Laporan Digital 2025: Warga Indonesia Paling Aktif Online Lewat Smartphone

Yunita Endah Sulistiyowati . October 05, 2025

Photo by dole777 on Unsplash

Teknologi.id - Laporan Digital 2025 Global Overview menempatkan Indonesia di posisi teratas dunia dalam hal penggunaan ponsel untuk mengakses internet. Sebanyak 98,7% penduduk Indonesia berusia 16 tahun ke atas tercatat menggunakan smartphone sebagai perangkat utama untuk online. Angka ini melampaui Filipina dan Afrika Selatan yang sama-sama mencatat 98,5%, sekaligus menunjukkan betapa kuatnya ketergantungan masyarakat Indonesia pada perangkat seluler dalam kehidupan digital sehari-hari.

Dominasi penggunaan ponsel di Indonesia bukan hanya soal gaya hidup, tetapi juga cerminan dari perubahan mendalam dalam perilaku digital masyarakat. Kini, hampir setiap aktivitas daring, mulai dari komunikasi, hiburan, transaksi finansial, hingga pekerjaan—dilakukan melalui smartphone. Ponsel telah menjadi “gerbang utama” menuju dunia digital bagi sebagian besar pengguna di tanah air.

Pergeseran Gaya Hidup Menuju Mobile Society

Fenomena ini menandai transformasi besar dalam cara warga Indonesia mengonsumsi dan memproduksi konten digital. Internet bukan lagi sekadar sarana tambahan, melainkan bagian dari kehidupan sehari-hari. Generasi muda, terutama yang berusia 16 hingga 35 tahun, menjadi motor utama dari tren ini. Aktivitas seperti belanja online, menonton video pendek, bekerja jarak jauh, hingga mengelola bisnis mikro kini banyak dilakukan lewat smartphone. Platform seperti WhatsApp, TikTok, Instagram, dan marketplace digital menjadi kanal utama interaksi sosial dan ekonomi. Bahkan di sektor pendidikan dan pemerintahan, aplikasi berbasis mobile semakin diandalkan untuk mengelola administrasi dan komunikasi publik.

Kenaikan penggunaan smartphone juga didorong oleh semakin luasnya akses internet di berbagai wilayah Indonesia. Pemerintah dan swasta terus memperluas jaringan 4G dan mempercepat adopsi 5G di kota besar, sementara daerah terpencil mendapat dukungan konektivitas lewat proyek Low Earth Orbit (LEO) Satellite dan ekspansi serat optik nasional.

Inisiatif seperti ini membuat internet lebih mudah dijangkau oleh masyarakat, bahkan di daerah yang sebelumnya sulit terhubung. Dengan konektivitas yang kian merata, smartphone kini bukan hanya simbol gaya hidup urban, tetapi juga alat pemberdayaan ekonomi dan sosial bagi masyarakat pedesaan.

Baca Juga : Ini Pesan Bos Nvidia untuk Anak Muda Indonesia Menghadapi Era AI

Dampak Ekonomi Digital yang Semakin Luas

Tingginya penetrasi ponsel pintar berbanding lurus dengan berkembangnya ekonomi digital nasional. Layanan seperti dompet digital, e-commerce, logistik, dan food delivery terus tumbuh pesat karena masyarakat mengandalkan aplikasi mobile untuk bertransaksi.

Menurut data Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), sektor ekonomi digital Indonesia diproyeksikan menjadi salah satu yang terbesar di Asia Tenggara dengan nilai mencapai ratusan miliar dolar pada akhir dekade ini. Semua itu didorong oleh ekosistem mobile-first yang sangat kuat, di mana smartphone menjadi alat utama masyarakat untuk bekerja, belajar, dan berbelanja.

Tantangan: Literasi Digital dan Keamanan Siber

Namun, dominasi penggunaan ponsel juga membawa tantangan baru. Meningkatnya aktivitas daring berarti meningkat pula risiko terhadap keamanan data pribadi, penipuan digital, serta penyebaran informasi palsu. Masalah literasi digital menjadi hal yang krusial. Masih banyak pengguna yang belum memahami pentingnya melindungi privasi, mengenali konten menyesatkan, atau mengamankan perangkat dari ancaman siber. Pemerintah bersama berbagai lembaga swadaya dan platform digital kini aktif melakukan kampanye literasi digital agar masyarakat tidak hanya aktif online, tetapi juga aman dan cerdas secara digital.

Keamanan siber menjadi perhatian tersendiri di tengah meningkatnya penggunaan ponsel untuk transaksi keuangan. Banyak pengguna belum membiasakan diri menggunakan autentikasi dua langkah atau menghindari tautan berbahaya, padahal serangan siber terhadap perangkat mobile meningkat secara signifikan dalam dua tahun terakhir.

Smartphone Sebagai Katalis Inklusi Digital

Meski penuh tantangan, fakta bahwa hampir seluruh penduduk Indonesia terhubung lewat smartphone adalah pencapaian besar. Dalam konteks global, hal ini menegaskan bahwa Indonesia bukan lagi sekadar pasar digital, melainkan juga pemain penting dalam transformasi ekonomi digital dunia. Smartphone membuka akses ke peluang baru: pendidikan daring, pekerjaan jarak jauh, ekonomi kreatif, hingga layanan publik berbasis aplikasi. Di tangan masyarakat yang semakin melek digital, perangkat kecil ini menjadi katalis perubahan besar menuju masa depan yang lebih inklusif.

Kini, tantangan berikutnya adalah bagaimana menjadikan konektivitas ini bukan hanya sekadar konsumsi hiburan, tetapi juga sarana produktivitas dan inovasi. Jika hal itu tercapai, maka keaktifan warga Indonesia di dunia digital bukan hanya prestasi statistik, melainkan pondasi nyata bagi pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan.


Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.

(yes)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar