Teknologi.id – Dunia robotika memasuki babak baru. Nvidia, raksasa teknologi asal Amerika Serikat yang terkenal lewat GPU dan kecerdasan buatan (AI), resmi meluncurkan Jetson Thor, superkomputer mini khusus untuk robot humanoid.
Perangkat ini diklaim mampu memberikan kemampuan penalaran real-time layaknya manusia—sesuatu yang selama ini menjadi tantangan besar dalam dunia robotika.
Robot yang Bisa Bernalar Seperti Manusia
Selama puluhan tahun, robot sudah digunakan di industri, mulai dari lini produksi hingga manufaktur. Namun, robot yang benar-benar bisa berinteraksi alami dengan manusia masih sangat jarang.
Alasannya sederhana: robot membutuhkan daya komputasi luar biasa besar untuk memahami bahasa, merespons lingkungan, dan melakukan gerakan kompleks seperti manusia. Masalah utamanya adalah otak robot sebelumnya kalah cepat dalam memproses “banjir data” dari sensor visual, spasial, maupun taktil.
Akibatnya, meski AI berkembang pesat, robot masih kesulitan bereaksi secara spontan di dunia nyata. Nah, di sinilah Jetson Thor hadir sebagai solusi. Dengan kekuatan komputasi hingga 2.070 teraflops, perangkat ini memungkinkan robot humanoid melakukan inferensi dan penalaran dalam waktu nyata.
Artinya, robot bisa mengambil keputusan lebih cepat, menyesuaikan diri dengan situasi, dan bahkan berinteraksi dengan manusia tanpa jeda berarti.
Baca juga: Nvidia Rilis RTX 5090D V2 Khusus China, Spesifikasi Dipangkas Demi Patuh Regulasi AS
Dibangun dengan Arsitektur Blackwell
Jetson Thor mengandalkan arsitektur terbaru Nvidia bernama Blackwell. Dengan performa AI 7,5 kali lebih tinggi dan CPU 3,1 kali lebih cepat dibanding pendahulunya, Jetson Orin, perangkat ini membawa lompatan besar.
Menurut Jensen Huang, CEO Nvidia, Jetson Thor adalah “superkomputer terbaik untuk era AI fisik dan robotika umum.” Nvidia ingin menjadikan perangkat ini sebagai fondasi utama dalam mewujudkan robot pintar yang benar-benar bisa hidup berdampingan dengan manusia.
Sudah Dipakai Industri Besar
Beberapa perusahaan langsung mengadopsi Jetson Thor.
-
Boston Dynamics mengintegrasikannya ke dalam robot humanoid Atlas.
-
Agility Robotics memakai Jetson Thor untuk robot logistik generasi keenam mereka, Digit.
-
Raksasa teknologi seperti Amazon, Meta, dan Caterpillar, serta universitas top dunia seperti Stanford, Carnegie Mellon, dan Zurich, juga sudah menjajal teknologi ini.
Tak hanya untuk robot, Nvidia juga menghadirkan Nvidia Drive AGX Thor khusus kendaraan swakemudi. Dengan kekuatan komputasi sama, teknologi ini diyakini mampu meningkatkan keamanan dan kecepatan pengambilan keputusan mobil tanpa pengemudi.
Potensi Aplikasi di Berbagai Bidang
Lompatan teknologi ini tidak hanya bermanfaat bagi robot humanoid. Ada banyak sektor lain yang bisa terdampak langsung oleh Jetson Thor, antara lain:
-
Medis → Robot bedah berpresisi tinggi untuk membantu operasi rumit.
-
Pertanian → Robot otonom yang mampu memanen, memupuk, dan memantau tanaman secara real-time.
-
Logistik & Gudang → Robot pintar yang bisa menyortir barang, memindahkan muatan, dan bekerja sama dengan manusia.
-
Transportasi → Kendaraan swakemudi yang lebih aman dan cepat bereaksi di jalan.
-
Respon bencana → Robot penyelamat yang bisa masuk ke zona berbahaya, menavigasi reruntuhan, mencari korban, dan melaporkan kondisi ke tim penyelamat.
Penelitian di Carnegie Mellon Robotics Institute bahkan sudah membuktikan Jetson Thor mampu mengendalikan robot penyelamat di area bencana nyata.
Tantangan yang Masih Menghadang
Meski menjanjikan, ada dua tantangan besar yang masih membayangi:
-
Harga – Satu unit Jetson Thor masih dibanderol puluhan ribu dolar, sehingga belum ramah untuk penggunaan massal.
-
Keterbatasan baterai – Robot humanoid membutuhkan daya besar. Tanpa baterai tahan lama, performa komputasi sehebat apa pun tidak akan maksimal.
Nvidia menyadari hal ini dan bekerja sama dengan mitra industri untuk menurunkan biaya serta mencari solusi energi lebih efisien. Namun, butuh waktu beberapa tahun sebelum teknologi ini benar-benar masuk ke rumah tangga.
Mengubah Masa Depan Robotika
Keistimewaan Jetson Thor bukan hanya performa komputasi, tetapi juga pergeseran paradigma. Selama ini, keterbatasan daya pemrosesan menjadi penghalang utama bagi robot agar bisa benar-benar “hidup” di dunia manusia.
Dengan kemampuan barunya, robot bisa lebih adaptif, responsif, dan bahkan bernalar sederhana layaknya manusia. Ini langkah nyata menuju robotika umum (general robotics), di mana mesin bisa bekerja di berbagai bidang tanpa perlu dirancang ulang dari awal.
Baca juga: CEO Nvidia Ungkap: Kalau Saya 20 Tahun, Saya Pilih Jurusan Ini, Bukan Ilmu Komputer!
Kesimpulan
Peluncuran Jetson Thor menandai era baru AI dan robotika. Dengan superkomputer mini ini, Nvidia membuka jalan bagi lahirnya robot yang bukan hanya sekadar mesin, tetapi juga partner manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Meski tantangan biaya dan baterai masih ada, inovasi ini membawa optimisme besar. Dalam satu dekade ke depan, kita mungkin akan melihat robot pintar dengan otak Jetson Thor hadir di rumah, rumah sakit, gudang, hingga jalan raya.
Seperti kata Jensen Huang, “Inilah fondasi untuk era AI fisik.” Dan jika prediksi itu benar, masa depan robot yang bisa bernalar seperti manusia mungkin sudah ada di depan mata.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.
(fnf)
Tinggalkan Komentar