Foto: BBC
Teknologi.id – Gelombang panas ekstrem
tengah melanda sebagian wilayah Amerika Serikat dan Kanada. Gelombang panas ini
menyebabkan ratusan korban meninggal dunia. Menurut ilmuwan, fenomena ini merupakan
pertanda jelas bahwa perubahan iklim adalah persoalan nyata.
Melansir dari BBC, gelombang panas
mematikan ini merupakan peristiwa yang biasanya terjadi sekali dalam seribu
tahun. Namun, fenomena ini akan semakin sering terjadi seiring peningkatan suhu
dunia akibat perubahan iklim.
Hal tersebut diambil dalam sebuah penelitian
terbaru oleh 27 peneliti internasional yang merupakan bagian dari World Weather
Attribution.
Jika manusia tidak mempengaruhi iklim sampai sejauh ini, maka peristiwa gelombang panas ekstrem 150 kali cenderung tidak akan terjadi.
Baca juga: Ilmuwan Ingin Tiru Jupiter & Saturnus Ciptakan Hujan Helium
Gelombang panas di Kanada memang cukup
mengejutkan karena naik lebih dari 4 derajat Celcius. Rekor suhu tertinggi
Kanada sebelumnya 45 derajat Celcius. Beberapa hari lalu, Desa Lytton di
British Columbia mencatat rekor baru dengan suhu 49,6 derajat Celcius.
Di Negara Bagian Oregon dan
Washington, Amerika Serikat serta bagian barat Kanada, beberapa kota tembus
suhu jauh di atas 40 derajat. Ratusan orang dilaporkan meninggal karenanya dan
jumlah pasien di rumah sakit meningkat.
Penyebabnya adalah fenomena kubah
panas. Kubah panas pada dasarnya adalah fenomena cuaca di mana kondisi tekanan
tinggi atmosfer menjebak udara yang datang dari Samudra Pasifik, menciptakan
ruang udara dan mengompresinya ke bawah, membuat suhu semakin panas.
"Ibaratnya ini adalah pompa
sepeda. Jika Anda memompa udara ke ban sepeda, maka udaranya menjadi hangat,"
ucap Philip Mote, profesor cuaca di Oregon State University.
Kondisi tersebut juga mencegah terbentuknya awan, sehingga radiasi dari sinar Matahari leluasa memancar. "Kita pernah melihat fenomena semacam ini sebelumnya, tapi kali ini jauh lebih kuat," tambahnya.
(MIM)
Tinggalkan Komentar