Harga Laptop Diprediksi Naik dalam Waktu Dekat! Bos Acer Bongkar Alasannya

Anita Anggi Anggraeni . February 21, 2025

Harga laptop naik

Teknologi.id - Kabar kurang menyenangkan datang bagi para pencari laptop baru. CEO Acer, Jason Chen, mengungkapkan bahwa harga laptop Acer akan mengalami kenaikan dalam waktu dekat.

Kenaikan harga ini diperkirakan akan mencapai 10%, namun ada kemungkinan beberapa perusahaan menaikkan harga lebih dari itu.

Chen juga menyebut bahwa peningkatan harga ini akan berlaku selama beberapa minggu ke depan.

Meskipun yang dikonfirmasi naik adalah harga laptop Acer, kebijakan tarif impor ini bisa berdampak lebih luas. Banyak merek laptop lain yang juga bergantung pada rantai pasokan di China, sehingga tidak menutup kemungkinan mereka akan menyesuaikan harga jualnya.

Baca juga: 5 Cara Transfer File dari HP ke Laptop/Komputer Tanpa Kabel Data, Cepat & Praktis

Penyebab kenaikan harga

Salah satu faktor utama kenaikan harga laptop Acer adalah kebijakan tarif impor yang diterapkan oleh pemerintah Amerika Serikat.

Pada 1 Februari lalu, Presiden AS, Donald Trump, telah menetapkan tarif sebesar 10% untuk produk yang diimpor dari China, termasuk perangkat elektronik seperti laptop.

Meskipun bermarkas di Taiwan, Acer diketahui memproduksi sebagian besar laptopnya di China melalui mitra seperti Copal, Quanta, Wistron, dan Pegatron.

Chen menyatakan bahwa perusahaan harus menyesuaikan harga produknya akibat tarif impor 10% yang diterapkan di AS.

"Kami harus menyesuaikan harga produk konsumen end-user supaya selaras dengan penerapan tarif pajak di AS. Kenaikannya, secara umum, mungkin akan berkisar 10 persen, sama seperti nilai tarif pajak yang dikenakan," jelas Chen, dikutip dari WindowsCentral, Kamis (20/2/2025).

Akan tetapi, Chen tidak memastikan apakah kebijakan ini juga akan berlaku di pasar lain, termasuk Indonesia.

Ia juga memprediksi bahwa beberapa vendor lain, seperti Apple, Dell, HP, Asus, dan Lenovo, yang sebagian besar produknya dirakit di China, kemungkinan akan mengikuti langkah serupa dengan menaikkan harga laptop mereka.

Strategi Acer

Chen mengungkapkan bahwa tarif impor 10% terhadap barang dari China dapat memaksa banyak vendor untuk memindahkan produksi mereka ke luar China.

Acer sendiri mempertimbangkan opsi membangun pabrik di AS untuk menghindari dampak kebijakan ini. Namun, proses pemindahan atau pembangunan pabrik baru bukanlah hal yang mudah dan membutuhkan waktu lama.

Acer harus mempertimbangkan berbagai faktor, seperti pemasok, lokasi, tenaga kerja, serta aspek operasional lainnya sebelum mengambil keputusan.

Sementara itu, kenaikan harga ini tampaknya tidak akan berdampak pada kategori desktop PC Acer.

Chen menjelaskan bahwa pihaknya telah lebih dulu memindahkan produksi desktop ke luar China sejak 2019, ketika tarif impor untuk produk tersebut dinaikkan hingga 25% di era pemerintahan Trump.

Kebijakan Trump

Pada Sabtu (1/2/2025) waktu setempat, Donald Trump resmi menetapkan tarif impor baru melalui tiga perintah eksekutif terpisah. Kebijakan ini merupakan tindak lanjut dari ancamannya sejak memenangkan Pilpres AS 2024.

Dalam aturan tersebut, produk dari China dikenakan tarif impor sebesar 10%, sementara barang dari Kanada dan Meksiko dikenai bea masuk 25%.

Khusus untuk produk energi, tarif impor dari Kanada ditetapkan 10%, sedangkan dari Meksiko tetap 25% guna merespons kekhawatiran industri energi di Midwest.

Diketahui bahwa China, Kanada, dan Meksiko selama ini menjadi mitra dagang utama AS, sehingga kebijakan ini berpotensi memicu lonjakan harga produk akibat kenaikan bea masuk.

Selain itu, para ekonom memperingatkan bahwa langkah ini bisa memicu perang dagang baru, memperlambat pertumbuhan ekonomi global, dan meningkatkan inflasi.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.

(AAA)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar