Teknologi.id - Para peneliti kembali menciptakan terobosan luar biasa dalam dunia rekayasa genetik. Baru-baru ini, tikus berbulu lebat hasil modifikasi genetik telah lahir, dengan bulu tebal yang menyerupai rambut mammoth berbulu—spesies megafauna yang hidup selama Zaman Es terakhir.
Perusahaan bioteknologi Colossal Biosciences mengumumkan keberhasilan ini dengan merilis foto penampakan tikus berbulu pada Selasa (4/3). Proyek ini menjadi langkah awal dalam ambisi besar mereka untuk membangkitkan mammoth berbulu dari kepunahan pada tahun 2028.
Baca juga: Tak Perlu Kemoterapi, Inovasi Terbaru Bisa Ubah Sel Kanker Jadi Normal Kembali!
Bagaimana Peneliti Menciptakan Tikus Berbulu Lebat?
Untuk mencapai hasil ini, tim peneliti memodifikasi tujuh gen tikus, di mana enam di antaranya berperan dalam menentukan panjang, tekstur, dan warna bulu. Mereka tidak secara langsung memasukkan gen mammoth ke dalam tikus, melainkan memilih varian gen yang berhubungan dengan pertumbuhan rambut dan telah berevolusi secara alami pada mammoth berbulu.
"Kami belum mengambil gen mammoth dan memasukkannya ke tikus," kata Beth Shapiro, ahli biologi evolusi dan kepala sains di Colossal, seperti dikutip dari Live Science.
"Kami mencari varian gen yang kami anggap berguna pada mammoth dan kemudian menciptakan tikus yang memiliki banyak suntingan ini secara bersamaan."
Salah satu suntingan utama adalah pemblokiran gen FGF-5, yang berfungsi sebagai pengatur panjang rambut. Hasilnya? Tikus berbulu tiga kali lebih panjang dibandingkan tikus biasa!
Tak hanya itu, tim peneliti juga memberikan mutasi genetik yang membuat bulu tikus menjadi lebih bergelombang—menyerupai struktur rambut mammoth. Dengan menggunakan tiga teknik rekayasa genetik, mereka berhasil menggabungkan sejumlah mutasi dalam satu organisme.
"Ini jelas merupakan bukti bahwa Anda dapat menggabungkan beberapa mutasi ke dalam seekor tikus dan membuat rambutnya tampak seperti rambut mammoth," ujar Vincent Lynch, ahli biologi evolusi dari University of Buffalo yang tidak terlibat dalam penelitian ini.
Baca juga: Teknologi "Pembangkit Kematian" Garapan Startup Dimodali CIA, Begini Cara Kerjanya
Apakah Tikus Berbulu Ini Tahan Terhadap Suhu Dingin?
Selain memodifikasi bulu, tim juga mempelajari gen yang mengatur metabolisme lemak dan penyerapan asam lemak pada tikus. Mammoth berbulu bertahan di suhu ekstrem dengan lapisan lemak tebal di bawah kulitnya, sehingga tim Colossal ingin mereplikasi adaptasi ini pada tikus.
Namun, hingga saat ini, belum diketahui apakah tikus berbulu ini lebih tahan terhadap suhu dingin dibandingkan tikus biasa. Para peneliti akan melakukan pengujian lebih lanjut dalam beberapa bulan mendatang untuk memastikan hal tersebut.
Langkah Awal Menuju Kebangkitan Mammoth Berbulu
Keberhasilan menciptakan tikus berbulu menandai tonggak penting dalam proyek ambisius Colossal untuk membangkitkan mammoth berbulu dari kepunahan.
"Kami baru saja memulai penelitian ini pada tikus pada September 2024," ujar Ben Lamm, salah satu pendiri dan CEO Colossal.
"Kami tidak tahu mereka akan selucu ini."
Langkah selanjutnya dalam proyek ini adalah menciptakan embrio hibrida gajah-mammoth, dengan mengedit DNA gajah Asia (Elephas maximus)—kerabat terdekat mammoth berbulu. Namun, sebelum teknologi ini diterapkan pada gajah, para peneliti memilih untuk mengujinya terlebih dahulu pada tikus.

Baca juga: Telur atau Ayam Duluan? Ini Fakta Ilmiahnya!
"Model tikus sangat berguna dalam kasus ini, karena tidak seperti gajah yang masa kehamilannya berlangsung hingga 22 bulan, tikus memiliki masa kehamilan selama 20 hari," jelas Beth Shapiro.
Berkat masa kehamilan yang singkat, para peneliti dapat merancang dan mengkloning tikus berbulu dalam waktu hanya enam bulan.
Penemuan ini telah didokumentasikan dalam data pracetak di BioRxiv pada Selasa (4/3), meskipun masih menunggu tinjauan sejawat.
Mungkinkah Mammoth Berbulu Hidup Kembali?
Dengan kemajuan pesat dalam rekayasa genetik, impian untuk melihat mammoth berbulu kembali berkeliaran di habitat aslinya mungkin bukan lagi sekadar fiksi ilmiah. Jika penelitian ini terus berkembang, dunia mungkin akan menyaksikan kebangkitan spesies yang telah punah selama ribuan tahun.
Apakah ini awal dari era baru kebangkitan spesies punah? Kita tunggu kelanjutannya!
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.
(dwk)
Tinggalkan Komentar