
Teknologi.id - Sebuah lomba lari setengah maraton di Beijing berubah menjadi ajang unjuk gigi kecanggihan teknologi. Bukan hanya ribuan pelari manusia yang berpartisipasi dalam ajang Yizhuang Half Marathon 2025, tetapi juga 21 robot humanoid—robot berkaki dua yang dirancang menyerupai manusia.
Robot-robot tersebut berasal dari sejumlah perusahaan teknologi dalam negeri seperti X Humanoid, DroidVP, dan Noetix Robotics, yang secara khusus mengembangkan robot untuk berjalan dan berlari layaknya manusia. Masing-masing robot memiliki jalur khusus tersendiri dan tidak berbaur langsung dengan peserta manusia.
Ditemani Pelatih, Tak Semua Robot Bisa Bertahan

Sepanjang lomba, setiap robot didampingi oleh operator atau pelatih manusia yang bertugas mengawasi dan kadang membantu secara fisik. Beberapa pelatih bahkan terlihat menopang tubuh robot yang nyaris tumbang atau kesulitan menjaga keseimbangan.
Dari 21 peserta robotik, hanya empat yang berhasil mencapai garis finis dalam waktu maksimal empat jam. Salah satu bintang dalam lomba ini adalah Tiangong Ultra, robot setinggi 178 cm buatan X Humanoid, meskipun harus tiga kali mengganti baterai, robot tersebut berhasil finish dengan mencatat waktu 2 jam 40 menit. Sebagai perbandingannya, pemenang di kategori pria mencatatkan waktu 1 jam 2 menit.
Baca juga: Revolusi Robotika! Tangan Robot Ini Bisa Menggenggam dengan Presisi Tinggi
“Saya tidak ingin terdengar sombong, tapi hingga saat ini belum ada perusahaan robotik Barat yang mampu menyaingi prestasi Tiangong dalam bidang olahraga,” ujar CTO X Humanoid.
Tiangong Ultra dirancang dengan algoritma yang meniru ritme dan gaya lari manusia, serta kaki buatan yang dirancang memanjang untuk meningkatkan efisiensi gerakan. Ini bukan debut pertamanya—pada edisi November 2024 lalu, Tiangong juga berhasil menyelesaikan Yizhuang Half Marathon, meski waktu tempuhnya saat itu tidak diumumkan.
Tampil Nyentrik

Meski menjadi ajang pamer inovasi, tak semua robot sukses tampil prima. Beberapa justru gagal sebelum berlari. Ada robot yang terjatuh sesaat setelah start dan butuh waktu lama untuk bangkit kembali. Ada pula yang kepalanya lepas, bahkan satu robot menabrak pembatas dan membuat operatornya ikut tersungkur.
Kendala teknis ini menjadi pengingat bahwa robot humanoid masih menghadapi tantangan besar dalam stabilitas dan otonomi gerak, terutama dalam aktivitas intens seperti berlari.
Beberapa robot pun tampil nyentrik dan mencuri perhatian publik. Misalnya:
-
N2 dari Noetix Robotics, yang terinspirasi dari karakter Gundam
-
Huan Huan, robot feminin dengan wajah lembut
-
Little Giant, robot mungil setinggi 76 cm buatan mahasiswa lokal
-
Dan yang paling menarik: robot yang mengenakan sepatu lari, sarung tinju, hingga ikat kepala bertuliskan “Pasti Menang” dalam aksara Mandarin
Baca juga: OpenAI Fokus Kembangkan Robot Humanoid dan Agen AI: Inovasi Teknologi Masa Depan
Ambisi AI dan Robotika China

Keikutsertaan para humanoid ini bukan sekadar hiburan. Pemerintah China melihat ajang ini sebagai cara untuk menunjukkan kemajuan teknologi nasional di bidang kecerdasan buatan dan robotika. Namun, para analis menilai bahwa kemampuan robot di lintasan masih jauh dari ideal untuk diterapkan di dunia nyata, terutama karena ketergantungan pada operator manusia dan keterbatasan energi.
Meski demikian, Yizhuang Half Marathon 2025 telah membuka mata dunia akan potensi besar robot-robot masa depan—bukan hanya di pabrik atau laboratorium, tapi juga di arena yang penuh tantangan fisik seperti olahraga.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.
(dwk)
Tinggalkan Komentar