China Rilis Manus: Agen AI Mandiri yang Bisa Bekerja Tanpa Instruksi Tambahan

Teknologi.id . March 10, 2025
China Manus AI
Foto: EC Innovations Agent


Teknologi.id - Setelah sukses dengan pengembangan kecerdasan buatan DeepSeek, China kembali mengejutkan dunia dengan meluncurkan Manus, sebuah agen AI yang mampu beroperasi secara mandiri tanpa perlu instruksi berulang dari manusia.

Agen AI adalah jenis kecerdasan buatan yang dirancang untuk melakukan tugas-tugas tertentu secara otomatis, seperti mencari informasi, melakukan riset, atau bahkan memesan tiket dan hotel.

Biasanya, agen AI memerlukan arahan detail dari pengguna untuk menyelesaikan tugasnya. Namun, Manus berbeda. Cukup dengan satu instruksi awal, Manus bisa bekerja sendiri hingga tugas selesai.

"Manus bukan sekadar chatbot biasa. Ini adalah agen AI pertama yang mampu mengerjakan seluruh proses secara mandiri, mulai dari awal hingga akhir," jelas Yichao Ji, salah satu pendiri Manus AI, dalam video perkenalannya.

"Jika kebanyakan AI berhenti setelah menemukan ide atau konsep yang diminta, Manus akan terus bekerja sampai hasil akhir benar-benar tercapai," tambahnya.

Baca juga: Alibaba Luncurkan AI QwQ-32B, Saingan Baru OpenAI dan DeepSeek

Lebih Canggih dari AI Lainnya

Dalam tes yang disebut General AI Assistants (GAIA), yang mengukur kemampuan agen AI dalam menyelesaikan tugas, Manus diklaim lebih unggul dibandingkan DeepResearch, AI buatan OpenAI.

Bahkan, Manus sudah terbukti mampu menyelesaikan tugas-tugas di platform freelance seperti Upwork dan Fiverr, serta menunjukkan kemampuannya di platform analisis data seperti Google Kaggle.

Bagaimana Manus Bekerja?

Dalam video perkenalannya, Yichao Ji menunjukkan bagaimana Manus bisa menyelesaikan berbagai tugas tanpa campur tangan manusia.

Misalnya, saat diminta menganalisis dan memilih kandidat terbaik dari sekumpulan resume (CV) yang diunggah dalam format ZIP, Manus langsung memproses data, menganalisis setiap CV berdasarkan pengalaman dan keterampilan, lalu menyusun daftar kandidat terbaik.

Hasilnya tidak hanya ditampilkan dalam teks, tetapi juga dalam bentuk spreadsheet yang bisa langsung dibuka di Microsoft Excel.

Selain itu, Manus juga bisa mencari tempat tinggal sesuai kriteria tertentu, menganalisis hubungan harga saham beberapa perusahaan, dan bahkan membangun website hanya dalam hitungan menit.

Rowan Cheung, penulis blog teknologi AI The Rundown AI, membagikan pengalamannya menggunakan Manus melalui akun X-nya (@rowancheung). Ia meminta Manus membuat situs web berisi biografi dan profil dirinya.


Hasilnya, Manus berhasil membuat website hanya dengan satu instruksi dan memberikan tautan yang bisa langsung diakses.

Kapan Manus Bisa Digunakan Secara Umum?

Saat ini, Manus masih dalam tahap early preview dan hanya bisa diakses melalui situs resminya (manus.im) bagi pengguna yang memiliki kode undangan. Namun, siapa pun bisa mendaftar dengan mengklik tombol "Try Manus" atau "Apply for access" di situs tersebut.

Kehadiran Manus menandakan bahwa China semakin serius dalam mengembangkan teknologi AI mandiri. Selama ini, pengembangan AI lebih didominasi oleh Amerika Serikat, tetapi dengan Manus, China menunjukkan kemajuan signifikan dalam bidang ini.

"Manus adalah langkah evolusi berikutnya dalam kecerdasan buatan dan membawa kita semakin dekat dengan Artificial General Intelligence (AGI)," ujar Yichao. AGI adalah bentuk kecerdasan buatan yang mampu berpikir dan mengambil keputusan seperti manusia, bahkan mungkin melampaui kecerdasan manusia.

Baca juga: UPH Hadirkan Fakultas Artificial Intelligence, Ini Tujuannya

Tantangan Regulasi AI

Meski canggih, Manus juga menimbulkan kekhawatiran. Kemampuannya yang bisa bekerja secara mandiri dan mengambil keputusan sendiri menjadi tantangan tersendiri dalam industri AI.

Di Amerika Serikat, AI diwajibkan untuk selalu berada di bawah pengawasan manusia untuk memastikan tidak ada keputusan yang merugikan. Sementara itu, di China, regulasi AI masih belum menjadi prioritas utama.

Dengan semakin canggihnya teknologi AI, tantangan dalam mengontrol dan mengawasi sistem ini agar tetap berjalan sesuai etika juga semakin besar. Bagaimana regulasi AI akan berkembang di masa depan masih menjadi pertanyaan besar yang perlu dijawab.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.

(dwk)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar