Tarif Impor Negara Lain Turun, Khusus China Trump Justru Naikkan hingga 125 Persen!

Teknologi.id . April 10, 2025
tarif impor trump china
Foto: The Exchange Asia


Teknologi.id - Ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan China kembali memanas. Mantan Presiden AS, Donald Trump, baru saja mengumumkan kenaikan tarif impor untuk barang-barang asal China menjadi 125 persen, naik dari sebelumnya 104 persen. Kabar ini disampaikan langsung melalui unggahan di media sosial miliknya, Truth Social, pada Rabu (9/4/2025).

“Karena kurangnya rasa hormat China terhadap pasar global, saya memutuskan untuk menaikkan tarif impor menjadi 125 persen dan mulai berlaku segera,” tulis Trump. Ia juga menyindir China dengan mengatakan bahwa masa-masa "menipu" AS dan negara lain sudah berakhir dan tidak bisa ditoleransi lagi.

Menariknya, di saat tarif impor China melonjak, Trump justru memberikan kelonggaran untuk 75 negara lain. Ia menurunkan tarif impor sebesar 10 persen selama 90 hari, sebagai bentuk itikad baik dan kesempatan untuk bernegosiasi ulang dengan negara-negara mitra dagang AS. Namun, pengumuman ini datang beberapa jam setelah tarif baru mulai diberlakukan, sehingga banyak negara tetap terkena tarif tinggi sementara waktu.

Baca juga: Tarif Impor Trump Naik, Prabowo Siapkan Langkah Strategis Pemerintah Indonesia

Apple Kena Imbas Paling Berat

Meskipun banyak bisnis merasa sedikit lega karena penurunan tarif impor, kondisi ini tidak berlaku bagi Apple. Perusahaan teknologi raksasa asal California ini masih sangat bergantung pada China untuk produksi berbagai produknya, seperti iPhone, iPad, hingga MacBook. Apple bekerja sama dengan manufaktur besar seperti Foxconn dan Pegatron, yang memiliki fasilitas besar di Zhengzhou dan Shenzhen — kota-kota yang dijuluki "Kota iPhone" karena skala produksinya yang luar biasa.

Meski Apple sudah mulai memindahkan sebagian proses produksinya ke India dan Vietnam, laporan dari Evercore ISI menyebutkan bahwa sekitar 80 persen produksi Apple masih bergantung pada China. Bahkan, untuk iPhone saja, 90 persen masih dirakit di pabrik-pabrik yang berada di wilayah China.

Dengan kenaikan tarif impor ini, Apple tentu menjadi salah satu perusahaan yang paling terdampak. Produk-produknya yang dibuat di China kini akan dikenai tarif masuk yang jauh lebih tinggi ke AS, membuat tekanan terhadap bisnis Apple semakin berat.

Baca juga: Ponsel dan Laptop Bakal Makin Mahal Gegara Tarif Impor Trump, Ini Penjelasannya

Perang Dagang Belum Selesai

Langkah Trump ini mempertegas bahwa perang dagang antara AS dan China belum akan berakhir dalam waktu dekat. Kebijakan perdagangan yang agresif seperti ini bisa berdampak luas, terutama bagi perusahaan-perusahaan besar yang rantai produksinya masih sangat bergantung pada China. Dalam kondisi ini, masa depan Apple dan perusahaan teknologi lain masih belum menentu, bergantung pada arah kebijakan dagang AS ke depannya.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.

(dwk)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar