Laser China Bisa Baca Tulisan Kecil Seukuran Biji Wijen dari Jarak 1,36 Km!

Mohammad Owen . May 27, 2025

Laser China bisa baca tulisan sekecil biji wijen dari 1,36 km

Sumber: Interesting Engineering

Teknologi.id - Bayangkan kamu berdiri di sebuah bukit, melihat ke arah tulisan kecil yang ada di papan sejauh lebih dari 1 kilometer, tanpa teropong dan teleskop. Tapi anehnya, kamu bisa membacanya dengan jelas. Kedengarannya kayak adegan dari film detektif canggih atau teknologi alien, kan?

Baca juga: China dan Rusia Kolaborasi Bangun PLTN di Bulan, Target Selesai 2036

Tapi ini bukan fiksi. Ini nyata. Tim ilmuwan di China berhasil mengembangkan sistem laser super canggih yang mampu membaca tulisan sekecil biji wijen dari jarak 1,36 kilometer! Teknologi ini bukan cuma mengalahkan kemampuan mata manusia, tapi juga mengungguli teleskop konvensional yang selama ini jadi alat utama untuk melihat objek dari jauh.

Teknologi yang Bukan Kaleng-Kaleng: Active Intensity Interferometry

Sistem ini mengandalkan metode bernama active intensity interferometry, nama yang mungkin terdengar ribet, tapi secara sederhana, ini adalah cara baru membaca objek dari jauh dengan menggabungkan laser inframerah, teleskop, dan kecerdasan algoritma komputer.

Cara kerjanya cukup menakjubkan. Sistem ini menembakkan delapan sinar laser inframerah ke sebuah objek. Laser itu akan memantul, lalu pantulannya ditangkap oleh dua teleskop terpisah. Setelah itu, sinyal cahaya tersebut dikirim ke sistem komputer yang kemudian memprosesnya menggunakan algoritma khusus untuk membentuk gambar resolusi tinggi.

Hasilnya? Tulisan atau gambar sekecil 3 milimeter bisa terbaca jelas dari jarak lebih dari 1 km. Bandingkan dengan teleskop biasa yang hanya bisa menangkap objek berukuran 42 milimeter pada jarak yang sama. Artinya, sistem ini 14 kali lebih tajam!

Keajaiban di Balik Data dan Cahaya

Teknologi ini memanfaatkan prinsip dasar cahaya dan interferensi. Dalam optik, interferometri digunakan untuk mengukur detail sangat kecil dengan memanfaatkan pola gelombang cahaya. Dengan kata lain, sistem ini bekerja dengan “menggabungkan” informasi dari beberapa sumber cahaya untuk membentuk satu gambar yang lebih tajam dari yang mungkin dilakukan oleh satu teleskop saja.

Menurut studi yang dipublikasikan di jurnal ilmiah Physical Review Letters, para ilmuwan menyatakan bahwa mereka telah berhasil mengambil gambar target berukuran milimeter secara nyata di luar ruangan, bukan hanya simulasi di laboratorium.

“Melalui eksperimen luar ruangan, kami berhasil mengabadikan target berukuran milimeter dari jarak 1,36 km, dengan peningkatan resolusi sekitar 14 kali lipat dibanding batas difraksi teleskop tunggal,” tulis para peneliti.

Buat kamu yang bukan anak fisika: batas difraksi adalah batas kemampuan suatu alat optik untuk melihat detail kecil. Nah, sistem ini berhasil menembus batas itu, suatu pencapaian yang luar biasa di dunia optik dan penginderaan jauh.

Dari Arkeologi Sampai Satwa Liar

Teknologi ini bukan cuma keren di atas kertas, tapi punya aplikasi nyata yang luas banget. Bayangin dunia arkeologi, para peneliti bisa menganalisis ukiran batu kuno di tebing curam tanpa harus memanjat atau merusaknya. Atau dalam dunia konservasi, sistem ini bisa dipakai untuk mengamati hewan langka di alam liar dari kejauhan tanpa mengganggu habitat aslinya.

Belum lagi potensi penggunaannya dalam pengawasan keamanan, militer, atau pencarian dan penyelamatan. Di area bencana atau lokasi yang sulit dijangkau, teknologi ini bisa membantu tim SAR membaca tanda atau sinyal dari korban yang terjebak di kejauhan.

Bayangkan pula penggunaannya dalam industri minyak, kelautan, bahkan luar angkasa. Dunia industri bisa menggunakan teknologi ini untuk memantau infrastruktur dari jarak jauh tanpa perlu mengirim orang langsung ke lokasi yang berisiko.

Meskipun Begitu, Belum Sempurna

Walau terdengar seperti alat mata-mata ideal, sistem ini masih punya sejumlah tantangan teknis. Salah satunya adalah kebutuhan akan penyelarasan yang sangat presisi antara laser dan teleskop. Kalau posisi keduanya sedikit saja meleset, data pantulan yang diterima bisa kacau atau tidak bisa diproses.

Selain itu, sistem ini juga membutuhkan garis pandang langsung (line of sight) ke objek target. Artinya, benda seperti kabut, asap, hujan deras, atau bangunan penghalang bisa memengaruhi hasil tangkapan gambar. Ini membuat penggunaannya terbatas di kondisi tertentu, terutama dalam cuaca buruk atau lingkungan urban yang kompleks.

Namun, tim peneliti tidak berhenti sampai di situ. Mereka sedang mengembangkan cara untuk meningkatkan stabilitas dan presisi laser, serta mengintegrasikan algoritma berbasis kecerdasan buatan (AI) guna memproses gambar lebih cepat dan akurat. Jika tantangan ini bisa diatasi, maka teknologi ini bisa menjadi salah satu lompatan terbesar dalam bidang penginderaan jarak jauh (remote sensing).

Dunia Sedang Menatap China

China memang sudah lama dikenal gencar dalam mengembangkan teknologi tinggi, mulai dari kecerdasan buatan, jaringan 6G, robotik, hingga eksplorasi luar angkasa. Sistem laser ini menambah daftar panjang inovasi yang menunjukkan ambisi negara tersebut untuk menjadi pemimpin teknologi global.

Teknologi ini bahkan berpotensi menyaingi sistem observasi milik militer Barat yang saat ini masih dianggap paling mutakhir. Tak heran jika banyak negara kini menaruh perhatian lebih pada apa yang dikembangkan oleh laboratorium-laboratorium penelitian di China.

Baca juga: QRIS Bisa Digunakan di Jepang dan China Mulai 17 Agustus 2025

Masa Depan di Ujung Sinar

Apa yang dulu hanya bisa dilakukan oleh mata superman atau kamera canggih di film Hollywood, kini mulai jadi kenyataan. Melihat detail kecil dari jarak yang jauh bukan lagi impian, tapi sesuatu yang bisa diukur dan dikembangkan.

Dalam beberapa tahun ke depan, bukan tidak mungkin teknologi seperti ini bisa tersedia dalam versi portabel, digunakan oleh tim SAR, ilmuwan, atau bahkan jurnalis investigasi untuk melihat lebih jelas apa yang tidak bisa dilihat oleh mata biasa.

Yang jelas, dunia teknologi optik dan penginderaan kini memasuki era baru, di mana batasan resolusi bukan lagi hambatan, dan objek kecil pun tak bisa lagi bersembunyi di kejauhan.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.

(mo)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar