Ilmuwan China Berhasil Bikin Jantung Manusia Berdetak di Embrio Babi

Teknologi.id . June 20, 2025
Foto: AI DIA News


Teknologi.id - Sebuah terobosan besar di dunia sains datang dari China. Untuk pertama kalinya, ilmuwan berhasil membuat embrio babi yang mengandung sel manusia yang berkembang menjadi jantung tahap awal — dan yang lebih mengejutkan, jantung tersebut benar-benar berdetak.

Penemuan ini dipresentasikan dalam pertemuan International Society for Stem Cell Research di Hong Kong baru-baru ini. Embrio tersebut mampu bertahan hidup hingga 21 hari.

Baca juga: Terobosan Medis, Ilmuwan Jepang Ciptakan Darah Buatan yang Cocok untuk Semua Golongan

Tujuan: Solusi Krisis Organ Transplantasi

Penelitian ini merupakan bagian dari upaya jangka panjang untuk mengatasi kelangkaan organ transplantasi. Dengan menumbuhkan organ manusia di dalam tubuh hewan — dalam hal ini babi — para ilmuwan berharap suatu hari nanti bisa memproduksi organ manusia yang siap dipakai untuk transplantasi.

Pendekatan ini dikenal sebagai "chimera manusia-hewan", yakni menggabungkan dua jenis sel dari spesies berbeda dalam satu organisme.

Kenapa Pilih Babi?

Babi dipilih karena ukuran dan bentuk organ dalam tubuhnya mirip dengan manusia. Dalam studi ini, tim yang dipimpin oleh Lai Liangxue dari Guangzhou Institutes of Biomedicine and Health mengubah sel punca manusia agar bisa lebih bertahan dan berkembang dalam embrio babi.

Untuk memungkinkan jantung manusia tumbuh, para ilmuwan menonaktifkan dua gen penting pada babi yang biasanya berperan dalam pembentukan jantung. Setelah itu, mereka menyuntikkan sel manusia ke dalam embrio babi pada tahap awal. Embrio itu lalu ditanamkan ke rahim babi betina dan dibiarkan berkembang selama 21 hari.

Hasilnya? Jantung berukuran kira-kira ujung jari, dengan sel-sel manusia yang terdeteksi melalui penanda khusus — dan jantung itu berdetak.

Baca juga: China Kembangkan Teknologi Implan Otak Canggih, Kini Masuki Tahap Uji Klinis

Tantangan Etika dan Ilmiah

Meski menjanjikan, penelitian ini masih dalam tahap awal. Para ilmuwan belum bisa memastikan seberapa banyak sel manusia yang benar-benar menjadi bagian dari jaringan jantung tersebut.

Hal ini juga menimbulkan banyak pertanyaan etika. Sampai sejauh mana sel manusia bisa diintegrasikan ke dalam hewan? Apakah ini melanggar batas moral dalam ilmu pengetahuan?

Beberapa pakar seperti Hiromitsu Nakauchi dari Stanford University dan Hideki Masaki dari Institute of Science di Tokyo menekankan pentingnya pengawasan dan verifikasi atas asal-usul serta perkembangan sel manusia dalam eksperimen ini.

Jika organ dari chimera ini akan digunakan untuk transplantasi di masa depan, para ahli menyarankan organ tersebut harus seluruhnya terdiri dari sel manusia agar tak ditolak oleh sistem imun pasien.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.

(dwk)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar