.jpg&size=720x400)
Teknologi.id - Di tengah ketegangan geopolitik yang belum mereda, Rusia kembali mengambil langkah tegas dalam mengatur arus komunikasi digital warganya. Pemerintah mengumumkan bahwa aplikasi pesan MAX, yang dikembangkan oleh perusahaan teknologi lokal VK dan didukung penuh oleh negara, akan menjadi aplikasi wajib di semua ponsel dan tablet yang dijual di Rusia mulai 1 September.
Langkah ini bukan sekadar kebijakan teknis, tetapi bagian dari strategi lebih luas untuk membentuk ekosistem digital yang terkontrol, terintegrasi, dan diawasi. MAX bukan hanya aplikasi pesan instan, tetapi simbol bagaimana negara ingin mengatur ulang hubungan antara teknologi, privasi, dan kedaulatan informasi.
Baca juga: Matt Deitke, Ilmuwan 24 Tahun yang Dibayar Rp4 Triliun oleh Meta untuk AI Super
MAX: Saingan WhatsApp dengan Wajah Nasionalis
MAX dikembangkan sebagai alternatif lokal dari WhatsApp dan Telegram, dua platform asing yang selama ini mendominasi komunikasi digital di Rusia. Dengan klaim keamanan lebih tinggi dan izin akses data terbatas, MAX diposisikan sebagai aplikasi yang lebih ramah privasi pengguna—menurut pemerintah.
Namun, beberapa pengamat menilai MAX juga bisa berfungsi sebagai alat pelacak, mengingat integrasinya dengan layanan pemerintah dan kewajiban pemasangan di semua perangkat. Media negara membantah tuduhan ini, menegaskan bahwa MAX justru memiliki kontrol data lebih ketat dibanding platform asing.
Ekosistem Digital yang Terstruktur
MAX bukan satu-satunya aplikasi wajib. Pemerintah Rusia juga memperluas kewajiban pemasangan toko aplikasi lokal RuStore di perangkat Apple, setelah sebelumnya hanya berlaku untuk Android. Selain itu, aplikasi TV berbahasa Rusia, LIME HD TV, akan diwajibkan di semua smart TV mulai Januari mendatang.
Langkah ini menunjukkan bahwa Rusia membangun ekosistem digital lokal yang sepenuhnya dikendalikan dari dalam negeri, sebagai respons terhadap dominasi teknologi Barat dan upaya menciptakan tatanan informasi nasional.
Normalisasi Pengawasan Digital
Menurut studi Keir Giles, penulis Russia’s War on Everybody, peluncuran MAX merupakan kelanjutan strategi panjang Rusia dalam memantau aktivitas internet domestik. Giles menekankan bahwa “kehadiran MAX akan menormalisasi pengawasan internet di Rusia, menjadikannya bagian tak terpisahkan dari kehidupan digital sehari-hari.”
MAX sebagai Pilar Kedaulatan Digital
Mark Galeotti, analis keamanan dan politik Rusia, menyebut peluncuran MAX sebagai bagian dari strategi Kremlin untuk mendorong warganya meninggalkan aplikasi asing. MAX berfungsi sebagai pilar utama dalam membangun ekosistem digital berdaulat, di mana kontrol atas data dan komunikasi berada sepenuhnya di tangan pemerintah.
WhatsApp dan Telegram Mulai Dibatasi
WhatsApp dengan 97,3 juta pengguna dan Telegram dengan 90,8 juta pengguna mulai menghadapi pembatasan. Pemerintah menuduh kedua platform gagal berbagi informasi dalam kasus penipuan dan terorisme. WhatsApp menyebut langkah ini sebagai upaya membatasi komunikasi aman warga, sedangkan Telegram menyatakan aktif memerangi penyalahgunaan platform.
Dalam lanskap ini, MAX muncul sebagai solusi domestik yang tidak hanya menggantikan, tetapi juga mengatur ulang komunikasi digital di Rusia. Dengan 18 juta unduhan dan status masih dalam tahap pengujian, MAX menunjukkan bahwa adopsi teknologi bisa dipercepat melalui kebijakan negara.
Baca juga: Rusia Siapkan “Vlad's App”, Aplikasi Chat Pengganti WhatsApp dan Telegram
Teknologi Lokal dalam Bayang-Bayang Regulasi
Kebijakan pemasangan wajib MAX mencerminkan pandangan Rusia bahwa teknologi adalah alat strategis. Kontrol atas komunikasi digital menjadi bagian dari kontrol narasi, opini, dan identitas warga. Bagi pengguna yang mengikuti perkembangan teknologi global, langkah Rusia ini menjadi pengingat bahwa aplikasi bukan sekadar produk, tetapi juga politik digital.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.
(ipeps)
Tinggalkan Komentar