Foto: msn.com
Teknologi.id - Seiring pergeseran industri otomotif
global menuju kendaraan listrik (EV) sebagai solusi untuk mereduksi emisi
karbon, kawasan Asia Tenggara giat membangun kapabilitas manufaktur EV mereka
sendiri. Sementara Indonesia telah memiliki pemain kuat seperti Wuling dan
Hyundai yang berproduksi secara lokal, dan Thailand memantapkan diri sebagai
pusat produksi EV regional, kini Malaysia turut memperkuat posisinya. Perdana
Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, baru-baru ini meresmikan peluncuran mobil
listrik pertama yang sepenuhnya diproduksi oleh pabrikan lokal, sebuah langkah
monumental bagi negara tetangga tersebut. Di tengah tren global yang
memproyeksikan penjualan EV mencapai 17 juta unit tahun ini, inisiatif mandiri
ini dianggap sebagai kunci menuju kemandirian energi dan penciptaan lapangan
kerja baru.
Perodua Meresmikan Produksi Kendaraan Listrik Lokal Perdana
Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim secara resmi meresmikan produksi kendaraan listrik perdana dari pabrikan mobil nasional Perodua pada Senin, 1 Desember 2025, di Kuala Lumpur. Kendaraan yang diberi nama QV-E (singkatan dari Quest for Visionary Electric Vehicle) ini menjadi simbol keberhasilan kolaborasi strategis antara perusahaan nasional tersebut dengan mitra internasional. Acara peresmian ini dihadiri oleh jajaran pejabat tinggi negara dan perwakilan industri, yang secara kolektif menekankan peran krusial pemerintah dalam mendukung penuh transisi menuju energi hijau.
Perodua, yang
telah berdiri sejak tahun 1993 melalui kemitraan dengan pabrikan Jepang,
melaporkan telah menginvestasikan 800 juta Ringgit Malaysia atau setara Rp2,9
triliun untuk pengembangan QV-E. Produksi awal direncanakan sebanyak 500
unit setiap bulan, dengan target ambisius untuk meningkatkan kapasitas produksi
hingga 3.000 unit per bulan pada kuartal ketiga tahun 2026. Langkah ini secara
resmi menjadikan Perodua sebagai produsen mobil Malaysia kedua yang meluncurkan
EV, setelah Proton dengan model e.MAS 5 pada Juni 2024.
Baca juga: Jaecoo J5 EV Resmi Meluncur: Mobil Listrik SUV Gagah Harga Mulai Rp 249 Juta!
Spesifikasi dan Fitur Utama QV-E

Foto: soyacincau.com
Mobil listrik
QV-E diluncurkan dengan harga ritel kompetitif, yakni 80.000 Ringgit
Malaysia (sekitar Rp323 juta), belum termasuk asuransi dan biaya
sewa baterai. Kendaraan ini ditenagai oleh baterai litium fosfat yang mampu
menawarkan jarak tempuh yang memadai, yaitu hingga 445 kilometer dalam
kondisi daya penuh. Salah satu fitur yang paling unik adalah penerapan konsep
penyewaan baterai, di mana pemilik mobil tidak membeli baterai secara
keseluruhan, melainkan menyewanya. Mekanisme ini bertujuan untuk mengurangi
kecemasan konsumen terhadap tingginya biaya penggantian baterai di masa depan.
CEO Perodua,
Zainal Abidin Ahmad, menjelaskan bahwa konsep penyewaan ini dirancang khusus
untuk membuat kendaraan listrik menjadi lebih mudah dijangkau oleh konsumen
awal. "Konsep ini adalah solusi inovatif kami untuk meminimalisasi
kekhawatiran yang sering muncul saat memiliki kendaraan listrik baterai,"
tegasnya. QV-E diproduksi di fasilitas pabrik baru milik Perodua, dengan
prioritas penggunaan komponen lokal semaksimal mungkin, meskipun masih
mengadopsi desain dan teknologi dari mitra Jepang. Ini mencakup sistem
pengisian daya cepat dan fitur keselamatan standar EV modern.
Baca juga: Cara Aman Isi Daya Mobil Listrik di Rumah: Hindari Risiko dengan Langkah Tepat
Peluncuran QV-E
ini diproyeksikan memberikan dampak positif yang signifikan bagi perekonomian
Malaysia, yang tengah berupaya keras mencapai target 15 persen penjualan
mobil listrik pada tahun 2030. Melalui produksi lokal, pemerintah berharap
dapat menciptakan ribuan peluang kerja baru di sektor manufaktur dan sepanjang
rantai pasok baterai. PM Anwar Ibrahim menyebut ini sebagai bukti nyata
kapabilitas talenta lokal. "Saya sangat bangga sebagai rakyat Malaysia
menyaksikan keberhasilan perusahaan lokal mewujudkan kehadiran Kendaraan
Listrik Pertama (EV) Perodua, yang dikenal sebagai QV-E," ungkapnya.
Dalam konteks regional ASEAN, langkah Malaysia ini semakin memperkuat posisinya sebagai pemain kunci dalam pasar EV, di mana penjualan mobil listrik di kawasan ini diproyeksikan akan mencapai 1 juta unit pada tahun 2030. Ini juga merupakan tantangan serius terhadap dominasi impor dari China dan Jepang, sekaligus mendukung upaya transisi energi hijau di kawasan. Bagi Indonesia, yang memiliki target serupa, inisiatif ini menjadi inspirasi untuk mempercepat produksi EV lokal, baik dari pabrikan nasional seperti Esemka maupun pemain domestik lainnya seperti Wuling.
Baca juga: Sangat Canggih! Mobil Tesla Bisa Jalan Sendiri dari Pabrik ke Rumah Pembeli
Prospek Masa Depan
Peluncuran QV-E menandai dimulainya era baru bagi industri otomotif Malaysia, dengan potensi besar untuk melakukan ekspor ke negara-negara ASEAN lainnya. Dengan sinergi antara dukungan pemerintah dan keahlian talenta lokal, Malaysia kini siap berpartisipasi penuh dalam tren EV global. Bagi kawasan Asia Tenggara, ini menjadi teladan bagaimana kolaborasi dan inisiatif domestik dapat mempercepat transisi hijau, sambil secara simultan menciptakan peluang ekonomi yang berkelanjutan.
Baca berita dan artikel lainnya di Google News
(AA/ZA)


Tinggalkan Komentar