Meta Dituduh “Nguping” Pengguna, Bos Instagram Angkat Bicara, “Itu Mustahil!”

Mohammad Owen . October 07, 2025

Sumber: Dokumentasi Adweek

Teknologi.id – Pernah nggak kamu ngobrol santai, misalnya, “Aku pengin beli sepatu lari baru,” lalu tak lama muncul iklan sepatu di Instagram? Banyak orang langsung curiga, “Wah, Meta nguping nih lewat mikrofon!”

Namun menurut Adam Mosseri, bos Instagram, itu hanyalah teori konspirasi klasik tanpa dasar kuat. Lewat unggahan di akun Instagram pribadinya, Mosseri menegaskan bahwa Meta tidak pernah mendengarkan percakapan pengguna atau menggunakan mikrofon ponsel untuk menargetkan iklan.

“Kalau kami nguping, kalian pasti tahu,” ujar Mosseri dengan nada santai tapi tegas.

Baca juga: WhatsApp Siapkan Fitur Username, Pengguna Bisa “Booking” Nama Akun Sendiri!

Dua Alasan Logis Meta Tak Bisa Nguping Pengguna

Mosseri menjelaskan bahwa secara teknis mustahil Meta mendengarkan percakapan pengguna tanpa diketahui. Ada dua alasan kuat:

  1. Lampu indikator mikrofon akan menyala setiap kali mikrofon aktif. Jika Meta benar “menguping”, pengguna Android dan iPhone pasti langsung menyadarinya.

  2. Baterai akan cepat habis jika mikrofon terus menyala. Ini jelas akan memicu kecurigaan pengguna.

Kenapa Iklan Instagram Bisa Terlalu Tepat Sasaran?

Kalau bukan karena mikrofon, lalu kenapa iklan terasa sangat akurat—seolah tahu isi kepala kita?

Mosseri menjelaskan bahwa sistem iklan Meta bekerja lewat data perilaku pengguna dan algoritma AI.

  • Pengiklan membagikan data siapa saja yang pernah mengunjungi situs mereka.

  • Meta kemudian menampilkan iklan kepada pengguna dengan minat serupa.

Contohnya, kalau temanmu sering mencari “sepatu lari” dan kamu mengikuti akun serupa, algoritma Meta akan menebak kamu juga tertarik hal yang sama. Jadi bukan karena Meta mendengarkan percakapan, melainkan karena AI membaca pola digital kamu dan orang-orang di sekitarmu.

Meta Kini Gunakan Data AI untuk Iklan yang Lebih Personal

Ironisnya, klarifikasi Mosseri muncul bertepatan dengan kebijakan privasi baru Meta. Mulai 16 Desember 2025, Meta akan menggunakan data dari interaksi pengguna dengan produk AI-nya, seperti Meta AI, untuk menargetkan iklan.

Artinya, kalau kamu sering curhat ke chatbot AI tentang hobi atau minat tertentu, iklan yang muncul akan makin relevan. Bukan karena Meta menguping, tapi karena sistem AI-nya mempelajari pola dari obrolanmu sendiri.

Langkah ini dinilai sebagai pedang bermata dua: meningkatkan pengalaman pengguna, tapi juga memicu kekhawatiran privasi digital.

Isu Lama yang Tak Pernah Hilang

Tuduhan bahwa Meta mendengarkan percakapan pengguna sudah muncul sejak 2016.
Bahkan Mark Zuckerberg pernah bersaksi di depan Kongres AS dan membantah keras tuduhan itu. Meski begitu, teori konspirasi ini terus hidup karena banyak pengguna merasa iklan yang muncul terlalu “kebetulan”.

Mosseri menyebut fenomena ini sebagai confirmation bias — kecenderungan otak manusia mencari bukti yang menguatkan keyakinannya.

“Kamu mungkin pernah melihat iklan itu sebelumnya tapi tidak sadar. Ketika topik itu muncul lagi, kamu merasa seolah Meta mendengar kamu,” jelas Mosseri.

Privasi, AI, dan Masa Depan Iklan Digital

Meski Meta berulang kali menolak tuduhan “menguping”, kebijakan barunya tentang penggunaan data AI akan memunculkan perdebatan etika baru:

  • Seberapa jauh perusahaan boleh mengenal penggunanya?

  • Apakah data curhatan pribadi ke chatbot bisa dianggap aman?

Namun, langkah ini juga menandai era baru dunia digital—di mana iklan menjadi lebih cerdas, personal, dan kontekstual. Alih-alih melihat iklan acak, pengguna akan disuguhi konten promosi yang benar-benar sesuai dengan minat dan kebutuhan mereka.

Baca juga: Pemuda Ajaib yang Direkrut Zuckerberg Disebut Bikin Kekacauan di Meta

Kesimpulan

Meta menegaskan tidak pernah menggunakan mikrofon untuk memata-matai pengguna.
Namun, dengan kebijakan privasi barunya yang memanfaatkan data AI untuk iklan personal, tantangan privasi digital ke depan jelas akan semakin kompleks.

Iklan masa depan bukan lagi tentang siapa yang paling keras berteriak, tapi siapa yang paling mengenal penggunanya — bahkan lewat obrolan dengan AI.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.

(mo)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar