Fenomena Manusia Tikus Marak di China, Seharian Berbaring dan Main HP di Kasur

Teknologi.id . April 28, 2025

manusia tikus china

Teknologi.id - Istilah manusia tikus kini viral di kalangan milenial dan Gen Z yang menganggur di China. Julukan ini mencerminkan bentuk perlawanan terhadap tekanan kerja yang semakin berat, di mana banyak anak muda mengaku lebih memilih menghabiskan hari-hari hanya di tempat tidur, berselancar internet, hidup dengan makanan pesan antar, menghindari bersosialisasi, dan tidak memiliki tujuan hidup yang jelas.

Fenomena ini merupakan versi ekstrem dari gerakan "lying flat" — protes terhadap budaya kerja 72 jam per minggu dan pola hidup 996 (bekerja dari jam 9 pagi hingga 9 malam, enam hari seminggu).

Baca juga: Doom Spending! Fenomena yang Memiskinkan Gen Z - Milenial

Manusia Tikus atau Rat People mulai populer setelah sebuah video viral pada akhir Februari, menampilkan seorang perempuan muda dari Provinsi Zhejiang, Tiongkok Timur, dengan akun @jiawensishi, yang membagikan rutinitas harian penuh rasa malas.

Dalam videonya, ia mengaku tetap di tempat tidur selama tiga jam setelah bangun tidur, baru kemudian membersihkan diri, lalu tidur lagi selama lima jam.

Foto: Weixin


Ia baru makan untuk pertama kalinya ketika orang tuanya membangunkannya pada malam hari. Menjelang tengah malam, ia mulai membongkar paket-paket belanjaan yang sudah menumpuk selama seminggu, dan baru mandi sekitar pukul 2 pagi.

Dengan menyebut dirinya sebagai "manusia tikus", ia menggambarkan gaya hidup tertutup dan malas itu seperti seekor tikus yang bersembunyi di saluran pembuangan

Lebih dari Sekedar "Malas"

Sejak pandemi, sebenarnya gerakan lying flat berkembang luas di media sosial China, memicu kekhawatiran pemerintah di tengah upaya pemulihan ekonomi. 

Namun, menjadi "manusia tikus" lebih dari sekadar malas, lebih dari sekedar lying flat — ini adalah penolakan terhadap norma glamor dan produktivitas berlebihan di media sosial.

"Berbaring telentang berarti tetap melakukan hal-hal yang saya sukai, meski tidak mengikuti jam kerja standar," jelas Ophenia Liang dari Digital Crew.

Baca juga: Viral Tren ChatGPT Transformasi Hewan Peliharaan Jadi Manusia, Antara Imut dan Seram!

Andalkan Tabungan Orang Tua

Perubahan ini juga dipicu kondisi ekonomi. Generasi muda China saat ini — berbekal tabungan orang tua mereka — memiliki kesempatan untuk menolak budaya kerja keras yang dipegang generasi sebelumnya.

"Ini kali pertama anak muda mengalami perlambatan ekonomi. Banyak dari mereka bertanya-tanya, untuk apa berusaha keras?" kata Liang.

Tingkat pengangguran usia 16-24 tahun di China mencapai 16,5% pada bulan lalu, mencerminkan pasar kerja yang semakin sulit. Bahkan bagi yang bekerja, tekanan budaya 996 tetap menjadi momok.

Evolusi Cara Pandang Terhadap Pekerjaan

Menurut Eric Fu, peneliti di Melbourne University, tren ini bukan semata bentuk keputusasaan.

"Mereka tidak ingin menyia-nyiakan hidup, hanya butuh waktu untuk mempertimbangkan makna kerja dan hidup mereka," ujarnya.

Fenomena "manusia tikus" mencerminkan keragaman baru dalam masyarakat China: keberanian untuk mempertanyakan nilai kerja keras tanpa akhir dan mencari definisi sukses yang lebih personal.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.

(dwk)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar