Sumber: Freepik
Teknologi.id - Di tengah derasnya arus perubahan global, Tiongkok menunjukkan langkah besar yang bikin dunia tercengang dalam mereformasi pendidikan. Yup, negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia ini sekarang mengintegrasikan kecerdasan buatan berupa AI, dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi! Bukan sekadar wacana, tapi sudah masuk ke buku pelajaran, kurikulum, bahkan pelatihan guru.
Baca juga: YouTube Punya Fitur AI Baru untuk Bikin Musik Bebas Klaim Hak Cipta
Tujuannya? China tidak tanggung-tanggung: membangun kekuatan inovasi nasional dan menemukan sumber pertumbuhan baru buat masa depan. Kementerian Pendidikan Tiongkok bahkan secara resmi berkata, "Mempromosikan kecerdasan buatan akan membantu menumbuhkan kemampuan dasar guru dan siswa, sekaligus membentuk daya saing inti dari bakat-bakat inovatif." (Reuters, 18 April 2025).
AI: Bukan Sekadar Tren, Tapi Senjata Utama!
Kementerian Pendidikan Tiongkok menegaskan, kemampuan dasar yang ditargetkan bukan hanya soal kepintaran dalam bidang teknologi, tetapi juga mencakup berpikir mandiri, problem solving, komunikasi, dan kolaborasi. Jadi, ruang kelas di Tiongkok kedepannya akan menjadi lebih dinamis, inovatif, dan pastinya menantang. Bayangin aja, tugas-tugas siswa gak lagi cuma menghafal rumus, tapi memecahkan masalah dunia nyata dengan bantuan AI!
Upaya ini sebenarnya kelanjutan dari langkah-langkah sebelumnya, seperti peluncuran kursus-kursus AI di berbagai universitas. Salah satu pemicunya adalah suksesnya perusahaan rintisan DeepSeek yang heboh di dunia internasional pada Januari lalu. Jadi, ini bukan cuma reformasi pendidikan biasa—ini strategi besar untuk menciptakan generasi masa depan yang siap bersaing secara global.
Bahkan, pada bulan yang sama, China meluncurkan Rencana Aksi Nasional Pendidikan 2035 yang ambisius. Visi yang dimiliki China adalah untuk mewujudkan status "Negara dengan Pendidikan Kuat." Jadi, gak heran kalau AI diposisikan sebagai kunci sukses menuju cita-cita tersebut.
Sistem Pendidikan Tiongkok: Disiplin Tinggi, Prestasi Tinggi
Kalau ngomongin pendidikan Tiongkok, nggak bisa dilepas dari sistem mereka yang ketat, disiplin, dan fokus pada kualitas. Data dari Kompasiana.com menyebutkan bahwa tingkat literasi siswa di Tiongkok mencapai 99,4% pada 2023. Artinya, hampir semua anak di Tiongkok bisa membaca dan menulis dengan baik!
Sistem pendidikannya juga adil. Guru-guru dinilai berdasarkan kualitas mereka, bahkan siswa punya kesempatan untuk menilai performa gurunya. Seru, kan? Selain itu, kesejahteraan guru benar-benar diperhatikan. Gaji guru di Tiongkok rata-rata 10% lebih tinggi dari pekerja biasa, yakni sekitar 3,6 juta hingga 6 juta rupiah per bulan. Ini menunjukkan betapa seriusnya pemerintah dalam membangun fondasi pendidikan yang solid.
Di sisi lain, struktur pendidikan di Tiongkok cukup mirip dengan Indonesia, mulai dari PAUD 3 tahun, SD 6 tahun, SMP 3 tahun, SMA 3 tahun, hingga ke perguruan tinggi dengan jalur akademik dan profesional. Tapi yang membedakan adalah ujian Gaokao—ujian masuk perguruan tinggi yang super ketat dan menjadi penentu masa depan banyak siswa di sana.
Bukan cuma itu, Pemerintah Tiongkok juga punya pendekatan One China Policy dalam pendidikan, memperkuat solidaritas nasional melalui kurikulum sejarah, bahasa, hingga pendidikan etika. Semua diarahkan untuk membangun identitas nasional yang kuat sekaligus mengokohkan posisi negara di mata dunia.
Fokus ke Masa Depan: Pendidikan Digital dan Vokasi
Pada 11 Januari 2024, Tiongkok menegaskan fokus utamanya dalam pendidikan: mendorong pendidikan kejuruan, mempercepat digitalisasi pendidikan, dan memperkuat pendidikan berbasis moral. Menteri Pendidikan Huai Jinpeng bahkan mengumumkan reformasi besar pada 2 Agustus 2024 untuk memperluas akses pendidikan dan meningkatkan kualitasnya.
Dengan adanya AI, tujuan ini menjadi lebih realistis. Bayangin, dengan sistem pembelajaran yang sudah berbasis kecerdasan buatan, Tiongkok bisa menghasilkan generasi yang bukan cuma cerdas, tapi juga adaptif dan kreatif di dunia kerja masa depan.
Baca juga: Dari Coding, Spreadsheet, hingga Editing Foto: Ini Deretan Fitur AI Terbaru Canva
So, Indonesia Harus Ngapain?
Melihat gebrakan Tiongkok ini, pertanyaannya: Indonesia kapan?
Kalau Tiongkok sudah tancap gas mengintegrasikan AI ke semua lini pendidikan, Indonesia jangan sampai cuma jadi penonton. Kita harus siap mengejar ketertinggalan, mulai dari penguatan literasi digital, pelatihan guru berbasis teknologi, sampai menyusun kurikulum yang lebih adaptif terhadap perubahan zaman.
Apalagi, dengan bonus demografi yang kita punya, masa depan Indonesia sebenarnya sangat cerah—asal kita bisa mempersiapkan sumber daya manusia yang kompeten dan inovatif.
Ayo, sudah saatnya kita juga berani bermimpi besar dan beraksi nyata!
Kalau bukan sekarang, kapan lagi?
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.
(mo)
Tinggalkan Komentar