OpenAI Luncurkan Fitur Deep Research untuk ChatGPT, Begini Cara Menggunakannya

Teknologi.id . February 03, 2025

OpenAI luncurkan deep research ChatGPT

Teknologi.id - OpenAI baru saja mengumumkan fitur barunya yang dirancang untuk membantu pengguna melakukan riset mendalam dan kompleks menggunakan platform ChatGPT. Fitur ini dinamakan "deep research."

Dalam sebuah unggahan blog pada hari Minggu, OpenAI menjelaskan bahwa fitur ini ditujukan bagi para profesional yang bekerja di bidang keuangan, sains, kebijakan, dan teknik, yang memerlukan penelitian yang teliti, akurat, dan dapat diandalkan.

Selain itu, fitur ini juga bisa bermanfaat bagi siapa saja yang ingin melakukan riset sebelum membeli barang seperti mobil, peralatan rumah tangga, atau furnitur.

Berbeda dari fitur pencarian cepat, ChatGPT deep research dirancang untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi dari berbagai sumber secara menyeluruh.

OpenAI mengumumkan bahwa fitur ini sudah tersedia bagi pengguna ChatGPT Pro dengan batas penggunaan 100 kali per bulan.

Selanjutnya, fitur ini akan diperluas ke pengguna paket Plus dan Team, sebelum akhirnya tersedia untuk pengguna Enterprise.

OpenAI memperkirakan fitur ini akan tersedia untuk pengguna Plus dalam waktu sekitar satu bulan, dengan batas kueri yang akan ditingkatkan secara signifikan dalam waktu dekat.

Peluncuran ini bersifat terbatas secara geografis. OpenAI belum memberikan jadwal rilis untuk pengguna di Inggris, Swiss, dan kawasan Ekonomi Eropa.

Baca juga: OpenAI Perbarui Fitur Advanced Voice Mode ChatGPT

Cara menggunakan deep research di ChatGPT

Cara menggunakan ChatGPT deep research cukup mudah. Pengguna hanya perlu memilih opsi "deep research" dalam kolom penulisan dan memasukkan pertanyaan mereka. Pengguna juga bisa melampirkan file atau spreadsheet untuk dianalisis.

Saat ini, fitur ini hanya tersedia dalam versi web, tetapi integrasi dengan aplikasi mobile dan desktop dijadwalkan hadir pada akhir bulan ini.

OpenAI luncurkan deep research ChatGPT

Waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasil pencarian berkisar antara 5 hingga 30 menit, dan pengguna akan mendapatkan notifikasi saat pencarian selesai.

Saat ini, hasil yang diberikan oleh ChatGPT deep research hanya berupa teks. Namun, OpenAI berencana menambahkan gambar, visualisasi data, dan keluaran analitis lainnya di masa mendatang.

Selain itu, fitur ini juga akan dapat terhubung dengan sumber data khusus, termasuk sumber berlangganan dan sumber internal.

Meskipun memiliki potensi besar, pertanyaan utama yang muncul adalah seberapa akurat fitur ini? AI masih memiliki keterbatasan, termasuk kemungkinan menghasilkan kesalahan atau informasi yang keliru.

Oleh karena itu, OpenAI menegaskan bahwa setiap hasil dari ChatGPT deep research akan disertai dokumentasi lengkap dengan sumber yang jelas dan ringkasan pemikiran yang digunakan dalam proses analisisnya.

Hal ini bertujuan untuk memudahkan pengguna dalam memverifikasi informasi yang diberikan.

Namun, belum dapat dipastikan apakah langkah-langkah ini cukup untuk mengatasi kesalahan AI. Sejumlah pengujian sebelumnya menunjukkan bahwa fitur pencarian ChatGPT masih sering menghasilkan jawaban yang kurang akurat dibandingkan mesin pencari seperti Google.

Untuk meningkatkan akurasi deep research, OpenAI menggunakan versi khusus dari model AI "o3 reasoning" yang telah dilatih melalui metode reinforcement learning pada tugas-tugas dunia nyata yang melibatkan penggunaan browser dan alat Python.

Metode ini memungkinkan model untuk belajar melalui proses trial and error, dengan imbalan virtual yang membantu meningkatkan kinerjanya.

Baca juga: 5 Fakta Menarik DeepSeek: AI Murah dari China yang Mengguncang Pasar Saham Dunia

Dalam pengujian menggunakan "Humanity’s Last Exam," sebuah evaluasi dengan lebih dari 3.000 pertanyaan tingkat ahli dari berbagai bidang akademik, model o3 yang digunakan dalam deep research mencapai akurasi 26,6%.

Meskipun angka ini mungkin terlihat rendah, tes tersebut memang dirancang lebih sulit dibandingkan tolok ukur lainnya untuk mengantisipasi perkembangan model AI di masa depan. Model ini bahkan mengungguli Gemini Thinking (6,2%), Grok-2 (3,8%), dan GPT-4o (3,3%).

Meski begitu, OpenAI mengakui bahwa deep research masih memiliki keterbatasan. Fitur ini kadang-kadang bisa membuat kesalahan atau menyimpulkan sesuatu secara tidak tepat.

Selain itu, sistem masih kesulitan membedakan informasi yang benar-benar kredibel dengan sekadar rumor, dan sering kali tidak menunjukkan tingkat ketidakpastian dalam hasilnya. Kesalahan dalam format laporan dan kutipan juga masih menjadi tantangan.

Bagi mereka yang khawatir tentang dampak AI generatif terhadap dunia pendidikan atau pencarian informasi online, fitur ini menawarkan pendekatan yang lebih terstruktur dan memiliki sumber yang jelas dibandingkan sekadar ringkasan singkat dari chatbot.

Namun, masih menjadi pertanyaan apakah pengguna akan benar-benar memverifikasi hasilnya atau hanya menyalin hasil yang tampak profesional tanpa pengecekan lebih lanjut.

Menariknya, Google sebenarnya telah mengumumkan fitur AI serupa dengan nama yang sama, "deep research," hanya dua bulan sebelum OpenAI meluncurkan inovasi ini.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.


(dwk)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar