Komdigi Kaji Internet Satelit Langsung ke HP, Mirip Layanan Starlink

Teknologi.id . October 23, 2025

Komdigi internet satelit

Teknologi.id — Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) tengah mengkaji teknologi baru yang memungkinkan ponsel terhubung langsung ke satelit tanpa harus bergantung pada menara BTS. Teknologi ini dikenal dengan nama Non-Terrestrial Network Direct-to-Device (NTN-D2D) dan digadang-gadang mirip dengan layanan Direct to Cell milik Starlink.

Langkah ini dilakukan untuk memperluas akses internet ke wilayah 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal) yang selama ini sulit dijangkau jaringan darat.

Internet Langsung ke HP, Tanpa BTS

Melalui dokumen Call for Information (CFI) berjudul “Kajian Regulasi dan Kebijakan Potensi Implementasi Teknologi NTN-D2D dan Air-to-Ground (A2G) di Pita Frekuensi 2 GHz”, Komdigi sedang mengumpulkan data, masukan, serta praktik terbaik dari berbagai pihak.

Kajian ini disusun oleh Direktorat Penataan Spektrum Frekuensi Radio, Orbit Satelit, dan Standardisasi Infrastruktur Digital di bawah Direktorat Jenderal Infrastruktur Digital Komdigi.

Teknologi NTN-D2D memungkinkan smartphone berkomunikasi langsung dengan satelit, sementara A2G (Air-to-Ground) memungkinkan pesawat terhubung langsung ke jaringan darat. Kedua teknologi ini dinilai sangat strategis untuk:

  • Memperluas jangkauan digital hingga ke pelosok Indonesia.

  • Menjaga ketahanan komunikasi nasional.

  • Mendukung visi besar “Indonesia Emas 2045.”

Langkah Menuju Indonesia Terhubung

Dalam keterangan resminya, Komdigi menegaskan bahwa penggunaan pita frekuensi 2 GHz untuk teknologi NTN-D2D dan A2G merupakan bagian dari Rencana Strategis Komdigi 2025–2029, selaras dengan target RPJMN 2025–2029.

“Teknologi ini berpotensi besar memperluas konektivitas digital ke wilayah yang belum terjangkau jaringan terestrial. Dengan begitu, masyarakat di daerah terpencil pun bisa menikmati akses internet yang setara,” tulis Komdigi dalam pernyataannya.

Ajak Publik dan Industri Ikut Serta

Komdigi juga membuka konsultasi publik untuk mengundang partisipasi dari berbagai pihak — mulai dari operator seluler, penyedia layanan satelit, industri penerbangan, produsen perangkat, akademisi, hingga masyarakat umum.

Semua pihak dapat memberikan masukan terkait:

  • Potensi teknis dan kebutuhan spektrum.

  • Model bisnis yang relevan.

  • Kebijakan pendukung untuk implementasi teknologi satelit langsung ke HP.

Masukan dapat dikirimkan melalui e-mail ke sat-ins@postel.go.id dan orsat@infradig.komdigi.go.id paling lambat 9 November 2025.

Mirip Teknologi Starlink Milik Elon Musk

Teknologi yang dikaji Komdigi ini mirip dengan layanan Direct to Cell milik Starlink, perusahaan satelit milik Elon Musk.

Starlink sudah mulai mengembangkan fitur yang memungkinkan ponsel terhubung langsung ke satelit, tanpa perlu alat tambahan seperti antena Starlink Kit atau router WiFi.

Dengan teknologi ini, pengguna bisa:

  • Mengirim SMS.

  • Melakukan panggilan telepon.

  • Mengakses internet.

  • Terhubung dengan perangkat Internet of Things (IoT).

Jika berhasil diimplementasikan di Indonesia, layanan serupa akan menjadi terobosan besar untuk pemerataan akses digital nasional, terutama di wilayah-wilayah yang selama ini sulit mendapatkan sinyal.

Baca juga: Menkomdigi Meutya Hafid Ungkap Teknologi Internet Murah Saingi Starlink

Langkah Strategis Menuju Kedaulatan Digital

Kajian internet satelit langsung ke HP ini bukan sekadar proyek teknologi, tapi juga strategi memperkuat kedaulatan digital Indonesia.

Dengan konektivitas yang lebih luas dan mandiri, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada infrastruktur fisik BTS yang mahal dan sulit dibangun di daerah terpencil.

“Pemanfaatan frekuensi 2 GHz untuk teknologi NTN-D2D dan A2G diharapkan dapat memperkuat konektivitas nasional, menjaga ketahanan komunikasi, serta mendorong pertumbuhan ekonomi digital menuju Indonesia Emas 2045,” tegas Komdigi.

Kesimpulan

Langkah Komdigi mengkaji teknologi internet satelit langsung ke ponsel ini menjadi sinyal kuat bahwa Indonesia sedang menuju era konektivitas tanpa batas.

Dengan dukungan semua pihak, teknologi ini bisa membuka babak baru bagi pemerataan akses digital di seluruh nusantara — dari kota besar hingga pulau-pulau terpencil.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.

(dwk)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

1 Komentar