Taksi Terbang China: Terbang Antar Kota 15 Menit, Tarif Cuma Rp 200 Ribuan!

Jihan Fadlilah . November 11, 2025
Foto: Telset


Teknologi.id — Bayangkan pergi dari Shanghai ke Suzhou hanya dalam 15 menit, tanpa macet dan tanpa stres — dan tarifnya tidak lebih mahal dari naik kereta cepat. Inilah terobosan besar yang tengah dipamerkan China melalui teknologi taksi terbang berbasis listrik (eVTOL), yang siap mengubah cara manusia bepergian di masa depan.

Inovasi ini mencuri perhatian dalam ajang China International Import Expo (CIIE) 2025 di Shanghai, di mana untuk pertama kalinya publik dapat melihat simulasi lengkap ekosistem taksi terbang: mulai dari terminal futuristik, proses check-in, area keamanan, hingga pembelian tiket. Semuanya dirancang seperti bandara mini yang benar-benar siap beroperasi.

Baca juga: China Salip Microsoft, Jadi Negara Pertama yang Komersialkan Data Center Bawah Laut

Tarif Super Terjangkau: Mulai Rp 100 Ribuan

Salah satu hal yang paling menghebohkan dalam pameran ini adalah simulasi tarif penerbangan:

  • Rute dalam kota Shanghai (10 menit): sekitar ¥49 atau Rp 100 ribu

  • Rute antarkota Shanghai–Suzhou (15 menit): sekitar ¥119 atau kurang dari Rp 250 ribu

Tarif ini bukan sekadar gimmick, melainkan proyeksi biaya operasional realistis dari layanan eVTOL di masa depan. Jika terealisasi, taksi terbang bisa menjadi alternatif baru yang lebih cepat daripada mobil, lebih nyaman dari kereta, dan lebih murah dari helikopter.

Pesawat Listrik 5 Penumpang: Cepat, Ramah Lingkungan, dan Hemat Energi

Di pameran tersebut, perhatian publik banyak tertuju pada prototipe pesawat listrik lima penumpang dengan spesifikasi:

  • Bentang sayap: 15 meter

  • Panjang body: 10 meter

  • Kapasitas: 5 penumpang

  • Kecepatan maksimal: 200 km/jam

  • Jangkauan: 250 km per sekali charge

Dengan tenaga elektrik dan teknologi baterai terbaru, pesawat ini menjadi bagian dari strategi China membangun “ekonomi ketinggian rendah”, yang telah dimasukkan dalam Rencana Lima Tahun ke-15. Artinya, taksi terbang bukan lagi ide futuristik — ini roadmap nyata yang sudah masuk kebijakan nasional.

Tren Global: Taksi Terbang Mulai Jadi Transportasi Publik

China bukan satu-satunya negara yang mengembangkan mobilitas udara.
Beberapa contoh lain:

  • Korea Selatan menguji layanan Volocopter

  • Perancis memakai taksi terbang untuk Olimpiade Paris 2024

  • Australia mulai menerima layanan taksi terbang Uber

Namun, China kini terlihat paling agresif dalam mempersiapkan infrastruktur, regulasi, hingga simulasi operasional lengkap.

Kenapa China Serius dengan Mobilitas Udara?

Transportasi ketinggian rendah menjadi solusi dari banyak masalah perkotaan:

  • Mengatasi kemacetan parah di kota besar

  • Mengurangi emisi karbon karena seluruh armada berbasis listrik

  • Mempercepat konektivitas antarwilayah

  • Membuka peluang ekonomi baru berbasis teknologi udara

Keunggulan ini membuat pemerintah China menempatkan eVTOL sebagai kunci transportasi masa depan, sejajar dengan kereta cepat dan mobil listrik.

Baca juga: Gokil! China Kembangkan Chip AI 1.000x Lebih Cepat dari Nvidia dan AMD

Era Baru Transportasi: Siapkah Indonesia Menyusul?

Pameran CIIE 2025 menegaskan bahwa taksi terbang bukan sekadar tren teknologi — ini adalah paradigma baru mobilitas manusia. Saat negara lain masih bereksperimen, China sudah menunjukkan gambaran lengkap bagaimana layanan ini akan beroperasi secara massal.

Dengan tarif yang terjangkau dan teknologi yang semakin matang, bukan mustahil dalam beberapa tahun lagi kita bisa:

  • Pergi ke kantor lewat udara

  • Terbang ke kota tetangga dalam hitungan menit

  • Menghindari macet tanpa harus membayar mahal

Kini pertanyaannya adalah: kapan Indonesia siap menyambut revolusi transportasi ini?

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News

(jh)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar