Teknologi.id – ChatGPT semakin populer digunakan sebagai teman ngobrol sekaligus “mesin pencari” alternatif Google. Banyak orang memanfaatkannya untuk mencari jawaban cepat, berdiskusi, hingga curhat soal masalah pribadi.
Namun, satu hal penting yang sering terlupakan adalah: ChatGPT adalah AI (Artificial Intelligence), bukan manusia. Ia tidak memiliki intuisi, emosi, atau pemahaman mendalam seperti otak manusia.
Jawaban yang diberikan ChatGPT disusun berdasarkan pola data yang pernah dipelajarinya, bukan berdasarkan pengetahuan terkini atau pengalaman pribadi. Sayangnya, banyak orang terlalu percaya dan langsung menelan mentah-mentah informasi dari ChatGPT tanpa melakukan verifikasi.
Ini bisa berbahaya. Jawaban dari AI bisa saja tidak lengkap, tidak akurat, bahkan menyesatkan. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, berikut ini adalah 11 topik penting yang sebaiknya tidak kamu tanyakan kepada ChatGPT.
Bukan karena ChatGPT jahat, tapi karena keterbatasannya sebagai kecerdasan buatan. Yuk simak satu per satu!
1. Diagnosis Kesehatan
ChatGPT memang bisa menjelaskan gejala penyakit secara umum, tapi ia bukan dokter. Ia tidak bisa memeriksa fisik, membaca hasil lab, atau menilai kondisi medis secara langsung.
Jawaban kesehatan dari ChatGPT hanya berdasarkan data teks dari internet, yang belum tentu valid atau relevan dengan kondisimu.
Saran: Selalu konsultasikan kondisi kesehatan ke dokter profesional, bukan ke chatbot.
2. Curhat Masalah Mental
Banyak yang menganggap ChatGPT sebagai "teman curhat". Memang, ia bisa memberikan respons yang menenangkan, namun:
ChatGPT tidak punya empati dan tidak bisa membaca bahasa tubuh atau tanda-tanda bahaya seperti depresi berat.
Saran: Jika kamu merasa tidak baik-baik saja secara mental, hubungi psikolog, konselor, atau orang terpercaya.
Baca juga: Bos OpenAI Prihatin! Anak Muda Terlalu Bergantung pada ChatGPT untuk Ambil Keputusan
3. Mengambil Keputusan Darurat
Dalam situasi darurat, setiap detik sangat berharga. Mengandalkan ChatGPT untuk memutuskan sesuatu saat keadaan genting bisa fatal.
AI tidak bisa menilai kondisi nyata atau lingkungan sekitarmu secara langsung.
Saran: Segera hubungi layanan darurat atau ambil tindakan nyata—bukan bertanya ke chatbot.
4. Mengatur Keuangan atau Pajak Pribadi
ChatGPT bisa menjelaskan konsep keuangan dengan baik, tapi bukan berarti bisa mengatur pajak atau keuangan pribadimu.
Data ChatGPT mungkin tidak terbaru, dan memasukkan informasi sensitif seperti gaji, nomor rekening, atau NPWP juga berisiko bagi privasi.
Saran: Gunakan jasa penasihat keuangan atau konsultan pajak resmi.
5. Mengunggah Dokumen Rahasia
Jangan pernah mengunggah dokumen rahasia seperti kontrak kerja, data pribadi, atau dokumen perusahaan ke ChatGPT.
AI ini tidak menjamin keamanan 100%, karena data bisa tersimpan di server pihak ketiga.
📌 Saran: Gunakan sistem internal atau layanan aman untuk dokumen penting.
Baca juga: ChatGPT Jadi Sahabat Gen Z? Sam Altman Bilang: Jangan Terlalu Bergantung!
6. Meminta Saran untuk Tindakan Ilegal
ChatGPT memiliki filter ketat untuk tidak memberikan saran yang melanggar hukum. Namun, tetap saja, mencoba hal ini bisa berbahaya.
Selain tidak akan diberi jawaban, meminta informasi ilegal juga bisa menimbulkan konsekuensi hukum.
Saran: Gunakan jalur hukum resmi jika menghadapi masalah.
7. Menyalin Tugas dari ChatGPT
Menggunakan ChatGPT untuk membantu belajar sah-sah saja. Tapi menyalin mentah-mentah jawabannya untuk tugas sekolah atau kuliah bisa berisiko.
Banyak institusi pendidikan kini menggunakan detektor AI. Jika ketahuan, bisa merusak reputasi akademikmu.
Saran: Gunakan ChatGPT sebagai referensi, bukan sebagai “mesin fotokopi” jawaban.
8. Mencari Informasi Terkini
ChatGPT tidak selalu memiliki data terbaru. Modelnya dilatih dengan data hingga titik tertentu saja.
Kebijakan pemerintah terbaru, berita terkini, atau kejadian real-time mungkin belum masuk dalam database ChatGPT.
Saran: Gunakan situs berita resmi atau platform real-time untuk informasi aktual.
9. Meminta Prediksi Judi Online
Beberapa orang iseng menanyakan angka keberuntungan atau prediksi judi ke ChatGPT.
AI tidak bisa meramal masa depan, dan judi online juga ilegal di banyak negara, termasuk Indonesia.
Saran: Hindari aktivitas ilegal dan jangan percaya pada “prediksi AI”.
10. Membuat Surat Wasiat atau Kontrak Hukum
ChatGPT memang bisa menjelaskan konsep hukum dengan bahasa sederhana. Tapi untuk dokumen legal seperti surat wasiat atau kontrak, kamu butuh keahlian profesional.
AI tidak menjamin semua klausul sesuai aturan hukum di wilayahmu.
Saran: Serahkan pembuatan dokumen hukum ke pengacara atau notaris.
Baca juga: Waspada! Obrolan ChatGPT Ternyata Bisa Muncul di Google, Begini Penjelasannya
11. Membuat Karya Seni dan Mengklaimnya sebagai Milik Pribadi
ChatGPT (dan AI generatif lainnya) bisa membuat teks atau gambar kreatif. Tapi hasilnya dibuat dari data yang sudah ada, bukan dari ide orisinalmu.
Mengklaim hasil AI sebagai karyamu sendiri bisa menimbulkan masalah etika dan hak cipta.
Saran: Gunakan AI untuk mendukung proses kreatif, bukan sebagai pengganti total kreativitas manusia.
Kesimpulan
ChatGPT adalah alat canggih yang sangat membantu untuk berbagai keperluan. Namun, kita harus paham batasannya. AI bukan manusia dan tidak bisa menggantikan profesional di bidang kesehatan, hukum, atau keuangan. Gunakan ChatGPT secara bijak — sebagai teman diskusi, bukan sumber kebenaran mutlak.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.
(fnf)
Tinggalkan Komentar