Elon Musk Mau Bikin Parpol Sendiri, Sindir Keras Kebijakan Trump

Farrah Nur Fadhilah . July 02, 2025

Teknologi.id - Elon Musk, miliarder eksentrik sekaligus CEO dari Tesla dan SpaceX, kembali bikin heboh. Kali ini bukan soal mobil listrik, roket, atau AI, melainkan politik. Yup, Elon Musk mau bikin parpol sendiri. Bukan main-main, ini muncul di tengah ketegangan panasnya hubungan Musk dengan Presiden AS, Donald Trump.

Lewat platform media sosial X (sebelumnya Twitter), Musk menyuarakan rencananya yang cukup mengejutkan: mendirikan partai politik baru yang ia sebut “Partai Amerika”. Lalu, yang jadi pertanyaan, apakah ini cuma ancaman emosional atau langkah awal dari revolusi politik baru?

Elon Musk Mau Bikin Parpol Sendiri Bentuk Rasa Muak

Semua bermula dari kritik pedas Musk terhadap Rancangan Undang-Undang (RUU) baru Trump yang dikenal dengan nama "One Big Beautiful Bill." RUU ini dianggap pro-boros karena mencakup pemotongan pajak besar-besaran, kenaikan belanja militer, serta peningkatan batas utang nasional hingga $5 triliun.

Menurut Musk, RUU ini bukan hanya gila, tapi juga menghancurkan masa depan. “Aturan pajak Presiden Trump akan menghancurkan jutaan pekerjaan dan merusak posisi strategis negara,” tulisnya. Dia bahkan menyebut bahwa jika RUU ini disahkan, Partai Amerika akan langsung dibentuk keesokan harinya.

Ini bukan kali pertama Elon melemparkan ide besar dalam kondisi panas. Tapi kali ini terasa beda. Ia tak hanya mengkritik, tapi juga mengancam akan melawan para politisi yang mendukung RUU tersebut dalam pemilihan pendahuluan mendatang.

"Negara kita butuh alternatif dari partai Demokrat-Republik," kata Musk dalam unggahan lainnya. Menurutnya, sistem dua partai di AS sudah usang dan tidak lagi merepresentasikan suara mayoritas rakyat.

Dengan latar belakang sebagai pengusaha sukses dan inovator, Musk merasa bisa membawa angin segar di dunia politik Amerika. Tapi… semudah itukah membentuk partai baru di negeri Paman Sam?

Baca Juga: Elon Musk Hapus Postingan X, Menyesal Serang Donald Trump

Kenapa Sistem Dua Partai di AS Susah Ditembus?

Amerika Serikat sejak lama didominasi oleh dua partai besar: Partai Republik dan Demokrat. Meski ada partai kecil lain seperti Partai Libertarian dan Partai Hijau, tak satu pun berhasil menembus dominasi dua raksasa tersebut.

Masalah utamanya ada pada sistem pemilu AS: "First Past the Post" alias siapa yang dapat suara terbanyak langsung menang. Sistem ini tidak ramah bagi kandidat dari partai ketiga. Selain itu, akses ke surat suara (ballot access), debat publik, dan pendanaan kampanye juga jadi hambatan besar.

Musk, meski superkaya (diperkirakan memiliki kekayaan lebih dari $400 miliar), tetap akan menghadapi tantangan logistik dan hukum yang luar biasa besar jika serius membentuk partai sendiri.

Uang Banyak = Menang Pemilu? Belum Tentu

Dalam politik AS, uang memang penting. Menurut laporan OpenSecrets, total pengeluaran pemilu 2024 mencapai hampir $16 miliar. Musk sendiri menjadi salah satu penyumbang terbesar untuk Partai Republik pada periode 2023-2024, dengan total sumbangan lebih dari $290 juta.

Namun seperti kata pepatah politik lama, “uang bisa beli suara, tapi tak bisa beli hati rakyat.” Selain uang, yang dibutuhkan adalah gerakan akar rumput (grassroots movement). Di sinilah tantangannya, akankah publik benar-benar percaya dan bergerak bersama Musk?

Tak butuh waktu lama, Musk langsung mengadakan polling di X: “Sudah waktunya membentuk partai baru untuk mewakili 80% rakyat moderat Amerika?”

Hasilnya? Dari lebih dari 5 juta suara, sekitar 80% menjawab “ya.” Tapi polling di media sosial bukan barometer yang andal untuk keberhasilan nyata. Banyak hal bisa memengaruhi: fanbase Musk yang aktif, framing pertanyaan, dan tentu saja algoritma.

Namun, yang pasti, polling ini menunjukkan bahwa ada keresahan publik terhadap sistem politik AS saat ini. Dan Elon, seperti biasa, pandai memanfaatkan momentum tersebut.

Baca Juga : Elon Musk Hapus Postingan Soal Donald Trump, Pertikaian Mereda dan Penyesalan Terucap

Hambatan Konstitusional: Musk Tak Bisa Jadi Presiden

Satu fakta penting yang perlu dicatat: Elon Musk tidak memenuhi syarat untuk menjadi Presiden AS. Ia lahir di Pretoria, Afrika Selatan, dan menurut Konstitusi AS, hanya warga negara kelahiran asli (natural born citizen) yang bisa mencalonkan diri sebagai presiden.

Jadi meski dia bikin parpol sendiri, Musk tidak bisa mencalonkan diri sebagai presiden. Tapi itu bukan berarti ia tidak bisa jadi kingmaker alias penentu peta kekuasaan. Ia bisa saja mendorong tokoh lain sebagai wajah partainya.

Sejarah membuktikan bahwa partai ketiga biasanya tak bertahan lama, tapi bisa mengguncang. Efek spoiler seringkali membuat partai besar terpaksa menyesuaikan kebijakan demi menahan pergeseran suara.

Partai baru seperti milik Musk mungkin tidak langsung menang, tapi bisa cukup kuat untuk membuat dua partai besar merasa terancam dan berubah. Itulah “menyengat seperti lebah” yang dimaksud para analis politik.

Apa yang Bisa Dilakukan Musk?

Bila Musk serius, beberapa langkah ini bisa jadi strategi awalnya:

1. Memperkuat branding Partai Amerika: Buat identitas politik yang jelas dan beda dari Demokrat & Republik.

2. Kampanye akar rumput: Gaet simpati rakyat melalui media sosial, town hall meeting, dan aktivisme digital.

3. Rekrut tokoh kredibel: Jika ia tak bisa maju sendiri, cari figur kuat (misalnya dari dunia militer, akademik, atau tokoh independen).

4. Bangun infrastruktur pemilu: Termasuk legalitas, akses ke surat suara, dan tim kampanye di tiap negara bagian.

Sulit untuk benar-benar memprediksi niat asli Musk. Sejarahnya menunjukkan ia sering melontarkan ide-ide radikal yang tak semuanya terealisasi. Tapi di saat yang sama, ia juga dikenal sebagai disruptor: orang yang benar-benar bisa mengubah tatanan lama, dari industri mobil hingga luar angkasa.

Jika benar-benar serius, Elon Musk Mau Bikin Parpol Sendiri bukan mustahil akan mengguncang sistem politik Amerika. Namun, untuk bisa sukses, ia harus bertransformasi dari sekadar pengusaha dan tokoh media sosial menjadi pemimpin politik yang bisa dipercaya dan diikuti.

Yang pasti, drama politik Amerika belum usai. Dan tampaknya, Elon Musk siap menulis bab berikutnya dengan gaya khasnya: spektakuler, kontroversial, dan... penuh kejutan.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.

(fnf)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar