Setelah Sukses Steam Deck, Valve Luncurkan Steam Machine 4K

Wildan Nur Alif Kurniawan . November 27, 2025


Foto: Steam

Teknologi.idValve Corporation, adalah perusahaan di balik platform game digital Steam, telah bersiap untuk kembali meramaikan pasar konsol gaming ruang tamu dengan Steam Machine generasi terbarunya. Ini adalah upaya kedua Valve setelah peluncuran perdananya pada tahun 2015 secara luas dianggap gagal total. Namun, kali ini, ceritanya berbeda. Dengan fondasi perangkat lunak yang diperkuat oleh kesuksesan luar biasa Steam Deck dan teknologi lapisan kompatibilitas Proton yang revolusioner, Steam Machine terbaru menghadirkan PC gaming berkekuatan 4K 60 frame per second. Dengan spesifikasi hardware yang ditingkatkan, perangkat ini diposisikan sebagai jembatan antara fleksibilitas PC dan kemudahan konsol, secara resmi menantang dominasi PlayStation 5 dan Xbox Series X.

Baca juga: Steam Deck: Sebuah Panduan Singkat Sebelum Kamu Membeli Konsol Portabel Ini

Untuk memahami potensi Steam Machine pada saat ini, kita harus melihat ke belakang. Generasi Steam Machine pertama kali dirilis sekitar 2015 adalah ide yang bagus, tetapi software-nya belum matang. Kegagalan tersebut disebabkan oleh dua faktor utama: pertama, sistem operasi SteamOS saat itu hanya mendukung sebagian kecil dari puluhan ribu game di perpustakaan Steam, membuat gamer tidak dapat memainkan game AAA favorit mereka. Kedua, Steam Machine bukan satu konsol melainkan spesifikasi yang dibuat oleh berbagai produsen, menciptakan titik harga yang bervariasi dan membingungkan, seringkali lebih mahal daripada konsol yang disubsidi tanpa menawarkan nilai yang jelas.

Kisah kebangkitan Steam Machine tidak dimulai dari hardware baru, melainkan dari software. Keberhasilan Steam Deck membuktikan bahwa ekosistem SteamOS/Linux kini siap. Kunci utamanya adalah Proton, lapisan kompatibilitas Valve yang memungkinkan game Windows berjalan mulus di Linux. Berkat Proton, hampir seluruh perpustakaan Steam kini dapat dimainkan di SteamOS. Selain itu, SteamOS 3 kini jauh lebih matang, dioptimalkan untuk gaming, dan menawarkan fitur konsol yang didambakan, seperti Suspend/Resume yang memungkinkan gamer melanjutkan permainan secara instan.

Baca juga: Elon Musk Buka Lowongan Kerja Remote untuk Gamer, Gaji Tembus Rp328 Juta!




Foto: Digital Foundry

Spesifikasi dan Performa Steam Machine Generasi Baru
Secara teknis, Steam Machine generasi baru adalah Mini PC yang secara signifikan lebih kuat daripada Steam Deck, dirancang untuk menargetkan kinerja 4K 60 frame per second. Perangkat kerasnya diperkirakan menggunakan CPU AMD Zen 4 (6-core/12-thread) dan GPU AMD RDNA 3. CPU yang modern ini memberikan frame rate yang lebih baik daripada CPU konsol saat ini, namun terdapat kelemahan krusial yaitu adalah VRAM (memori grafis) diperkirakan hanya 8GB GDDR6. Keterbatasan VRAM ini menjadi tantangan untuk menjalankan texture resolusi 4K yang berat, yang dimiliki oleh PS5 dan Xbox Series X dengan total 16GB shared memory. Oleh karena itu, target 4K @ 60 FPS hanya akan dapat dicapai secara konsisten dengan bantuan teknologi upscaling cerdas seperti AMD FSR (FidelityFX Super Resolution).

Meskipun hardware dan software sudah siap, Steam Machine menghadapi dua konflik besar di pasar modern. Pertama, adalah konflik prioritas di pasar komponen. Permintaan High Bandwidth Memory (HBM) untuk chip AI sangat tinggi, memaksa produsen memori untuk mengalihkan kapasitas produksi dari RAM DDR5 PC ke HBM yang lebih menguntungkan. Hal ini berpotensi menaikkan harga Steam Machine lebih tinggi dari PS5 dan Xbox Series X, mengulang konflik harga yang pernah terjadi pada tahun 2015. Kedua, adalah konflik perangkat lunak yang krusial: meskipun Proton mampu menjalankan puluhan ribu game single-player, ia masih menghadapi kendala serius dengan game multiplayer populer (seperti Fortnite atau Valorant) yang menggunakan Anti-Cheat Level Kernel yang sering kali tidak berfungsi di SteamOS.

Sebagai kesimpulan, Steam Machine generasi baru adalah mesin yang didukung oleh software yang matang dan hardware yang kuat, jauh berbeda dari pendahulunya yang gagal. Ini adalah konsolidasi ekosistem Valve yang dibangun melalui Steam Deck. Jika Valve berhasil menjaga harga tetap kompetitif dan berhasil menekan pengembang Anti-Cheat, Steam Machine bisa menjadi Console Killer yang sesungguhnya—solusi gaming 4K minimalis dengan keterbukaan PC yang tak dimiliki konsol. Namun, jika gagal di dua aspek tersebut, Steam Machine akan tetap menjadi alternatif niche yang fantastis, tetapi tidak akan pernah menjadi mainstream. Pasar gaming kini menunggu untuk melihat apakah Valve mampu menembus tembok harga dan kompatibilitas yang menghancurkan upaya mereka sebelumnya.

Baca artike dan berita lainnya di Google news
(WN/ZA)


author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar