Inilah Rahasia Starlink dan Satria-1 Tetap Menyala Saat Sumatera Dihantam Banjir!

Wildan Nur Alif Kurniawan . December 02, 2025

Foto: Radar Banyuwangi

Teknologi.id – Bencana banjir yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera, khususnya Provinsi Sumatera Utara, menimbulkan kerugian besar, termasuk kelumpuhan jaringan telekomunikasi. Ketika ratusan menara Base Transceiver Station (BTS) terpaksa mati akibat infrastruktur darat yang rusak terendam air dan longsor, layanan internet satelit Starlink muncul sebagai penyelamat konektivitas darurat. 

Perusahaan milik Elon Musk ini tidak hanya mampu mempertahankan layanannya berkat arsitektur jaringannya yang unik, tetapi juga memberikan respons kemanusiaan dengan menyediakan akses internet gratis bagi korban di wilayah terdampak hingga akhir Desember 2025. Langkah ini merupakan bagian dari upaya mitigasi digital bersama pemerintah Indonesia, yang juga mengerahkan satelit nasional Satria-1 di 10 titik krusial yaitu adalah:

  1. Bandara Pinangsori/Dr. Fredric Lumban Tobing, Kabupaten Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatra Utara.
  2. SMAN 1 Plus Matauli Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatra Utara.
  3. Dekat Masjid Baitul Gafur, Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh.
  4. Command Center, Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Aceh.
  5. Kantor Wali Kota Lhokseumawe, Kota Lhokseumawe, Provinsi Aceh.
  6. Kota Langsa, Provinsi Aceh.
  7. Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Aceh.
  8. Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh.
  9. Jorong Bukik Malanca, Nagari Malalak Timur, Kecamatan Malalak, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatra Barat.
  10. UPT BNPB Regional Sumatera Barat, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat.

Ilustrasi antena penerima sinyal internet satelit Satria-1. Foto: Komdigi

Kelumpuhan Jaringan Darat Akibat Bencana

Dampak bencana banjir di Sumatera Utara sangat signifikan terhadap sektor telekomunikasi. Dilaporkan, sebanyak 495 site atau sekitar 5,15 persen dari total 9.612 BTS di provinsi tersebut mati total. Gangguan masif ini segera memutus akses komunikasi ribuan warga di lokasi-lokasi terdampak, menghambat upaya koordinasi dan penyaluran informasi darurat. 

Dalam situasi normal, sebagian besar layanan internet dan telepon seluler bergantung pada jaringan kabel serat optik dan menara BTS darat. Ketika infrastruktur fisik ini hancur atau terendam air, koneksi otomatis terputus. Inilah mengapa dalam setiap skenario bencana, kebutuhan akan teknologi komunikasi alternatif yang resilient (tahan banting) menjadi sangat mendesak.

Baca juga: Gratiskan Starlink untuk Korban Banjir Sumatera, Elon Musk: Tak Etis Ambil Untung

Anatomis Starlink: Sistem LEO Sebagai Kunci Ketahanan

Kunci mengapa Starlink mampu tetap beroperasi saat jaringan darat lumpuh terletak pada arsitektur jaringannya yang sepenuhnya berbasis luar angkasa. Starlink menyelenggarakan akses internet melalui ribuan satelit Low Earth Orbit (LEO), yaitu satelit yang mengorbit dekat dengan Bumi, sekitar 550 km di atas permukaan.

Sistem ini sangat berbeda dengan sistem jaringan konvensional:

  • Tidak Bergantung Kabel: Starlink tidak membutuhkan jaringan kabel serat optik atau menara telekomunikasi sebagai penghubung primer.
  • Koneksi Langsung: Internet ditransmisikan langsung dari satelit-satelit LEO di luar angkasa ke antena khusus (Dishy) yang dipasang di lokasi pengguna.
  • Bebas Gangguan Darat: Karena koneksi internet ditransmisikan dari angkasa, layanan Starlink relatif tidak terdampak oleh gangguan fisik seperti putusnya kabel, rusaknya menara, atau banjir di darat. Selama antena pengguna (terminal) dapat dipasang dan mendapatkan daya listrik, koneksi akan tetap terjalin melalui konstelasi satelit di atas.

Dengan sekitar 10.000 satelit yang saat ini mengorbit rendah di Bumi, Starlink memiliki cakupan yang luas dan mampu menjangkau wilayah terpencil yang sulit terjamah oleh infrastruktur kabel optik, menjadikannya solusi ideal untuk bantuan bencana. 

Respons Kemanusiaan: Akses Internet Gratis

Selain keunggulan teknis, aspek kemanusiaan juga menjadi sorotan. Melalui akun X resminya, Starlink mengumumkan inisiatif memberikan layanan akses internet darurat gratis bagi pelanggan baru maupun lama di wilayah terdampak banjir Sumatera hingga akhir Desember 2025. 

Keputusan ini mendapat apresiasi luas, sejalan dengan pernyataan yang menyebut bahwa "Tidak Etis Ambil Untung dari Bencana". Starlink juga menegaskan kolaborasi dengan pemerintah Indonesia, khususnya Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), untuk mempercepat relokasi dan pemasangan terminal di wilayah yang mengalami kerusakan paling parah demi memulihkan akses komunikasi. Untuk memastikan bantuan ini tepat sasaran, Starlink menetapkan mekanisme akses:

  • Pelanggan Aktif: Layanan gratis diaktifkan secara otomatis.
  • Pelanggan Tertangguh/Dijeda: Koneksi dapat diaktifkan kembali secara gratis.
  • Pelanggan Baru di Wilayah Terdampak: Cukup membeli dan mengaktifkan perangkat, kemudian mengajukan tiket dukungan dengan mencantumkan keterangan "Dukungan Banjir Indonesia" untuk mendapatkan layanan tanpa biaya selama periode bantuan.

Baca juga: Elon Musk Gratiskan Internet Starlink untuk Korban Banjir Sumatera

Satria-1: Kekuatan Satelit Nasional Melengkapi

Di saat yang sama, pemerintah Indonesia menunjukkan kesiapan infrastruktur angkasa nasional. Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) tidak sepenuhnya bergantung pada bantuan asing. Komdigi mengerahkan Satelit Republik Indonesia (Satria-1), satelit internet pertama milik Indonesia, sebagai penopang komunikasi vital.

Satria-1 dikerahkan dengan memasang 10 titik layanan internet satelit darurat di lokasi-lokasi terdampak di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Satria-1 memang dirancang untuk menjangkau wilayah terpencil dan terdepan, serta teruji perannya sebagai tulang punggung komunikasi saat menghadapi kondisi darurat nasional. Dengan bersinerginya teknologi satelit global (Starlink) dan satelit nasional (Satria-1), upaya pemulihan komunikasi pascabencana di Sumatera dapat berjalan lebih cepat dan menyeluruh.

Baca berita dan artikel lainnya di Google News

(WN/ZA)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar