kemudian membanjiri halaman Google Maps untuk “Taman Nasional Gunung Rinjani” dan “Gunung Rinjani (Mount Rinjani)” dengan rating bintang 1. Mayoritas komentar ditulis dalam bahasa Inggris dan berisi kecaman terhadap pihak pengelola dan layanan penyelamatan. Ada yang menuduh pihak berwenang menelantarkan Juliana dan membiarkannya mati kelaparan dan kehausan.

Salah satu komentar bahkan menyebut:
"Tempat ini tidak punya tim penyelamat. Mereka hanya menonton dari drone saat Juliana terjebak dan tidak melakukan apapun. Ini sangat tidak manusiawi."

Komentar bernada serupa juga muncul dalam bahasa Indonesia, meskipun terasa kaku seperti hasil terjemahan otomatis. Intinya, mereka menyerukan agar tempat wisata ini ditutup karena dianggap tidak aman.

Balasan Netizen Indonesia: Hutan Amazon Kena Getahnya

Serangan rating bintang 1 terhadap Gunung Rinjani tak dibiarkan begitu saja oleh warganet Indonesia. Sebagai “balasan”, netizen Tanah Air kompak menyerbu halaman Google Maps untuk lokasi “Amazon Rainforest” alias Hutan Amazon, dan memberikan rating bintang 1 pula.

Namun, isi komentar dari warganet Indonesia jauh dari kesan serius atau penuh emosi seperti komentar dari warganet Brasil. Sebaliknya, komentar-komentar mereka justru penuh canda, sarkasme, dan khas gaya bercanda khas netizen Indonesia.

Berikut beberapa contoh komentarnya:

  • "Nggak suka, banyak nyamuk."

  • "Sungainya keruh, airnya lumutan, gak rekomen!"

  • "Ke sini nyari Jeff Bezos, eh ketemunya monyet semua."

  • "Udah jauh-jauh dari Rinjani, ketemunya hutan doang."

Beberapa bahkan menyisipkan foto selfie atau pemandangan Gunung Rinjani saat menulis ulasan untuk Hutan Amazon, menunjukkan bahwa aksi ini memang lebih ke arah trolling daripada protes serius.

Dua Negara, Dua Gaya di Dunia Maya

Perbedaan reaksi antara warganet Brasil dan Indonesia cukup mencolok. Netizen Brasil tampil emosional dan kritis, menuntut keadilan dan akuntabilitas atas kematian Juliana. Sementara netizen Indonesia membalas dengan gaya humor sarkastik, meme, dan sindiran, yang memang menjadi ciri khas digital masyarakat Indonesia dalam merespons konflik daring.

Namun, fenomena ini juga memunculkan diskusi penting soal etika dan tanggung jawab di dunia digital. Rating dan ulasan di Google Maps sebenarnya dimaksudkan untuk memberi informasi jujur tentang lokasi, bukan menjadi ajang “perang bintang” antar negara.

Kronologi Lengkap Tragedi Juliana Marins

Untuk memahami lebih dalam tragedi ini, berikut rangkuman kronologis kejadian:

  1. 21 Juni 2025 – Juliana jatuh ke lereng curam sekitar pukul 05.00 pagi.

  2. 22 Juni – Tim SAR mulai pencarian pada pukul 03.10 dini hari. Juliana terlihat masih duduk lewat pantauan drone.

  3. 23 Juni – Upaya penyelamatan terus dilakukan. Kedutaan Brasil mengirim dua pejabat untuk memantau. Menteri Luar Negeri Brasil ikut turun tangan.

  4. 24 Juni – Tim penyelamat menyatakan telah menemukan Juliana dalam keadaan meninggal. Cuaca buruk menyulitkan evakuasi.

  5. 25 Juni – Jenazah berhasil dievakuasi dari lokasi dan dibawa ke RSUD Bali Mandara.

  6. 26 Juni – Jenazah Juliana diautopsi sebelum dipulangkan ke Brasil.

Baca juga: Ingin Tahu di Mana Posisi Pasanganmu? Begini Cara Lacak Lokasi Pakai Google Maps

Tragedi ini menyisakan luka mendalam, khususnya bagi keluarga korban. Namun reaksi yang muncul setelahnya seharusnya mengajak semua pihak untuk melakukan introspeksi. Baik dari sisi penyelenggaraan wisata alam di Indonesia yang membutuhkan sistem penyelamatan lebih tanggap, maupun dari sisi netizen global dalam menyikapi musibah tanpa menambah luka dengan perang digital.

Gunung Rinjani tetaplah salah satu destinasi pendakian tercantik di Indonesia. Hutan Amazon juga tetap menjadi paru-paru dunia yang tak ternilai. Tapi ketika tragedi terjadi, yang dibutuhkan adalah empati dan solusi — bukan saling menjatuhkan lewat rating bintang di dunia maya.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.

(dwk)

Share :