Heboh! Partai Politik Baru Jepang Path to Rebirth Tunjuk AI Jadi Ketua Umum

Sarah Shabrina . September 23, 2025

AI jadi ketua partai politik
Foto: Mexxa

Teknologi.id – Partai Politik “Path to Rebirth” dari Jepang, akan menunjuk AI sebagai ketua umum. Partai ini didirikan oleh Shinji Ishimaru pada bulan Januari 2025 untuk pemilihan Majelis Metropolitan Tokyo pada bulan Juli 2025. Penunjukan AI sebagai ketua umum partai Path to Rebirth muncul ketika Koki Okumura maju menggantikan Shinji Ishimaru.

Pemilihan AI sebagai pemimpin dalanm ranah politik tidak hanya terjadi di Jepang saja, tetapi di Albania sudah menunjuk AI sebagai menteri virtual kabinet pemerintah yang bertujuan untuk memberantas korupsi di negara tersebut.

Sebelum melihat lebih jauh alasan dibalik keputusan ini, alangkah baiknya untuk mengetahui apa itu Path to Rebirth dan bagaimana ide itu bisa muncul.

Latar Belakang Lahirnya Partai Path to Rebirth

Partai Path to Rebirth (Jalan Menuju Kelahiran Kembali) atau yang juga disebut Partai Saisei no Michi merupakan partai baru di Jepang yang didirikan oleh Shinji Ishimaru pada bulan Januari 2025. Tujuan Ishimaru mendirikan partai ini untuk mengajukan kandidat dalam pemilihan Majelis Metropolitan Tokyo pada bulan Juli 2025.

Dilansir dari the japan times, dalam konferensi pers Ishimaru mengatakan kekhawatirannya pada masa depan Jepang sehingga ia mendirikan partai baru yang dinamakan Saisei no Michi yang artinya jalan menuju kelahiran kembali.

“Sudah lama saya merasa bahwa keadaan semakin buruk di negara ini dan kita perlu melakukan sesuatu untuk mengatasinya. Saya pikir Jepang perlu berubah menuju titik kelahiran kembali” ujar Ishimaru.

Ia juga menegaskan bahwa partai Saisei no Michi setidaknya memiliki 3 fokus utama

  1. Berupaya meningkatkan partisipasi publik dalam politik
  2. Meningkatkan otonomi daerah
  3. Mendorong revitalisasi setiap komunitas lokal

Sistem dari partai ini, Ishimaru menjelaskan jika para kandidat dapat mencalonkan diri maksimal 2 periode dengan total 8 tahun. Setelah itu, mereka didorong untuk kembali ke pekerjaan sebelumnya atau dapat melanjutkan karier politik mereka.

Selain itu, partai ini juga tidak memiliki platform kebijakan yang terstruktur, melainkan membebaskan para anggotanya untuk menyusun agenda masing-masing.

Baca Juga: ChatGPT Go Resmi Hadir di Indonesia, Pertama di Asia Tenggara dengan Harga Terjangkau

Siapa itu Shinji Ishimaru?

Berbicara soal partai Path to Rebirth atau Saisei no Michi, mari berkenalan dengan Shinji Ishimaru. Sosok dibalik partai Path to Rebirth ini dulunya adalah seorang karyawan bank MUFG. Shinji Ishimaru lahir di Hiroshima, 12 Agustus 1982.

Pada tahun 2020, Ishimaru mencalonkan diri sebagai walikota Akitakata setelah Hiroshi Kodama walikota Akitakata terungkap menerima uang suap sebesar 600.000 JPY dari Katsuyuki Kawai untuk membantu kampanye istrinya sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat.

Dalam pemilihan Walikota Akitakata, Ishimaru melakukan kampanye dan berpidato di puluhan tempat setiap hari dan berhasil memperoleh 8.076 suara. Ia menjabat sebagai Wali Kota Akitakata dari tahun 2020 hingg 2024.

Kemudian pada masa pemilihan Gubernur Tokyo 2024, Ishimaru mengundurkan diri dari Walikota Akitakata dan mencalonkan dirinya sebagai independen tanpa dukungan partai politik. Tidak disangka ia berhasil menempati posisi kedua  dengan 1.658.363 suara berkat kampanye daring yang sukses.

Namun, ketika pencalonannya sebagai Gubernur Tokyo 2024, Ishimaru kalah dari Yuriko Koike yang memperoleh sekitar 2,92 juta suara. Selain itu dalam pemilihan majelis Tokyo pada bulan Juni lalu, partai Path to Rebirth kesulitan merebut kursi di parlemen dan di bulan Juli 10 kandidat yang mencalonkan diri gagal juga mendapat kursi di Majelis Tinggi.

Baca Juga: Aturan Visa H-1B Baru Trump Ancaman Serius bagi Perusahaan Teknologi AS

Ide Dibalik Layar: AI jadi Ketua Partai Path to Rebirth

Setelah Ishimaru mundur dari jabatannya sebagai pemimpin partai Path to Rebirth, Koki Okumura, mahasiswa doktoral di Universitas Kyoto yang menekuni riset AI maju menggantikan Shinji Ishimaru. Menariknya Okumura tidak mengambil alih secara penuh sebagai pemimpin. Ia justru mengumumkan pemimpin baru untuk partai Path to Rebirth.

“Pemimpin baru kami adalah AI. Saya hanya akan bertugas sebagai asistennya” Ujar Okumura dalam konferensi pers.

Diketahui AI yang ditunjuk sebagai ketua partai ini akan berbentuk “Avatar Penguin”. “Pemimpinnya adalah AI Penguin. Kami akan mengembangkan AI dan membuatnya mengambil keputusan untuk partai” kata okumura dikutip dariTokyo Weekender(17/9/25).

Belum dapat diputuskan kapan “Penguin AI” akan mengambil alih dan bagaimana proses penerapannya. Namun, Okumura menegaskan jika nantinya AI akan berperan sebagai pengambil keputusan untuk partai.  “AI tidak akan mendikte aktivitas politik anggota partai, tetapi akan fokus pada keputusan seperti distribusi sumber daya di antara anggota” tambah Okumura.

Menurut seorang profesor ilmu politik Universitas Hosei Tokyo – Hiroshi  Shiratori, ia merasa bahwa Jepang belum siap pada partai yang bergantung dengan AI. Sebab, ketika pemilihan berlangsung orang cenderung akan memilih pemimpin yang dapat diandalkan dan partai yang sesuai dengan rakyat. Sedangkan AI tidak termasuk dalam kategori tersebut.

Baca Juga: Menteri AI Pertama di Dunia Resmi Dilantik Albania, Fokus Berantas Korupsi

Perbandingan: AI Ketua Partai Jepang vs Menteri AI Albania

Langkah Jepang dalam menggabungkan teknologi AI (artificial Intelligence) ke dalam ranah politik mencerminkan keberanian yang lebih dari sekadar inovasi teknologi. AI diberi tugas untuk memimpin politik dan mengambil keputusan strategis partai.

Selain itu penggunaan AI dalam ranah politik juga digunakan oleh Albania. Perdana Menteri Edi Rama memperkenalkan Diella sebagai menteri virtual kabinet yang bertujuan untuk menumpas korupsi di negara tersebut.

Meskipun AI dinilai lebih praktis dan menjadi solusi, tetapi dosen di Universitas Greenwich Inggris – Thomas Ferretti menegaskan jika meskipun AI dapat meningkatkan efisiensi pemerintah tetapi teknologi tersebut tidak dapat mengambil keputusan politik sendirian. Jika tidak di kelola dengan baik maka akan berisiko dan membawa masalah.

Baca artikel dan berita lainnya di Google News

(SS)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar