Teknologi.id - Para ilmuwan di China kembali mencetak sejarah dengan menciptakan satelit mata-mata canggih yang mampu menangkap detail wajah manusia dari jarak lebih dari 100 km.
Teknologi pencitraan terbaru ini menawarkan peningkatan resolusi hingga 100 kali lipat dibandingkan dengan kamera satelit konvensional maupun teleskop tradisional.
Penemuan revolusioner ini pertama kali dipublikasikan dalam Jurnal Laser Tiongkok oleh para peneliti dari Institut Penelitian Informasi Dirgantara, Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok.
Teknologi ini menggunakan Lidar Aperture Sintetis (SAL), sebuah sistem radar berbasis laser yang mampu menghasilkan gambar dua dimensi dan tiga dimensi dengan tingkat ketajaman yang belum pernah dicapai sebelumnya.
Facebook bukan cuma buat scroll-scroll aja! Sekarang bisa jadi sumber penghasilan dengan Facebook Pro! Mau tahu caranya? Baca selengkapnya di sini! Klik untuk baca!
Cara Kerja Satelit Mata-mata dengan Teknologi SAL
Teknologi Lidar Aperture Sintetis (SAL) bekerja dengan cara yang berbeda dari sistem pencitraan satelit sebelumnya. Jika sistem pencitraan radar konvensional menggunakan radiasi gelombang mikro yang memiliki panjang gelombang lebih panjang, teknologi SAL mengandalkan panjang gelombang optik yang lebih pendek untuk menghasilkan gambar dengan resolusi lebih tinggi.
Dalam pengujian yang dilakukan di Danau Qinghai, barat laut China, sistem ini mampu mendeteksi detail sekecil 1,7 milimeter dari jarak 101,8 km. Sebagai perbandingan, sistem pencitraan terbaik sebelumnya, yang dikembangkan oleh Lockheed Martin pada 2011, hanya mampu mencapai resolusi 2 cm dari jarak 1,6 km.
Untuk mencapai pencapaian ini, para ilmuwan membagi sinar laser ke dalam susunan lensa mikro 4x4 yang memperluas bukaan optik sistem dari 17,2 mm menjadi 68,8 mm. Teknik ini memungkinkan satelit menangkap lebih banyak cahaya dan meningkatkan kejernihan gambar tanpa mengorbankan bidang pandang.
Keunggulan dan Tantangan Teknologi Baru Ini
Teknologi SAL memberikan beberapa keunggulan utama dibandingkan dengan metode pencitraan satelit tradisional, antara lain:
- Resolusi Tinggi: Dapat menangkap detail sangat kecil, bahkan hingga ukuran wajah manusia, dari jarak lebih dari 100 km.
- Pemantauan Objek Bergerak: Mampu melacak dan mengawasi satelit asing dengan akurasi tinggi.
- Penggunaan di Berbagai Sektor: Selain untuk kepentingan militer, teknologi ini juga berpotensi digunakan dalam pemantauan bencana alam, pemetaan lingkungan, dan eksplorasi luar angkasa.
Namun, meskipun memiliki keunggulan luar biasa, teknologi ini masih menghadapi beberapa tantangan, seperti:
- Kondisi Atmosfer: Kejelasan gambar sangat bergantung pada kondisi cuaca yang ideal. Hujan, kabut, dan gangguan atmosfer lainnya dapat mengurangi efektivitas pencitraan.
- Keamanan dan Etika: Kemampuan untuk menangkap detail wajah manusia dari jarak jauh memicu kekhawatiran mengenai privasi dan potensi penyalahgunaan teknologi ini.
Masa depan coding di tangan AI? CEO Anthropic menyebut bahwa AI bisa menggantikan 90% pekerjaan coding dalam waktu dekat! Apakah ini ancaman atau peluang bagi programmer? Baca selengkapnya di sini! Klik untuk baca!
Dampak Teknologi Ini terhadap Dunia
Kemajuan dalam teknologi satelit mata-mata ini akan membawa perubahan besar dalam dunia intelijen dan pertahanan. Negara-negara lain kemungkinan akan mengembangkan teknologi serupa untuk menjaga keseimbangan kekuatan dalam bidang pengawasan dan keamanan.
Selain itu, penggunaan SAL juga bisa diperluas untuk kepentingan non-militer, seperti:
- Pemantauan Perubahan Iklim: Memantau deforestasi, pencairan es, dan perubahan lingkungan lainnya dengan tingkat akurasi yang lebih tinggi.
- Navigasi dan Transportasi: Membantu sistem navigasi untuk kendaraan otonom yang memerlukan pemetaan resolusi tinggi.
- Eksplorasi Ruang Angkasa: Memungkinkan pencitraan lebih rinci dari benda langit, seperti bulan dan planet lain.
Teknologi satelit mata-mata baru yang dikembangkan ilmuwan China menandai era baru dalam dunia pencitraan satelit dan intelijen.
Dengan kemampuan menangkap detail wajah manusia dari jarak lebih dari 100 km, sistem ini menghadirkan peluang besar sekaligus tantangan dalam hal keamanan dan etika.
Seiring dengan perkembangan teknologi, penting bagi dunia untuk menemukan keseimbangan antara inovasi dan perlindungan privasi agar teknologi ini dapat dimanfaatkan untuk kebaikan bersama.
Tinggalkan Komentar