Para Miliarder Dunia Ramai Bangun Bunker Mewah, Ternyata Ini Alasannya

Farsya Sabila . October 15, 2025
bunker mewah
Foto: VICE


Teknologi.id - Dalam beberapa tahun terakhir, tren unik tengah berkembang di kalangan orang super kaya dan ilmuwan dunia: membangun bunker mewah di lokasi terpencil. Bukan sekadar tempat berlindung dari bencana, bunker ini menjadi simbol kesiapan menghadapi masa depan yang tak terduga, mulai dari krisis global hingga ancaman teknologi.

Salah satu tokoh yang ikut dalam tren ini adalah Mark Zuckerberg, CEO Meta. Ia disebut tengah menggarap proyek rahasia bernama Koolau Ranch di Pulau Kauai, Hawaii — kompleks pribadi super besar dengan bunker bawah tanah berteknologi tinggi.

Koolau Ranch: Proyek Raksasa Senilai Rp4,1 Triliun

bunker mark zuckerberg
Foto: DailyMail


Menurut laporan Wired, proyek Koolau Ranch dibangun di atas lahan seluas 1.400 hektar. Di dalamnya terdapat bunker bawah tanah seluas 464 meter persegi, lengkap dengan sistem energi mandiri dan persediaan makanan jangka panjang.

Jika dihitung bersama harga tanahnya, proyek ini ditaksir menelan biaya lebih dari US$270 juta atau sekitar Rp4,1 triliun. Tak hanya bunker, kompleks tersebut mencakup lebih dari selusin bangunan megah, termasuk dua rumah utama dengan luas setara lapangan sepak bola. Setiap rumah dilengkapi lift, dapur besar, dan ruang konferensi pribadi.

Dengan skala sebesar itu, Koolau Ranch disebut sebagai proyek pribadi terbesar dalam sejarah modern. Namun, Zuckerberg membantah bahwa bangunannya adalah “bunker kiamat”. Ia menyebut ruang bawah tanah itu hanyalah ruang perlindungan biasa, seperti basement pada umumnya.

Tren Global: Bunker Jadi ‘Asuransi Kiamat’ Para Miliarder Teknologi

bunker
Foto: BBC


Fenomena ini tidak hanya dilakukan oleh Zuckerberg. Reid Hoffman, pendiri LinkedIn, mengungkapkan bahwa banyak miliarder teknologi dunia telah menyiapkan tempat perlindungan pribadi sebagai bentuk “asuransi kiamat.”

Hoffman bahkan memperkirakan bahwa setengah dari orang super kaya di dunia teknologi sudah memiliki properti jenis ini. Selandia Baru menjadi lokasi favorit karena dianggap negara paling aman dari bencana alam dan konflik global.

Bunker modern kini tidak lagi menyeramkan seperti di film perang. Sebaliknya, tampil seperti resor bawah tanah dengan fasilitas mewah: bioskop pribadi, gym, taman, dan jaringan internet khusus. Semua dirancang agar penghuninya tetap bisa hidup nyaman meski dunia di luar sedang kacau.

AI dan Ketakutan Masa Depan

Selain ancaman bencana alam atau perubahan iklim, kekhawatiran terhadap perkembangan kecerdasan buatan (AI) juga mendorong tren pembangunan bunker ini.

Ilya Sutskever, salah satu pendiri dan ilmuwan utama di OpenAI, pernah menyarankan agar perusahaan teknologi membangun tempat perlindungan bawah tanah untuk para ilmuwan. Menurutnya, sebelum dunia mencapai tahap Artificial General Intelligence (AGI) — di mana AI dapat berpikir setara manusia — perlu ada antisipasi terhadap risiko global.

“Kami pasti akan membangun bunker sebelum meluncurkan AGI,” ujar Sutskever.

Pernyataan itu semakin menegaskan kekhawatiran banyak tokoh teknologi terhadap masa depan ciptaan mereka sendiri.

Baca juga: Mark Zuckerberg Dilaporkan Bangun Bunker 'Anti-Kiamat' di Hawaii

Para Ilmuwan Tak Sepakat: “AI Bukan Ancaman Nyata”

Namun, tidak semua ahli sepakat dengan pandangan tersebut. Neil Lawrence, profesor dari Universitas Cambridge, menyebut narasi tentang AGI sebagai sesuatu yang absurd.

Ia berpendapat bahwa AI tidak akan pernah menjadi ancaman besar bagi manusia, seperti yang sering digambarkan di film atau media. Menurut Lawrence, ketakutan terhadap AI justru mengalihkan perhatian publik dari isu nyata yang lebih mendesak — seperti privasi data, keamanan digital, dan dampak sosial teknologi terhadap kehidupan sehari-hari.

Kesimpulan: Antara Ketakutan dan Kesiapan Masa Depan

Fenomena pembangunan bunker mewah miliarder dunia mencerminkan dua sisi realitas: ketakutan terhadap masa depan dan hasrat untuk tetap mengontrolnya.

Baik karena bencana alam, perang, atau kecerdasan buatan, langkah orang super kaya seperti Mark Zuckerberg menunjukkan bahwa kesiapsiagaan kini menjadi gaya hidup baru kelas elite dunia.

Dan bagi sebagian besar orang, tren ini menjadi pengingat bahwa rasa aman adalah kemewahan paling berharga di dunia modern.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.

(fs)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar