Teknologi.id - Di era teknologi yang semakin maju, banyak hal yang dulunya dianggap sebagai fiksi ilmiah kini mulai menjadi kenyataan. Salah satu inovasi terbaru yang membuat gelombang di dunia teknologi adalah kemampuan berkomunikasi melalui mimpi.
Startup asal San Francisco,
REMSpace, mengklaim telah berhasil menciptakan teknologi yang memungkinkan dua
orang berbicara satu sama lain saat mereka tertidur dan bermimpi.
Teknologi Komunikasi dalam Mimpi
REMSpace menyebut metode ini sebagai "dimensi baru
komunikasi". Dengan menggunakan perangkat khusus yang dipasang di kepala,
mereka dapat mengirim pesan kepada dua orang yang sedang tidur. Proses ini
melibatkan pengumpulan data polysomnographic, termasuk gelombang otak dan detak
jantung, yang kemudian dikirimkan melalui WiFi.
CEO REMSpace, Michael Raduga, menyatakan, "Sebelumnya, komunikasi di dalam mimpi masih seperti fiksi ilmiah. Nantinya, fitur ini akan menjadi wajar dan kita akan sulit membayangkan hidup kita tanpa teknologi ini." Hal ini menunjukkan bahwa mereka memiliki visi jangka panjang untuk mengubah cara manusia berinteraksi dalam keadaan sadar maupun tidak sadar.
Baca juga: Inilah Teknologi Pengganti Smartphone Versi Mark Zuckerberg dan Elon Musk
Cara Kerja Teknologi REMSpace
Dalam eksperimen yang dilakukan oleh REMSpace, dua peserta
diuji dengan menggunakan perangkat yang terpasang di kepala. Saat peserta
pertama memasuki tahap "mimpi sadar" atau lucid dream, perangkat
tersebut mengirimkan pesan berupa "kata rahasia". Peserta kemudian
mengulangi kata tersebut dalam mimpinya melalui ekspresi wajah dan suara, yang
direkam oleh server.
Setelah itu, ketika peserta kedua juga memasuki tahap mimpi
sadar, mereka "menerima" pesan yang telah dikirim sebelumnya. Server
REMSpace akan mendeteksi balasan dari peserta dan mengonfirmasi bahwa mereka
telah berhasil berkomunikasi. Dengan cara ini, dua orang bisa berbicara dan
bertukar informasi meskipun mereka tidak berada di dunia nyata.
Bahasa Mimpi: Remmyo
Menariknya, pesan yang dikirim bukanlah dalam bahasa Inggris
atau bahasa lainnya. REMSpace menggunakan bahasa khusus yang mereka sebut
"Remmyo", yang merupakan bahasa mimpi yang bisa dideteksi menggunakan
perangkat pencari pola EMG dari gerakan otot wajah. "Saat Anda berbicara
dalam bahasa ini di mimpi, kami bisa mendengar Anda dan menghubungkan kedua
mimpi," kata Raduga.
Dengan cara ini, teknologi ini tidak hanya menawarkan cara
baru untuk berkomunikasi, tetapi juga membuka pintu bagi penelitian lebih
lanjut tentang bagaimana otak manusia bekerja saat bermimpi. Hal ini dapat
memberikan wawasan baru dalam bidang psikologi dan neurosains.
Dampak Potensial Teknologi Ini
Inovasi ini memiliki banyak potensi aplikasi di berbagai
bidang. Misalnya, dalam terapi psikologis, pasien dapat berbagi pengalaman
mimpi mereka dengan terapis secara langsung, membantu proses penyembuhan. Di
dunia pendidikan, teknologi ini bisa digunakan untuk menciptakan pengalaman
belajar yang lebih mendalam, memungkinkan siswa untuk menjelajahi konsep-konsep
dalam mimpi mereka dan berbagi penemuan dengan teman-teman.
Namun, ada juga beberapa tantangan yang perlu dihadapi. Pertanyaan etis tentang privasi dan keamanan data menjadi sangat penting. Apa yang terjadi jika mimpi seseorang direkam tanpa persetujuan? Apakah komunikasi ini akan mengubah cara kita berinteraksi di dunia nyata?
Baca juga: Elon Musk Disebut Pernah Jadi Pekerja Ilegal di AS
Remaja dan Mimpi: Menciptakan Ruang Komunikasi Baru
Reaksi terhadap teknologi ini beragam. Banyak remaja dan
anak muda yang merasa excited dengan kemungkinan berkomunikasi dalam mimpi.
Mereka melihat ini sebagai cara untuk menjalin hubungan yang lebih dalam dengan
teman-teman atau pasangan. Namun, ada juga yang skeptis dan mempertanyakan
apakah teknologi ini benar-benar diperlukan.
"Ngobrol dalam mimpi? Itu terdengar keren, tapi saya
lebih suka berbicara langsung dengan teman-teman saya," kata salah satu
remaja yang diwawancarai.
Meskipun saat ini komunikasi lewat mimpi masih dalam tahap eksperimen, teknologi yang dikembangkan oleh REMSpace menunjukkan potensi yang sangat besar untuk mengubah cara kita berinteraksi. Dengan pemahaman lebih dalam tentang bagaimana mimpi dan otak manusia bekerja, kita bisa memasuki era baru di mana komunikasi tidak lagi terbatas pada dunia nyata.
Jika teknologi ini berhasil diterapkan secara luas, kita
mungkin akan melihat perubahan signifikan dalam cara manusia berinteraksi dan
berbagi pengalaman. Dengan segala potensi dan tantangannya, dunia komunikasi
mimpi ini layak untuk disimak lebih lanjut.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google
News
(emh)
Tinggalkan Komentar