Mengapa Virus atau Penyakit Baru Seakan Selalu Berawal dari China? Ini Jawabannya

Teknologi.id . January 14, 2025
mengapa virus berawal dari china
Foto: Newsbytes


Teknologi.id - Pandemi COVID-19 dan yang terbaru, merebaknya Human Metapneumovirus (HMPV) di China, memunculkan pertanyaan mengapa beberapa penyakit atau virus tampaknya sering kali bermula dari negara tersebut.

Pada Februari 2020, seorang ahli saraf dan profesor di Yale University School of Medicine membahas fenomena ini dalam podcast "Skeptics' Guide to the Universe." Ia mengungkapkan beberapa faktor utama yang memengaruhi munculnya penyakit seperti COVID-19.

“Bukan hal yang mengejutkan mengapa ini terjadi. Populasi besar yang padat, kontak erat dengan berbagai spesies hewan yang berpotensi menjadi reservoir virus, serta kurangnya standar kebersihan yang memadai adalah kombinasi yang memungkinkan penyebaran virus jenis ini,” jelasnya, sebagaimana dilaporkan oleh Real Clear Science.

Dr. Peter Daszak, Presiden EcoHealth Alliance, juga menyoroti wilayah selatan China sebagai "wadah pencampuran" virus. Wilayah ini memiliki banyak peternakan, terutama unggas dan babi, dengan tingkat sanitasi yang rendah serta pengawasan yang minim.

Di pasar tradisional, para petani sering membawa hewan ternak mereka, yang memungkinkan interaksi dengan berbagai hewan eksotis seperti burung, mamalia, dan reptil. Interaksi ini menciptakan peluang bagi virus untuk berpindah spesies, bermutasi, dan berpotensi menginfeksi manusia.

Baca juga: China Dilanda Wabah Virus Baru: HMPV, Menyebar Cepat

Faktor Budaya dan Kebiasaan yang Berkontribusi

Foto: Newsweek


Selain aspek lingkungan, budaya dan kebiasaan masyarakat juga memainkan peran penting. Banyak warga China, bahkan yang tinggal di perkotaan, lebih memilih unggas yang baru disembelih dibandingkan daging yang sudah didinginkan atau dibekukan.

Menurut jurnalis Melinda Liu dalam tulisannya untuk Smithsonian pada 2017, preferensi ini menciptakan kondisi yang ideal bagi manusia untuk bersentuhan dengan virus yang bermutasi.

Di sisi lain, ketika menghadapi penyakit, sebagian masyarakat China lebih mengandalkan pengobatan tradisional. Praktisi pengobatan tradisional sering kali salah mendiagnosis gejala, sehingga pasien tidak mendapatkan penanganan yang tepat.

Akibatnya, angka kematian selama wabah meningkat, dan individu yang terinfeksi dapat kembali ke masyarakat dan menyebarkan penyakit lebih lanjut.

Baca juga: Persamaan dan Perbedaan Virus HMPV dengan COVID-19, Ini Faktanya

Apa Itu Human Metapneumovirus (HMPV)?

HMPV adalah virus yang menyerang saluran pernapasan atas dan, dalam beberapa kasus, dapat menyebabkan infeksi pada saluran pernapasan bawah. Virus ini umumnya muncul pada musim dingin dan musim semi.

Meski bukan virus baru, HMPV kembali menjadi perhatian karena berkontribusi pada lonjakan infeksi pernapasan di China selama musim dingin ini. Menurut

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China (CCDCP), protokol pelaporan dan verifikasi kasus telah ditetapkan untuk mengatasi penyebaran virus ini.

Baca juga: Virus HMPV Ditemukan di Indonesia, Menkes: Tidak Perlu Panik

Situasi di Indonesia

Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI, Widyawati, menyatakan bahwa sejauh ini belum ditemukan kasus HMPV di Indonesia. Berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lonjakan kasus influenza dan HMPV saat ini hanya terdeteksi di China.

Indonesia sendiri pernah menghadapi kasus influenza tipe A varian H5N1 antara tahun 2005 hingga 2017. Namun, sejak 2018, tidak ada laporan kasus baru pada manusia. Pemerintah tetap mengawasi perkembangan situasi untuk memastikan kesiapan dalam menghadapi potensi wabah serupa.

(dwk)


author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar