5 Cara Bijak Membimbing Anak Berinteraksi dengan Teknologi AI

Irmanon Riandina . December 03, 2025


Foto: shutterstock.com

Teknologi.id - Di era digital yang terus berkembang, teknologi Artificial Intelligence (AI) sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat. Dari aplikasi belajar, asisten virtual, filter kamera, hingga permainan edukatif, anak-anak kini tanpa sering kita sadari sudah berinteraksi dengan AI bahkan sebelum mereka memahami konsep teknologi itu sendiri.

Meski AI menawarkan banyak manfaat, peran orang tua sangat penting agar penggunaannya tetap aman, terarah, dan mendukung tumbuh kembang anak.Mengajarkan menggunakan AI dengan bijak merupakan salah satu langkah tepat untuk memastikan anak tetap aman dan beretika dalam penggunaan teknologi. Dengan cara mendidik yang tepat, AI dapat sangat bermanfaat dalam pertumbuhan, keterampilan dan kreativitas anak. 

Baca juga: Hyodol: "Cucu" Versi Robot AI Korea Selatan Hadir Atasi Kasus Bunuh Diri Lansia

5 Cara Bijak Membimbing Anak Berinteraksi dengan Teknologi AI

Berikut lima cara bijak untuk membimbing anak berinteraksi dengan teknologi AI.

1. Beri Edukasi untuk Memahami Apa itu AI

Pada masa yang terbilang dini, anak-anak memiliki rasa ingin tahu yang besar akan segala hal. Momen inilah yang tepat untuk memberikan pemahaman mengenai konsep dasar teknologi Artificial Intelligence (AI) secara sederhana dan tidak sulit untuk dimengerti anak-anak. Anak tidak perlu dikenalkan dengan istilah teknis, tetapi cukup diberi penjelasan bahwa AI membantu manusia melakukan tugas tertentu, seperti menjawab pertanyaan, menerjemahkan bahasa, atau memberi rekomendasi.AI bukan manusia, tidak punya emosi, dan tidak selalu benar. 

Pemahaman ini penting agar anak tidak memiliki ekspektasi berlebihan atau menganggap AI sebagai sosok yang sepenuhnya dapat dipercaya. Orang tua juga bisa mengajak anak berdiskusi tentang bagaimana teknologi bekerja, sehingga anak belajar kritis dan tidak asal menggunakan teknologi. Dalam hal ini, orang tua  bisa mulai memperkenaldan dengan menggunakan permainan edukatif, cerita, dan video animasi untuk memperkenalkan AI kepada anak.

2. Selalu Dampingi dan Terlibat Aktif

Pendampingan adalah langkah paling efektif untuk memastikan pengalaman anak bersama AI tetap aman dan positif. Banyak aplikasi berbasis AI yang didesain ramah anak, tetapi tetap ada risiko seperti banyaknya informasi yang tidak akurat, bias algoritma, paparan konten yang tidak sesuai dengan umur, serta interaksi yang dapat menimbulkan ketergantungan pada anak. Dengan adanya pendampingan, orang tua bisa memberi arahan dan terlibat secara langsung saat anak mendapat jawaban yang tidak tepat, bertanya hal yang sensitif, atau terlalu lama menggunakan aplikasi.

Bagi anak usia di bawah 10 tahun, pendampingan ini sebaiknya bersifat intensif dan harus diberi arahan media pengenalan AI, apa yang harus dipilih agar anak tetap aman. Orang tua dapat memberi arahan saat anak menggunakan aplikasi berbasis AI untuk belajar, orang tua bisa mengajak diskusi tentang bagaimana aplikasi tersebut bekerja, manfaatnya, serta potensi kekurangannya.

3. Tetapkan Aturan dan Batasan Penggunaan

AI bisa sangat menarik bagi anak. Chatbot yang ramah dan aplikasi belajar yang menyenangkan sering membuat anak lupa waktu. Oleh karena itu, orang tua perlu menetapkan aturan yang jelas. Aturan yang harus dibatasi seperti durasi penggunaan harian, jenis aplikasi yang boleh diakses, waktu khusus untuk belajar, bermain, dan istirahat, larangan menggunakan AI untuk menyontek atau jalan pintas dalam menemukan jawaban.

Baca juga: Uni Eropa Tetapkan Regulasi AI untuk Lindungi Anak-anak dari Konten Berbahaya

4. Gunakan AI sebagai Alat Pendamping Edukasi, Bukan Pengganti Interaksi Manusia

Manfaat AI sangat besar jika digunakan dengan benar, mulai dari aplikasi bahasa, matematika, seni, hingga eksperimen sains. Namun, orang tua perlu mengingatkan anak bahwa AI adalah alat bantu, bukan pendamping emosional atau pengganti interaksi manusia. Dorong anak untuk tetap mau belajar dari pengalaman dunia nyata, berinteraksi dengan keluarga dan teman, mengembangkan kreativitas dengan cara manual, bermain di luar ruangan. Anak harus diberi pemahaman bahwa AI sebaiknya digunakan untuk memperkaya, bukan menggantikan proses belajar mereka.

5. Menjadi Teladan dalam Menggunakan Teknologi

Anak belajar bukan hanya dari apa yang diajarkan, tetapi juga dari apa yang mereka lihat. Karena itu, orang tua perlu menunjukkan contoh penggunaan teknologi yang sehat, aman, dan bertanggung jawab. Tunjukkan bahwa AI digunakan untuk hal-hal produktif seperti belajar. Dengan menjadi teladan, anak akan lebih mudah memahami bahwa teknologi, termasuk AI, harus digunakan dengan tujuan yang jelas, waktu yang terkontrol, dan tetap mengutamakan interaksi dunia nyata. Sikap ini membantu anak membentuk kebiasaan digital yang positif sejak dini.

AI dapat menjadi teknologi yang sangat bermanfaat bagi perkembangan anak jika digunakan dengan bijak dan terarah.Orang tua dapat memastikan anak mendapatkan manfaat maksimal tanpa mengabaikan aspek keamanan untuk membangun generasi yang cerdas, kreatif, dan melek teknologi.


Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News


(ir/sa)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar