Meta Resmi Hapus Fitur Fact-checking di USA, Diduga Akibat Pengaruh Politik

Shafa Athirah . January 12, 2025


Foto: Newsweek

Teknologi.id - Mark Zuckeberg selaku CEO dari Meta resmi mengumumkan bahwa fitur Fact-Checking yang ada pada Meta akan diganti dengan fitur Community Notes yang mirip dengan X. Penghapusan fitur Fact-Checking yang dilakukan Meta hanya untuk USA ini tuai berbagai pro dan kontra.

Fact Checking sendiri merupakan diskusi terkait dengan verifikasi fakta di platform Meta, yang dalam beberapa tahun terkahir telah menjadi perhatian banyak pihak. Beberapa platform besar yang dimiliki Meta seperti Facebook, Instagram, dan WhatsApp, telah menghadapi berbagai tantangan terkait penyebaran informasi yang salah atau hoaks di media sosial. Meta bekerja sama dengan berbagai organisasi fact-checking independen untuk mencoba memverifikasi informasi yang beredar di platform mereka. Mereka memiliki program yang memberi label peringatan atau dibatasi distribusinya pada konten yang dianggap kurang valid atau menyesatkan.

Meta memperkenalkan program pengecekan faktanya pada tahun 2016 sebagai bagian dari upaya untuk mengekang informasi yang salah. Fitur ini diluncurkan sebagai tanggapan atas kritik terhadap peran Facebook dalam menyebarkan informasi palsu selama pemilihan presiden AS 2016. Pada sebuah pernyataan di tahun 2023, Meta mengatakan program pengecekan fakta telah "diperluas untuk mencakup hampir 100 organisasi yang bekerja dalam lebih dari 60 bahasa secara global."

Sejak kemenangan Trump atas Kamala Harris pada pemilihan umum November lalu, Meta dan perusahaan teknologi besar lainnya berusaha untuk menciptakan hubungan baik dengan pemerintahan yang akan datang. Pada bulan Desember, misalnya, Meta menyumbangkan $ 1 juta untuk dana perdana Trump, sementara Zuckerberg makan bersamanya di perkebunannya di Mar-a-Lago. 

Gerakan semacam itu tampaknya ditujukan untuk memperbaiki hubungan Meta dengan Trump, yang memburuk setelah Trump dilarang dari Facebook menyusul serangan 6 Januari di Capitol AS pada tahun 2021, ketika perusahaan memutuskan bahwa postingannya di platform Facebook telah membantu mendorong kekerasan hari itu.

Dalam video yang diunggah oleh Mark Zuckeberg di sosial medianya menekankan bahwa pemilihan umum di Amerika Serikat memiliki pengaruh besar pada keputusan perusahaan. Perubahan itu terjadi tepat sebelum Presiden terpilih Donald Trump akan menjabat. Trump dan Partai Republik lainnya telah mengecam Zuckerberg dan Meta atas apa yang mereka lihat sebagai pembungkaman suara-suara sayap kanan.

Zuckerberg mengatakan organisasi Fact-Checking telah terbukti "bias" dalam memilih konten untuk dimoderasi dan menambahkan bahwa dia ingin memastikan kebebasan berbicara di semua platform. "Sudah waktunya untuk kembali ke asal kita terkait kebebasan berekspresi," tulisnya dalam postingan dengan video berdurasi lima menit.

"Sistem kami melampirkan konsekuensi nyata dalam bentuk label yang mengganggu dan mengurangi distribusi. Sebuah program yang dimaksudkan untuk menginformasikan terlalu sering menjadi alat untuk menyensor."

Dalam video yang diunggahnya tersebut, Zuckeberg menganggap bahwa organisasi yang melakukan Fact-Checking sering menyembunyikan atau menyensor fakta-fakta yang diinformasikan. 

Perusahaan juga mengubah kebijakan moderasi kontennya menjadi seputar topik politik dan membatalkan perubahan yang mengurangi jumlah konten politik dalam feeds pengguna, kata Zuckerberg.

Perubahan tersebut akan memengaruhi Facebook dan Instagram serta Threads, merupakan platform media sosial terbesar di dunia, yang masing-masing memiliki miliaran pengguna.

Beberapa organisasi pemeriksa fakta telah mengkritik langkah tersebut, dengan mengatakan itu tidak perlu dan didorong secara politik.

"Fakta bukanlah sensor. Pemeriksa fakta tidak pernah menyensor apa pun, dan Meta selalu memegang kartunya," kata Neil Brown, presiden Poynter Institute. "Sudah waktunya untuk berhenti menggunakan bahasa yang menghasut dan palsu dalam menggambarkan peran jurnalis dan pemeriksaan fakta."

"Kami telah mempelajari berita seperti yang dimiliki semua orang hari ini. Ini adalah pukulan keras bagi komunitas pemeriksa fakta dan jurnalisme. Kami sedang menilai situasinya," kata kantor berita AFP, yang mengoperasikan AFP Fact Check, dalam sebuah pernyataan.

Hingga saat ini, belum ada konfirmasi dari Zuckeberg terkait kapan waktu peluncuran Community Notes pada Facebook, Instagram, maupun Threads. 

Terakhir, dalam videonya Zuckerberg mengatakan Meta akan bekerja dengan pemerintahan Trump yang akan datang untuk mempromosikan kebebasan berbicara di seluruh dunia. Dia tidak merinci langkah-langkah apa pun menuju tujuan itu.

"Kami akan bekerja dengan Presiden Trump untuk mendorong kembali pemerintah di seluruh dunia yang mengejar perusahaan Amerika dan mendorong untuk menyensor lebih banyak," katanya, menambahkan bahwa berbagai negara telah menindak speech tertentu secara online.

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar