Daftar 40 Pekerjaan yang Berpotensi Digantikan AI Versi Microsoft

Farrah Nur Fadhilah . August 04, 2025

Foto: Yahoo

Teknologi.id - Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) semakin menunjukkan tajinya. Teknologi ini tak lagi sekadar alat bantu, tetapi mulai memengaruhi berbagai sektor kehidupan, termasuk dunia kerja. Dalam laporan terbarunya, Microsoft mengungkapkan ada 40 pekerjaan yang dinilai berpotensi tergantikan oleh AI dalam waktu dekat.

Laporan ini tidak sekadar spekulasi. Microsoft Research bekerja sama dengan tim ilmuwan data untuk menganalisis “skor penerapan AI” pada berbagai jenis profesi. Meski studi ini berbasis pada pasar tenaga kerja Amerika Serikat, para peneliti menilai hasilnya juga relevan untuk negara lain, termasuk Indonesia.

Menurut Kiran Tomlinson, peneliti senior di Microsoft, tujuan studi ini bukan untuk menakut-nakuti, melainkan memahami sejauh mana AI mampu membantu atau mengubah cara kerja manusia. “AI tidak sepenuhnya menggantikan manusia, tetapi mengubah proses kerja, khususnya di bidang penulisan, riset, dan komunikasi,” ujarnya, dikutip dari Windows Central.

Baca Juga : Tesla Gandeng Samsung, Teken Kontrak Fantastis Rp 270 Triliun Buat Chip AI Masa Depan

Namun, di balik narasi optimistis itu, Microsoft tak menutup mata bahwa penerapan AI bisa memberi dampak signifikan terhadap struktur ketenagakerjaan global.

40 Pekerjaan yang Paling Rentan Terdampak AI

Dari hasil riset Microsoft, profesi yang paling berisiko tergantikan AI umumnya memiliki karakteristik serupa: minim interaksi fisik, berbasis komunikasi atau bahasa, serta melibatkan tugas berulang yang mudah didigitalisasi.

Berikut daftar 40 pekerjaan yang dinilai paling terdampak AI:

  1. Penerjemah, Juru Bahasa
  2. Sejarawan
  3. Petugas Penumpang
  4. Penjual Layanan
  5. Penulis, Pengarang
  6. Staf Layanan Pelanggan
  7. Pemrogram Mesin CNC
  8. Operator
  9. Agen Perjalanan
  10. Penyiar Radio, DJ
  11. Makelar
  12. Dosen Manajemen Pertanian dan Keluarga
  13. Staf Penjualan Telepon
  14. Resepsionis Hotel
  15. Ilmuwan Politik
  16. Reporter, Jurnalis
  17. Ahli Matematika
  18. Editor Teknis
  19. Korektor
  20. Resepsionis
  21. Editor
  22. Dosen Bisnis
  23. Spesialis Humas
  24. Staf Promosi Produk
  25. Penjual Iklan
  26. Petugas Pembukaan Rekening Bank
  27. Asisten Statistik
  28. Staf Penyewaan Mobil
  29. Ilmuwan Data
  30. Penasihat Keuangan Pribadi
  31. Arsiparis
  32. Dosen Ekonomi
  33. Pengembang Web
  34. Analis Manajemen
  35. Ahli Ilmu Bumi
  36. Model
  37. Analis Riset Pasar
  38. Operator Darurat
  39. Operator Telepon
  40. Dosen Ilmu Perpustakaan

Baca Juga : KPK Selidiki Kasus Google Cloud, Nadiem Makarim dan Google Akan Dimintai Keterangan

Profesi-profesi ini umumnya berbasis bahasa, teks, atau analisis data yang bisa diotomatisasi oleh AI generatif seperti ChatGPT. Misalnya, penulis dan editor yang tugasnya merangkai kata bisa dibantu AI untuk membuat draf awal, atau agen perjalanan yang fungsinya memberi rekomendasi kini bisa dilakukan chatbot otomatis.

Pekerjaan yang Masih Aman dari AI (Untuk Saat Ini)

Menariknya, studi Microsoft juga menunjukkan ada beberapa profesi yang masih relatif aman dari ancaman AI. Penyebabnya sederhana: pekerjaan tersebut membutuhkan keterampilan fisik, presisi manual, atau interaksi manusia yang sulit digantikan teknologi saat ini.

Beberapa contohnya adalah:

  • Pembangun
  • Tukang Kayu
  • Insinyur Mekanik
  • Ahli Bedah
  • Tukang Listrik
  • Terapis Pijat

Meski begitu, Microsoft memberi catatan bahwa perkembangan teknologi robotik dan otomatisasi di masa depan bisa saja menggeser pekerjaan fisik ini secara bertahap.

AI: Membantu atau Mengancam Dunia Kerja?

Microsoft menegaskan, tujuan penelitian ini adalah melihat bagaimana AI dapat membantu manusia, bukan menggantikannya sepenuhnya. Namun, realita bisnis menunjukkan cerita lain.

Di tahun ini saja, Microsoft telah melakukan PHK terhadap lebih dari 15.000 karyawan, sebagian besar karena strategi perusahaan yang kini fokus besar pada pengembangan AI.

“Jika satu orang dengan bantuan AI bisa melakukan dua kali lebih banyak pekerjaan, perusahaan akan memiliki insentif untuk mengurangi jumlah tenaga kerja,” kata Tomlinson.

Baca Juga : Zuckerberg: Kacamata AI Akan Gantikan Smartphone, Siapkah Kamu?

Hal ini juga selaras dengan pandangan Bill Gates, pendiri Microsoft. Gates mengakui AI membawa banyak manfaat, tetapi ia juga memperingatkan bahwa disrupsi besar-besaran di dunia kerja sulit dihindari. Tantangannya adalah bagaimana menciptakan lapangan kerja baru yang bisa mengimbangi dampak tersebut.

Tantangan & Peluang untuk Pekerja

Bagi para pekerja, temuan ini bisa menjadi alarm sekaligus peluang. Profesi berbasis rutinitas digital kemungkinan besar akan otomatisasi sebagian besar tugasnya. Artinya, kemampuan baru akan dibutuhkan agar tetap relevan di pasar kerja.

Beberapa langkah yang bisa dilakukan pekerja antara lain:

  • Mengembangkan keterampilan baru di bidang yang sulit digantikan AI (misalnya keterampilan teknis, kreatif, atau interpersonal).
  • Menggunakan AI sebagai alat bantu untuk meningkatkan produktivitas, bukan sekadar kompetitor.
  • Mengikuti perkembangan teknologi dan tren industri untuk tetap relevan.

Laporan Microsoft tentang 40 pekerjaan yang berpotensi digantikan AI bukan sekadar daftar ancaman, tetapi peta arah perubahan dunia kerja di era digital. Pekerjaan berbasis bahasa, analisis data, dan komunikasi menjadi yang paling rentan, sementara profesi yang membutuhkan kehadiran fisik masih relatif aman, setidaknya untuk saat ini.

Alih-alih melihat AI sebagai musuh, Microsoft mendorong agar pekerja memanfaatkan teknologi ini untuk beradaptasi. Namun, perusahaan dan pemerintah juga diharapkan berperan aktif dalam menyiapkan program pelatihan ulang (reskilling) agar tenaga kerja tidak tertinggal.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.

(fnf)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar