
Teknologi.id - China dikenal sebagai salah satu pasar smartphone terbesar di dunia. Namun, dominasi merek asing kini mulai goyah. Warga setempat semakin banyak beralih ke merek ponsel buatan dalam negeri, yang membuat persaingan semakin ketat.
Menurut data terbaru dari China Academy of Information and Communications Technology (CAICT) yang dikutip Reuters, penjualan smartphone asing di China anjlok 31,3% secara tahunan pada Juni 2025, hanya tersisa 2 juta unit, turun dari 2,9 juta unit pada periode yang sama tahun lalu.
Sementara itu, laporan IDC mencatat bahwa pasar smartphone China secara keseluruhan turun 4% year-on-year pada kuartal II 2025 menjadi 69 juta unit, setelah sebelumnya sempat tumbuh enam kuartal berturut-turut.
Baca juga: Waspada HP Palsu Beredar di Indonesia, Begini Cara Cek Ori atau KW
Penjualan iPhone dan Samsung Terjun Bebas
Samsung menjadi contoh nyata merek asing yang gagal bertahan di pasar China. Pangsa pasarnya kini tinggal di bawah 1%, bahkan sejak 2019 perusahaan menutup pabrik smartphone terakhirnya di negara itu.
Nasib serupa dialami Apple. Penjualan iPhone di China turun 25% hingga memaksa Apple melakukan strategi diskon besar-besaran. Sejumlah situs e-commerce seperti JD.com menawarkan potongan harga hingga 2.530 yuan (Rp5,6 juta) untuk iPhone 16.
Contohnya, harga iPhone 16 Pro 128GB yang semula 7.999 yuan (Rp17,6 juta) kini dijual 5.469 yuan (Rp12 juta). Meski begitu, pengiriman iPhone justru turun 1,3% year-on-year menjadi 9,6 juta unit pada kuartal II 2025. Hasil ini menandai penurunan Apple selama delapan kuartal berturut-turut.
Bahkan, karena diskon besar tersebut, beberapa model iPhone 16 kini masuk kategori subsidi pemerintah, padahal sebelumnya harga iPhone selalu berada di atas batas subsidi.
Xiaomi dan Huawei Pimpin Kebangkitan Merek Lokal
Berbeda dengan Apple dan Samsung, merek lokal justru mencatat pertumbuhan pesat.
-
Xiaomi berhasil meningkatkan pengiriman hingga 40% pada kuartal I 2025 dengan total 13,3 juta unit. Keunggulan skala ini membuat Xiaomi semakin kompetitif, baik di pasar domestik maupun global.
-
Huawei kembali merebut posisi teratas dengan pengiriman 11,7 juta unit pada kuartal I 2025. Huawei menguasai 17% pangsa pasar dengan pertumbuhan tahunan mencapai 70%, berkat pemanfaatan semikonduktor lokal yang membuktikan kemandirian teknologi China.
Selain itu, produsen lokal kini memimpin perkembangan smartphone berbasis AI, yang sudah mencakup 22% pengiriman di China dan berpotensi menjadi standar global di masa depan.
Kenapa Konsumen China Beralih ke Ponsel Lokal?
Perubahan perilaku konsumen di China tidak hanya dipicu faktor nasionalisme, tetapi juga karena kualitas produk lokal yang semakin kompetitif.
-
Survei Morning Consult mencatat 43% konsumen di China kini secara aktif menghindari membeli merek asing.
-
Angka ini bahkan lebih tinggi pada kalangan muda (47%) dan konsumen perkotaan (44%).
Faktor lain adalah semakin beragamnya pilihan ponsel lokal dalam lima tahun terakhir. Jika dulu konsumen terbatas pada segelintir merek, kini mereka bisa memilih dari berbagai lini produk dengan fitur premium dan harga lebih terjangkau.
Apakah Merek Asing Masih Punya Peluang?
Meski tren menunjukkan dominasi merek lokal, merek asing masih memiliki ruang untuk bangkit. Menurut riset Morning Consult:
-
73% konsumen China bersedia memaafkan merek asing yang menunjukkan dukungan pada China.
-
68% konsumen akan menerima kembali merek asing yang aktif berkontribusi dalam kegiatan sosial dan kemanusiaan.
Namun, tantangannya adalah diferensiasi produk. Konsumen kini lebih menilai fitur, layanan, dan pengalaman dibandingkan sekadar potongan harga. Huawei bisa tumbuh 42%, sementara Apple justru merosot meski memberikan diskon besar.
Baca juga: BlackBerry Comeback! Kini Dibuat di China dengan Desain Klasik & Fitur Modern
Kesimpulan: Titik Balik Industri Smartphone Global
Penurunan penjualan smartphone asing di China hingga 31,3% pada Juni 2025 menjadi titik balik penting dalam lanskap industri global.
Kebangkitan Xiaomi dan Huawei, ditambah preferensi konsumen lokal terhadap produk dalam negeri, menunjukkan bahwa dominasi Apple dan Samsung di pasar China semakin rapuh. Jika tren ini berlanjut, peta persaingan smartphone dunia bisa berubah drastis dalam beberapa tahun mendatang.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.
(fs)
Tinggalkan Komentar