Teknologi.id - Di dunia digital yang serba cepat, perubahan visual sering kali dianggap sebagai strategi pemasaran. Namun pada Jumat pagi akhir Agustus, dua perusahaan ride-hailing terbesar di Indonesia, Gojek dan Grab, memilih berbicara melalui warna.
“Tidak ada kata-kata yang bisa menggambarkan kesedihan keluarga besar Gojek & GoTo atas kepergian Mitra Driver kami, Alm. Affan Kurniawan,” tulis Gojek dalam pernyataan resminya.
Gojek dan Grab, yang dikenal dengan identitas hijau cerah, secara serentak mengubah logo mereka menjadi hitam di seluruh kanal media sosial. Langkah ini bukan untuk kampanye atau promosi, tetapi sebagai bentuk solidaritas dan belasungkawa atas wafatnya Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojek online yang tewas dalam insiden demonstrasi di Pejompongan, Jakarta Pusat.
Baca juga: Ini Janji Prabowo ke Keluarga Ojol yang Tewas Dilindas Mobil Brimob
Affan dan Makna di Balik Jaket Hijau
Affan Kurniawan bukan tokoh publik. Ia bukan selebritas, pejabat, atau figur viral. Namun kepergiannya mengguncang ekosistem transportasi digital yang berjalan di atas kerja keras para mitra pengemudi ojek online.
Dalam insiden yang terekam video amatir dan viral di media sosial, kendaraan taktis Brimob melaju cepat di tengah kerumunan, dan Affan menjadi korban. Di balik setiap jaket hijau, ada keluarga, harapan, dan perjuangan.
Pernyataan Gojek yang menyebut Affan sebagai bagian dari perjalanan perusahaan bukan sekadar retorika. Ia adalah pengakuan bahwa mitra pengemudi bukan hanya tenaga kerja, tetapi wajah dari layanan yang menyentuh jutaan pengguna setiap hari.
Solidaritas yang Menyentuh Visual dan Moral
Perubahan logo menjadi hitam bukan hanya simbol duka, tetapi juga pernyataan sikap. Dalam dunia korporasi yang sering dianggap dingin, keputusan ini menunjukkan bahwa empati perusahaan masih memiliki ruang.
Tirza R. Munusamy, Chief of Public Affairs Grab Indonesia, menyampaikan bahwa fokus utama mereka saat ini adalah memberikan dukungan penuh kepada keluarga Affan dan mitra lain yang terdampak.
“Setiap mitra adalah bagian penting dari keluarga besar perusahaan,” ujar Tirza.
Langkah ini bukan hanya bentuk belasungkawa, tetapi juga pengingat bahwa solidaritas korporasi memiliki makna publik dan moral yang kuat.
Ketika Teknologi Bertemu Kemanusiaan
Menurut studi Center for Digital Society UGM, solidaritas digital—melalui kampanye, perubahan visual, atau dukungan daring—memiliki dampak psikologis signifikan terhadap komunitas kerja berbasis platform. Empati yang ditunjukkan perusahaan meningkatkan rasa memiliki dan kepercayaan mitra secara nyata.
Penelitian Khozinul Asror dari UIN Walisongo Semarang juga menunjukkan bahwa komunitas pengemudi Grab di Semarang (SEGAS) memperkuat relasi sosial melalui solidaritas. “Kerjasama yang dibangun anggota komunitas Segas menambah relasi sosial dan mempererat hubungan di antara mereka,” tulis Asror.
Perubahan logo menjadi hitam adalah bentuk komunikasi yang kuat: sederhana, langsung, dan universal. Dari hijau aktif menjadi hitam hening, warna ini menjadi simbol berkabung dan empati digital.
Empati Digital dan Peran Korporasi
Dalam konteks lebih luas, empati digital semakin relevan. McStay dalam Emotional AI: The Rise of Empathic Media menekankan bahwa desain teknologi yang mampu mengenali dan merespons emosi pengguna membantu menciptakan ruang digital yang lebih manusiawi.
Penelitian Bailenson dan timnya juga menunjukkan bahwa simulasi menggunakan realitas virtual dapat meningkatkan empati terhadap kelompok minoritas atau individu dengan pengalaman berbeda. Dalam dunia kerja digital, empati semacam ini terbukti meningkatkan produktivitas dan kepuasan kerja, khususnya dalam situasi kerja jarak jauh.
Baca juga: Tragis! Driver Grab Umar Amarudin Luka, Affan Kurniawan Meninggal Dunia
Affan dan Warna yang Mengingatkan
Affan Kurniawan mungkin tak dikenal publik sebelum insiden itu. Namun kepergiannya menjadi simbol lebih besar: di balik layanan digital, ada manusia—pengemudi yang menembus hujan, menunggu pesanan, dan pulang membawa harapan untuk keluarga.
Langkah Gojek dan Grab bukan sekadar soal logo. Ini adalah bentuk penghormatan, pengakuan, dan solidaritas yang melampaui algoritma. Dalam dunia yang sering bergerak terlalu cepat, warna hitam di logo mereka adalah ajakan untuk mengingat, merenung, dan menjaga empati tetap hidup.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.
(ipeps)
Tinggalkan Komentar