Robot Anjing Bertenaga AI Kini Bisa Bermain Bulu Tangkis Lawan Manusia

Farrah Nur Fadhilah . September 04, 2025

Teknologi.id – Siapa sangka, sebuah robot berkaki empat bertenaga kecerdasan buatan (AI) kini bisa diajak main bulu tangkis melawan manusia. Robot ini bukan sekadar bisa berdiri atau berjalan seperti anjing mekanik lainnya, melainkan mampu berlari mengejar kok, mengayunkan raket, bahkan bertahan dalam reli hingga 10 pukulan.

Robot ini bernama ANYmal, sebuah mesin mirip anjing seberat 50 kilogram dengan tinggi sekitar setengah meter. Hasil penelitian terbaru yang diterbitkan di Science Robotics pada 28 Mei lalu menunjukkan bahwa eksperimen ini bukan hanya gimmick, melainkan pencapaian besar dalam dunia robotika. Dengan memadukan gerakan tubuh penuh, sistem visual stereo, serta AI berbasis reinforcement learning, ANYmal berhasil menjadi lawan tanding bulu tangkis yang cukup tangguh.

Baca juga: China Kembangkan Robot Hamil dengan Rahim Buatan, Bisa Lahirkan Bayi

Dari Robot Penjelajah Jadi Atlet Bulu Tangkis

ANYmal awalnya dirancang sebagai robot penjelajah untuk melintasi medan sulit. Dengan empat kakinya, ia dapat memanjat, melintasi puing, atau berjalan di lingkungan berbahaya bagi manusia. Namun, para peneliti ingin mendorong batas kemampuannya.

Mereka memasang lengan dinamis dengan raket pada sudut 45 derajat, sehingga tinggi robot bertambah menjadi 1,6 meter dan bisa menjangkau shuttlecock di atas net. ANYmal juga dilengkapi 18 sendi yang dikendalikan jaringan saraf tiruan agar pergerakan kaki dan lengan bisa terkoordinasi stabil.

“Olahraga adalah aplikasi yang bagus untuk melatih robot, karena kesulitannya bisa ditingkatkan bertahap dari yang sederhana hingga sangat kompleks,” ujar Yuntao Ma, penulis studi yang sebelumnya bekerja di ETH Zürich.

Belajar dengan Metode Coba-Coba

Untuk mengajarkan bulu tangkis, para ilmuwan menggunakan metode pembelajaran penguatan (reinforcement learning). ANYmal ditempatkan di simulasi lapangan bulu tangkis virtual, lalu diberi kok virtual. Robot belajar melacak arah terbang kok, berlari mengejar, dan memukul balik.

Setiap gerakan benar diberi “hadiah” berupa skor: mulai dari posisi raket, sudut kepala raket, hingga kecepatan ayunan. Yang terpenting, robot dilatih untuk memukul shuttlecock dengan tepat waktu.

Setelah 50 juta kali percobaan dalam simulasi, jaringan saraf tiruan ditransfer ke tubuh robot nyata. ANYmal pun diuji melawan shuttlecock sungguhan.

Hasil Mengejutkan

Ketika diuji di lapangan, ANYmal mampu:

  • Melacak kok oranye dengan kamera stereo.

  • Menentukan lintasan kok dan bergerak ke posisi jatuhnya.

  • Mengembalikan shuttlecock dengan kecepatan 12 meter/detik (setengah kecepatan pemain amatir).

  • Bertahan dalam reli hingga 10 pukulan.

ANYmal juga menunjukkan perilaku spontan mirip manusia. Setelah memukul, ia otomatis kembali ke tengah lapangan untuk bersiap — layaknya pemain profesional.

Namun, keterbatasannya: robot ini belum bisa membaca gerakan lawan. Para peneliti berencana menambahkan “leher” agar kamera bisa lebih fleksibel melacak shuttlecock.

Tantangan Teknis yang Rumit

Mengajarkan bulu tangkis pada robot berkaki empat bukan hal mudah. Tantangan terbesarnya adalah koordinasi antara melihat kok dan bergerak cepat.

“Kalau robot terlalu fokus melihat kok, ia jadi lambat bergerak. Tapi kalau tidak melihat, ia tidak tahu ke mana harus lari. Komprominya harus pintar,” jelas Ma.

Koordinasi 18 motor sendi juga sulit. Masing-masing sendi belajar secara independen, tapi pada akhirnya semua harus bergerak serempak agar pukulan efektif. Hasil ini membuktikan bahwa AI mampu menemukan solusi untuk masalah koordinasi tubuh yang sulit diprogram manual.

Lebih dari Sekadar Hiburan

Meski terlihat seperti hiburan, penelitian ini punya implikasi serius. Kemampuan menggabungkan persepsi visual dinamis dengan gerakan tubuh penuh bisa diaplikasikan untuk:

  • Bantuan bencana: menjelajah puing, mengidentifikasi benda, dan memindahkan barang.

  • Logistik: bergerak gesit sambil membawa beban.

  • Militer & eksplorasi: misi berisiko di medan berbahaya.

Dengan kata lain, bulu tangkis hanyalah demonstrasi fleksibilitas AI dalam mengendalikan robot fisik.

AI dan Masa Depan Robotika

Penelitian ini menegaskan peran AI dalam menciptakan robot yang adaptif. Jika dulu robot hanya bisa melakukan gerakan kaku, kini mereka bisa belajar menghadapi situasi dinamis yang berubah setiap detik.

Bulu tangkis dipilih karena menuntut:

  • Kecepatan reaksi (kok bisa sangat cepat).

  • Koordinasi tubuh penuh (lari, lompat, ayunan).

  • Adaptasi real-time (arah kok sulit diprediksi).

Jika robot bisa menguasai bulu tangkis, bukan mustahil ia bisa menguasai berbagai tugas fisik lain yang lebih rumit.

Baca juga: Xueba 01 Bikin Geger! Robot Humanoid Ini Resmi Kuliah S3 di China

Kesimpulan

Robot anjing bertenaga AI bernama ANYmal telah membuktikan bahwa teknologi robotika kini sudah sampai di level mampu menjadi lawan tanding manusia dalam olahraga. Dari sekadar berjalan di medan sulit, kini ia bisa mengayunkan raket dengan gerakan terkoordinasi.

Meski belum sempurna karena belum bisa membaca strategi lawan, hasil ini menunjukkan masa depan robotika yang menjanjikan. Bukan hanya untuk olahraga, tapi juga untuk bantuan bencana hingga eksplorasi luar angkasa.

Di masa depan, bukan mustahil kita akan menonton pertandingan manusia vs robot AI di lapangan olahraga.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.

(fnf)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar