Roblox Dianggap Berbahaya oleh Mendikdasmen, Psikolog Ungkap Sisi Positifnya

Aisyah Khoirunnisa' . August 06, 2025

Foto: FB/ilmunetworking

Teknologi.id – Di tengah meningkatnya penggunaan game digital oleh anak-anak, larangan Mendikdasmen Abdul Mu’ti terhadap game Roblox memicu perdebatan besar soal dampaknya terhadap perkembangan anak. Dianggap mengandung kekerasan dan kata-kata tidak pantas, Roblox kini berada di bawah sorotan tajam. Tapi apakah game ini benar-benar berbahaya? Atau justru menyimpan potensi positif?

Mengapa Roblox Dilarang oleh Mendikdasmen?

Abdul Mu’ti menegaskan bahwa Roblox tidak cocok untuk anak-anak usia sekolah dasar karena mengandung konten kekerasan dan bahasa negatif. Ia khawatir, anak-anak yang masih dalam tahap perkembangan intelektual akan meniru adegan-adegan dalam game tersebut ke kehidupan nyata.

“Kalau di game itu dibanting tidak apa-apa, tapi kalau temannya dibanting di dunia nyata, jadi masalah,” jelas Mu’ti.

Tak hanya itu, game ini juga dianggap bisa menurunkan kualitas bahasa anak dan memperkenalkan mereka pada kebiasaan berkata kasar.

Baca juga: Mendikdasmen Larang Anak Main Roblox: Ada Berantem dan Kata-Kata Jelek

Ancaman Lain: Judi Online hingga Anak Jadi Malas Belajar

Selain kekerasan, Mendikdasmen juga menyoroti potensi bahaya lain seperti penyusupan unsur judi online, malas bergerak (mager), serta penurunan motivasi belajar akibat kecanduan layar. Kebiasaan bermain game berlebihan bisa mengganggu sirkulasi darah, menghambat perkembangan motorik, hingga memicu emosi tidak stabil pada anak-anak.

Inisiatif Pemerintah: Program "Tunas" dan Aturan Perlindungan Anak Digital

Pelarangan ini bukan berdiri sendiri. Pemerintah melalui Kemendikdasmen, Kominfo, dan kementerian terkait telah meluncurkan Program Tunas, sebagai upaya perlindungan anak di dunia digital. Langkah ini diperkuat oleh Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2025 tentang Tata Kelola Penyelenggaraan Sistem Elektronik untuk Perlindungan Anak.

Orang tua diimbau untuk lebih aktif dalam memantau penggunaan gawai anak, memastikan akses hanya ke konten yang edukatif dan aman.

Perspektif Psikolog: Game Tak Selalu Buruk

Psikolog klinis Maharani Octy Ningsih memberikan pandangan yang lebih berimbang. Menurutnya, game seperti Roblox memiliki dua sisi—bisa berdampak positif, namun juga berisiko jika tidak diawasi.

✅ Dampak Positif: Latih Kognitif dan Fokus Anak

Beberapa game justru bisa mengasah kecerdasan kognitif, meningkatkan fokus, serta kemampuan anak untuk menyimpan dan memanipulasi informasi jangka pendek. Game strategi misalnya, bisa membantu anak berpikir kritis dan memecahkan masalah.

❌ Dampak Negatif: Kecanduan Game Mengintai

Namun Maharani juga mengingatkan soal bahaya kecanduan game. Anak yang kecanduan akan sulit melepaskan diri dari gawai, menurunkan minat belajar, fokus, hingga memengaruhi kondisi mental dan fisik secara menyeluruh.

Roblox Juga Digemari Orang Dewasa: Ruang Pelarian dari Stres?

Menariknya, game Roblox tak hanya dimainkan oleh anak-anak, tapi juga oleh banyak orang dewasa. Bagi mereka, game ini menjadi ruang pelarian dari stres pekerjaan dan tekanan hidup, karena gameplay-nya yang ringan dan tidak menantang secara agresif.

Hal ini membuktikan bahwa game bukan hanya sarana hiburan anak-anak, tetapi juga media relaksasi untuk berbagai usia.

Baca juga: Ini 12 Resep Lengkap di Game Roblox "Grow a Garden" dan Cara Cepat Dapat Item Langka

Kesimpulan: Bijak Menggunakan, Bukan Melarang Total

Larangan Mendikdasmen terhadap Roblox menyoroti pentingnya kontrol terhadap konten digital untuk anak. Meski game memiliki potensi kognitif positif, risiko kecanduan dan paparan konten negatif tetap nyata.

Pemerintah, pakar, dan orang tua perlu bekerja sama dalam memberikan pendidikan digital, melakukan pengawasan aktif, dan membuka komunikasi terbuka dengan anak.

Dengan pendekatan yang seimbang, kita bisa menjadikan game sebagai sarana edukatif dan hiburan sehat—bukan ancaman tersembunyi bagi generasi masa depan.

Baca berita dan artikel teknologi lainnya di Google News Teknologi.id.

(ak)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar