Video Bocoran GTA 6 AI Palsu Tembus 8 Juta Views

Wildan Nur Alif Kurniawan . November 28, 2025


Foto: PlayStation

Teknologi.id – Industri gaming tengah menyaksikan persinggungan berbahaya antara antisipasi yang tak tertandingi dan kemajuan teknologi disinformasi. Menjelang perkiraan perilisan Grand Theft Auto VI (GTA 6) pada November 2026 (meski penundaan selalu menjadi bayang-bayang), spekulasi di kalangan penggemar telah mencapai titik didih. Sayangnya, kegairahan ini membuka pintu bagi ancaman baru yang serius, video AI deepfake yang sangat realistis, menjadikannya tantangan terbesar bagi Rockstar Games dalam mengendalikan narasi resminya.

Bukti Nyata Ancaman Deepfake Viral

Foto: Play3.DE

Puncak dari fenomena ini terjadi baru-baru ini ketika sebuah klip gameplay palsu GTA 6 berhasil menyebar secara eksplosif di platform X (Twitter). Klip tersebut, yang diunggah oleh tipster bernama Zap Actu GTA6, diklaim sebagai leak dengan "EXTREMELY SERIOUS SITUATION". Konten yang sangat meyakinkan itu berhasil menarik perhatian luar biasa, mengumpulkan 8 juta views hanya dalam kurun waktu 24 jam.

Meskipun laporan dari media gaming terkemuka, termasuk IGN, dengan cepat mengonfirmasi bahwa video yang kini telah dihapus itu adalah fake gameplay yang dihasilkan oleh AI, penyebarannya tetap tak terbendung. Kecepatan viralitas klip tersebut bahkan mengalahkan peringatan keras yang disisipkan melalui Community Note, membuktikan betapa mudahnya bagi konten yang direkayasa AI untuk diterima begitu saja oleh komunitas yang haus akan informasi baru. Kekuatan hype untuk blockbuster sekelas GTA 6 membuat gamer rela menerima leak palsu tanpa memverifikasi sumbernya.

Eksperimen Sosial yang Bermasalah dan Erosi Kepercayaan

Zap Actu GTA6, yang akunnya diketahui sering memposting video palsu serupa untuk mengumpulkan followers dan anggota Discord, akhirnya menghapus video tersebut setelah mendapatkan kritik tajam. Dalam klarifikasi berikutnya di X, leaker tersebut berargumen bahwa video tersebut adalah sebuah eksperimen yang dirancang untuk "observe people’s reactions and to demonstrate how easy it has become in 2025 to blur the line between reality and AI-generated content" (mengamati reaksi publik dan menunjukkan betapa mudahnya AI mengaburkan batas antara nyata dan palsu).

Meskipun mengaku tidak memiliki motif finansial dari "this experiment", lalu ia menyampaikan maaf "I'm sorry if I gave people false hope; I admit I didn't think things through properly. My initial goal was simply to create some hype and see if people would realise it was AI. I never imagined it would go this far." Sayangnya, narasi leaker yang berubah-ubah—mulai dari klaim eksperimen sosial hingga pernyataan santai kepada IGN bahwa itu "was a huge joke actually, I did it just to entertain the community"—hanya menambah kebisingan digital.

Dampak negatif yang paling merusak adalah erosi kepercayaan (trust erosion). Jika gamer tidak lagi dapat membedakan mana trailer yang asli dari Rockstar dan mana klip deepfake buatan penggemar, seluruh sistem berbagi informasi di komunitas akan runtuh. Ini memaksa gamer menghabiskan waktu menganalisis konten palsu dan berpotensi menyebabkan ekspektasi yang tidak realistis terhadap produk akhir.

Foto: GamingBible

Baca juga: GTA 6 Booming! Trailer Kedua Tembus 475 Juta Views dalam 24 Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Tantangan Sistemik dan Respon Global

Isu video AI palsu yang dihadapi GTA 6 adalah mikro kosmos dari masalah yang lebih besar yang kini mencengkeram seluruh industri hiburan. Teknologi AI Generatif telah melenyapkan barrier to entry untuk menghasilkan disinformasi berkualitas tinggi.

Tokoh-tokoh publik global mulai bereaksi keras. Aktor Keanu Reeves dan fisikawan Brian Cox adalah contoh figur yang telah secara terbuka menyuarakan penolakan terhadap deepfake yang menyalahgunakan citra mereka, dengan Reeves bahkan harus membayar layanan bulanan untuk menghapus konten palsu. 

Di tingkat regulasi, respons mulai muncul. Jepang telah mengambil tindakan dengan meminta OpenAI untuk mencegah pelanggaran hak cipta setelah model Sora 2 digunakan untuk membuat video karakter anime dan game berhak cipta. Meskipun CEO OpenAI, Sam Altman, mencoba menenangkan kekhawatiran ini dengan menyebutnya "interactive fan fiction", masalah hak cipta dan disinformasi tetap menjadi prioritas utama bagi pemerintah global.

Perang Narasi Menjelang Perilisan

Dengan satu tahun tersisa hingga perkiraan peluncuran, kemungkinan besar akan lebih banyak lagi video gameplay palsu yang jauh lebih meyakinkan akan muncul secara online. Rockstar Games harus memimpin dengan strategi yang lebih agresif, seperti memperketat komunikasi dan Watermark digital yang didukung *AI fingerprinting untuk memverifikasi setiap konten resmi.

Keberhasilan peluncuran GTA 6 tidak hanya akan diukur dari kualitas game yang mereka buat, tetapi juga dari efektivitas mereka dalam memenangkan perang narasi yang didominasi AI. Di era digital, mengendalikan apa yang dilihat dan dipercayai oleh konsumen telah menjadi bagian terpenting dari pengembangan dan pemasaran sebuah blockbuster.

Baca berita dan artikel lain di Google News

(WN/ZA)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar