
Teknologi.id – Taiwan resmi menolak permintaan Amerika Serikat (AS) yang ingin memindahkan separuh produksi chip canggih dunia ke wilayah Amerika. Langkah ini menegaskan bahwa industri semikonduktor tetap menjadi aset vital dan strategi pertahanan utama Taiwan yang tidak bisa dipindahtangankan begitu saja.
Wakil Perdana Menteri Taiwan, Cheng Li-chiun, menegaskan bahwa pemerintah tidak pernah menyetujui pembagian kapasitas produksi chip dengan AS.
“Tim negosiasi kami tidak pernah berkomitmen untuk membagi produksi chip sebesar 50 persen. Jadi masyarakat bisa merasa tenang,” ujarnya dikutip dari CNN.
Baca juga: Panas! Taiwan Tuding China Sengaja Rusak Kabel Internet Bawah Laut
Semikonduktor: Jantung Ekonomi dan Perisai Taiwan
Industri semikonduktor telah lama menjadi tulang punggung ekonomi Taiwan sekaligus “perisai tak kasat mata” di panggung geopolitik global. Chip buatan Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC) digunakan di berbagai perangkat penting dunia — mulai dari ponsel pintar, laptop, kecerdasan buatan (AI), hingga sistem persenjataan modern.
TSMC sendiri merupakan produsen chip terbesar di dunia, memasok kebutuhan perusahaan raksasa seperti Apple, Nvidia, dan AMD. Dominasi ini membuat Taiwan bukan sekadar pemain industri, melainkan kekuatan teknologi global yang sulit digantikan.
Banyak analis menilai bahwa selama Taiwan menguasai produksi chip global, dunia internasional memiliki kepentingan untuk menjaga stabilitas Taiwan — terutama dari ancaman eksternal seperti Tiongkok.
Kekhawatiran Amerika Serikat
Di sisi lain, Washington menilai ketergantungan tinggi pada chip Taiwan sebagai risiko besar terhadap keamanan nasional. Situasi geopolitik yang dinamis, terutama ketegangan di Selat Taiwan, membuat AS khawatir akan stabilitas rantai pasok teknologi global.
Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick, bahkan secara terbuka meminta agar Taiwan memindahkan sebagian kapasitas produksinya ke Amerika Serikat.
“Jika hampir semua chip ada di Taiwan, bagaimana kami bisa melindunginya? Jika sebagian ada di Amerika, kami punya kapasitas untuk bertindak bila diperlukan,” ujarnya kepada NewsNation.
AS memandang chip bukan lagi sekadar komoditas industri, melainkan aset strategis nasional yang berkaitan langsung dengan kekuatan ekonomi dan militer.
Ambisi Chip Amerika dan Penolakan Taiwan
Pemerintahan Trump sebelumnya telah menetapkan target agar pangsa chip buatan AS mencapai 40–50 persen pasar global. Melalui kebijakan ini, Washington ingin mengurangi ketergantungan pada Taiwan dan memperkuat daya saing teknologi dalam negeri.
Namun, bagi Taiwan, permintaan itu sulit diterima. Banyak pengamat menilai pemindahan separuh kapasitas produksi justru akan melemahkan posisi strategis Taiwan di mata dunia. Oposisi politik di Taipei juga menilai desakan Washington terlalu jauh dan berpotensi merugikan kepentingan nasional Taiwan.
Penolakan ini menambah lapisan baru dalam hubungan dagang kedua negara. Meski AS adalah mitra strategis utama Taiwan, isu semikonduktor tetap menjadi topik sensitif dan penuh perhitungan politik.
Baca juga: CEO Nvidia: Chip China Tinggal Hitungan Nanodetik di Belakang AS
Kesimpulan: Chip Jadi Kunci Perang Teknologi Global
Bagi Taiwan, chip adalah jantung ekonomi dan aset keamanan nasional.
Bagi Amerika Serikat, chip adalah kunci stabilitas rantai pasok global dan senjata utama dalam persaingan teknologi dengan Tiongkok.
Perbedaan kepentingan inilah yang membuat isu chip global semakin kompleks — dan menjadikan Taiwan tetap berada di pusat peta geopolitik dunia.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.
(fs)

Tinggalkan Komentar