Sumber: English News
Teknologi.id - Jika kamu pikir internet di China sudah cukup ketat, tunggu sampai mendengar kebijakan terbaru ini. Pemerintah China, di bawah kepemimpinan Presiden Xi Jinping, meluncurkan sistem ID internet nasional, yaitu identitas virtual tunggal yang akan menggantikan proses login terpisah di setiap platform. Langkah ini akan memperkuat pengawasan digital dan memusatkan kendali negara atas aktivitas online warganya.
Saat ini, pengguna internet di China sudah diwajibkan memverifikasi identitas mereka untuk mengakses berbagai platform. Namun dengan sistem baru ini, mereka akan memiliki satu ID digital resmi yang dikeluarkan langsung oleh negara, dan bisa digunakan di seluruh aplikasi serta situs web. Proses login yang dulunya terfragmentasi, kini akan berada di bawah satu atap, milik pemerintah.
Lebih dari Sekadar Login: Infrastruktur Pengawasan Digital
Pemerintah berdalih bahwa sistem ini akan melindungi informasi identitas warga dan mendukung pertumbuhan ekonomi digital yang “sehat dan teratur”. Tapi banyak pakar justru melihat sisi gelap dari kebijakan ini.
Menurut Xiao Qiang, peneliti kebebasan internet dari University of California, Berkeley, sistem ini bukan hanya alat pengawasan, tapi sudah menjadi infrastruktur totalitarianisme digital. "Sistem ini dapat langsung menghapus suara-suara yang tidak disukai dari internet secara real-time," ujarnya. Artinya, ketika negara merasa terganggu, mereka bisa langsung mematikan akun dan menghapus jejak digital seseorang di semua platform sekaligus.
Tak hanya itu, Shane Yi, peneliti di China Human Rights Defenders, menambahkan bahwa ID internet ini memberi negara kekuasaan penuh atas identitas dan pergerakan digital pengguna. Dengan satu ID, seluruh aktivitas online seseorang bisa ditelusuri dari titik nol, mulai dari postingan, komentar, hingga jejak klik dan pembelian.
Baca juga: Ilmuwan China Berhasil Bikin Jantung Manusia Berdetak di Embrio Babi
Sudah Dicoba oleh Jutaan Pengguna
Meskipun masih diklaim sebagai sistem sukarela, nyatanya sudah ada lebih dari enam juta pengguna yang mendaftar. Pemerintah China juga mendorong berbagai industri untuk mengintegrasikan sistem ini dengan layanan mereka. Artinya, tidak lama lagi, ID internet nasional ini bisa menjadi standar wajib untuk menggunakan internet di China.
Langkah ini adalah bagian dari upaya besar China untuk membangun “masyarakat digital terkontrol”. Selama lebih dari satu dekade, Xi Jinping telah memperkuat cengkeramannya atas ruang digital China. Mulai dari sensor yang memantau dan menghapus konten anti-pemerintah, hingga pemblokiran massal situs luar seperti Google, Facebook, dan Twitter.
Kini, dengan ID digital resmi, pemerintah tidak hanya tahu siapa yang berkata apa, tapi juga bisa mengontrol siapa saja yang boleh bicara, dan di mana.
Reaksi Keras dari Publik dan Akademisi
Ketika proposal sistem ini diumumkan untuk konsultasi publik, respon keras langsung muncul dari profesor hukum, pakar HAM, dan pengguna internet. Mereka khawatir bahwa implementasi sistem ini akan semakin membungkam suara-suara kritis dan mempersempit ruang ekspresi.
Namun meski mendapat penolakan, versi final aturan tetap hampir sama dengan rancangan awalnya. Hal ini memperlihatkan bahwa pemerintah China tak terlalu peduli pada kritik publik, dan lebih fokus pada upaya penguatan kontrol atas dunia maya.
Menurut pengamat, sistem ini bisa digunakan untuk mengawasi secara langsung dan efisien siapa saja yang menyuarakan ketidakpuasan terhadap pemerintah. Bahkan, bisa menjadi senjata untuk melakukan penindasan digital tanpa harus melalui proses hukum yang panjang.
Privasi atau Kendali Penuh Negara?
Media pemerintah China seperti Xinhua mempromosikan sistem ID ini sebagai cara untuk mengurangi kebocoran data pribadi. Tapi ironisnya, justru dengan memusatkan semua data di satu titik, pemerintah berpotensi menyimpan, memantau, dan memanipulasi informasi tersebut secara total.
Pengguna internet di China kini dihadapkan pada pilihan sulit: menyerahkan lebih banyak data pribadi demi “keamanan” digital, atau terancam terputus dari layanan internet vital yang memerlukan ID ini untuk diakses.
Baca juga: Diklaim Made in USA, Trump Mobile Justru Rebranding dari HP China?
Dengan langkah ini, China secara perlahan sedang membangun ekosistem digital tertutup yang benar-benar dikendalikan oleh negara. Alih-alih memberi ruang ekspresi, sistem ID internet ini memperkuat narasi tunggal dan membungkam perbedaan pendapat.
Apa yang terjadi di China bisa menjadi cermin masa depan digital dunia, jika kebebasan tidak dijaga dengan serius. Teknologi, pada akhirnya, bisa digunakan untuk membebaskan atau mengurung. Dan saat ini, China sedang memperjelas pilihannya.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.
(mo)
Tinggalkan Komentar