4 Alasan Orang Indonesia Tidak Menerima Crypto

Nusa Finance . April 15, 2024
Sumber foto: Freepik

Cryptocurrency yang digadang - gadang dapat menggantikan sistem keuangan global dan telah terbukti membuka peluang investasi bagi banyak orang ternyata baru dimanfaatkan oleh segelintir orang di Indonesia. Kira - kira apa saja yang menjadi penghambatnya?


Berdasarkan data dari Consensys (2023) yang melakukan survey terhadap 1015 orang Indonesia, ditemukan bahwa 4 hambatan utama orang Indonesia untuk menggunakan cryptocurrency adalah keterbatasan pengetahuan, teknologi yang terlalu canggih, risiko yang tinggi, serta keraguan akibat banyaknya kasus penipuan.

Artikel ini akan membahas lebih lanjut mengenai 4 hambatan tersebut dan tips untuk mengatasinya agar masyarakat Indonesia bisa merasakan manfaat dari crypto secara langsung!

1. Kurangnya Pengetahuan: Tidak Tahu Harus Mulai Dari Mana

Sebanyak 52% responden mengatakan bahwa mereka kesulitan menerima aset kripto, karena tidak tahu harus memulai dari mana. Memang nyatanya, untuk bisa masuk dalam industri kripto diperlukan persiapan yang matang. Banyak hal yang harus dipelajari, mulai dari mengenal teknologi yang mendukung kripto, mengenal jenis aset kripto, hingga potensi serta risiko yang bisa terjadi. 

Saat ini, pengetahuan terkait dasar-dasar kripto dapat dengan mudah dicari di internet. Mulai dari pembahasan dalam artikel online, video youtube, hingga konten di instagram. Sudah banyak media dan projek - projek lokal yang menyediakan referensi menggunakan bahasa Indonesia. Ikut dalam diskusi online dengan komunitas kripto dan projek lokal juga dapat menjadi opsi untuk memperoleh informasi terbaru terkait kripto, salah satunya seperti komunitas Nusa Finance. 

Pemerintah Indonesia juga sudah menyediakan wadah bagi masyarakat untuk bisa mengenal kripto lebih jauh, yakni salah satunya melalui agenda Bulan Literasi Kripto. Event ini diadakan selama satu bulan penuh, yang berisi berbagai diskusi panel secara online dan offline membahas perkembangan aset kripto di Indonesia. 

Pengetahuan terkait industri kripto maupun keuangan digital lainnya sangat penting untuk ditingkatkan demi terwujudnya ekonomi Indonesia yang lebih baik.

2. Teknologi Yang Terlalu Canggih: Terbatas Untuk Orang Yang Bisa Teknologi Saja

43% responden menganggap bahwa kripto hanya diperuntukkan bagi orang yang memiliki keahlian teknologi tinggi, karena kripto didasarkan pada teknologi mutakhir seperti blockchain, sehingga orang awam akan sulit untuk mengikuti perkembangan industri kripto tersebut.

Teknologi telah hadir dalam kehidupan sehari-hari, terlepas masyarakat dapat menerima perubahan ini ataupun tidak, kita harus terbiasa dan tetap mengikuti tren tersebut. Namun, perkembangan ini pastinya sudah dirancang untuk mempermudah aktivitas kita, yakni dengan menggunakan interface atau tampilan yang mudah dimengerti.

Begitu pula di industri kripto, para pengembang dari berbagai proyek berlomba-lomba untuk menciptakan platform yang mudah digunakan, misalnya dengan menyediakan tutorial penggunaan aplikasi, menyediakan bot, informasi hasil analisis teknikal, dan lain sebagainya. Pengguna tidak perlu mengerti soal programming ataupun coding, melainkan hanya butuh kondisi internet yang baik.  Hal ini sesuai dengan visi dari teknologi blockchain yaitu terbuka untuk semua orang.

3. Terlalu Volatil Dan Berisiko Tinggi

Sumber foto: Freepik

Sebanyak 42% responden terlalu takut untuk terjun ke industri kripto karena kondisi pasar yang memiliki risiko tinggi dan volatilitas harga yang sangat tidak menentu. 


Industri kripto dikenal dengan harga aset yang sangat fluktuatif, harganya dapat berubah naik ataupun turun dalam waktu yang cepat. Volatilitas harga kripto dipengaruhi oleh banyak hal, diantaranya berita pasar, regulasi, serta sentimen pasar. 

Terdapat berbagai solusi yang bisa dilakukan oleh investor kripto agar tetap bisa memperoleh keuntungan dari aset kripto dengan risiko yang lebih rendah, yaitu dengan memilih aset kripto jenis stablecoin dan juga melakukan strategi DCA.

Stablecoin adalah jenis aset kripto yang dirancang untuk mengalami sedikit fluktuasi nilai, sehingga nilainya tetap stabil. Stablecoin didasarkan pada teknologi blockchain, seperti halnya dengan cryptocurrency lainnya, tetapi nilainya diikat pada aset lain maupun mata uang yang lebih stabil, seperti Dolar AS atau emas, yang membantu menjaga nilainya tetap stabil. 

Strategi DCA atau Dollar Cost Averaging adalah metode investasi di mana investor membeli aset kripto dengan jumlah dana tetap secara rutin sesuai jangka waktu yang ditentukan, misalnya bulanan atau mingguan. Strategi ini dapat meminimalisir risiko kerugian dari pergerakan harga yang terjadi karena modal yang investor keluarkan akan menjadi rata-rata bila dilakukan dalam jangka panjang secara konsisten. Harapannya, harga beli rata-rata bisa lebih rendah dibandingkan nilai dari aset tersebut.

Kedua solusi ini cocok dilakukan untuk jangka panjang, karena investor tidak perlu terus-menerus memantau pasar atau membuat keputusan berdasarkan pergerakan harian aset, sehingga investasi menjadi lebih mudah dan mengurangi stres.

4. Terlalu Banyak Penipuan

Tidak ada teknologi yang dapat terbebas dari segala bentuk kejahatan atau penipuan, dan faktor inilah yang membuat 34% responden enggan masuk dalam industri crypto.

Kejahatan pada industri kripto umumnya dilakukan demi memperoleh keuntungan dari para korban. Terdapat beberapa macam kejahatan kripto, diantaranya:

  • Flash loan attack, yaitu manipulasi smart contract pada layanan peminjaman dana tanpa memberikan jaminan. Para penyerang dapat meminjam jumlah besar melalui pinjaman ini dan menggunakannya untuk memanipulasi pasar atau mengeksploitasi kelemahan dalam protokol.
  • Phishing, pencurian informasi melalui manipulasi identitas. Pelaku biasanya menggunakan media sosial, website, pesan pribadi atau e-mail dan berpura-pura sebagai perusahaan resmi atau tokoh terkenal untuk memancing korban agar memberikan informasi sensitif.
  • Rug pull, di mana developer atau pengembang meninggalkan proyek yang mereka buat, setelah sebelumnya mengumpulkan dana dari investor.

Untuk mencegah dan meminimalisir terkena risiko kejahatan di kripto, pengguna harus selalu melakukan riset mendalam terkait suatu proyek dan aset yang ditawarkan. Pilihlah proyek yang sudah terjamin, misalnya yang sudah terdaftar di Bappebti seperti Nusa Finance. Pengguna juga harus menjaga segala bentuk informasi pribadi, seperti private key, seed phrase, dan semacamnya. Pengguna harus selalu waspada dan memperdalam pengetahuan, tren terbaru terkait potensi dan modus kejahatan, agar tidak mudah tergoda oleh keuntungan semata.

Tentang Nusa Finance


Dokumentasi: Nusa Finance

Nusa Finance adalah platform Web3 penyedia layanan keuangan terdesentralisasi terlengkap pertama dari Indonesia. Fitur unggulan Nusa adalah pasar pinjaman kripto dimana pengguna dapat meminjamkan, dan menjaminkan aset kripto untuk membantu proses trading. Nusa bertujuan untuk membuat platform Web3 mudah diakses oleh siapa saja.


Kenali Nusa Finance lebih lanjut

Penjelasan lengkap : Docs Nusa Finance

Kunjungi website : Nusa Finance

Bergabung di komunitas : Nusa Finance Indonesia 

Referensi

Consensys. (2023, June). Executive Summary - Indonesia A Global Survey On Crypto and Web3. Consensys. Retrieved March 12, 2024, from https://consensys.io/insight-report/web3-and-crypto-global-survey-2023#download-report

Dirgantara, H. (2023, February 28). Jenis-Jenis Crypto Attack dan Cara Menghindarinya. Pintu. Retrieved March 11, 2024, from https://pintu.co.id/academy/post/jenis-jenis-crypto-attack

Giovanny, A. (2023, February 2). Bulan Literasi Kripto Resmi Meluncur, Ini Harapan Bappebti. Coinvestasi. Retrieved March 11, 2024, from https://coinvestasi.com/berita/bulan-literasi-kripto-resmi-meluncur-untuk-edukasi-masyarakat

Ivanontech. (2020, December 15). 9 Reasons Why Crypto and Blockchain Education Is Becoming So Important. Moralis Academy. Retrieved March 11, 2024, from https://academy.moralis.io/blog/9-reasons-why-crypto-and-blockchain-education-is-becoming-so-important

Jones, W. (2023, July 3). 7 Reasons Why You Don’t Have to be Tech-Savvy to Transact in Cryptocurrencies. Crypto Adventure. Retrieved March 11, 2024, from https://cryptoadventure.com/crypto-market-gains-300b-as-institutional-investors-re-enter-the-market/

author0
teknologi id bookmark icon
author

Nusa Finance

Nusa Finance

Tinggalkan Komentar

0 Komentar