Teknologi.id - Kepolisian Republik Indonesia (Polri) resmi memamerkan 25 unit robot polisi dalam puncak perayaan Hari Bhayangkara ke-79 yang digelar di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta, pada 1 Juli 2025. Momen ini menjadi sorotan publik karena menandai langkah serius Polri dalam mengadopsi teknologi robotika sebagai bagian dari transformasi digital menuju institusi kepolisian yang presisi dan modern.
Langkah ini bukan sekadar seremoni. Dalam parade yang berlangsung meriah, publik disuguhi demonstrasi langsung dari berbagai jenis robot canggih: mulai dari robot humanoid, robodog (robot anjing), hingga robot tank, robot ROPI, dan robot drone agriculture.
Modernisasi Polri Lewat Teknologi Robotika
Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Pol. Sandi Nugroho, menegaskan bahwa kehadiran robot ini merupakan bagian dari rencana strategis Polri 2025–2045.
“Negara-negara seperti Thailand, China, hingga Dubai sudah lebih dulu memanfaatkan robot untuk tugas kepolisian. Kini giliran Indonesia,” ujar Irjen Sandi dalam konferensi pers usai acara.
Ia juga menyebut bahwa robot-robot tersebut akan digunakan untuk berbagai keperluan operasional, seperti patroli, deteksi bahan berbahaya, pengawasan lalu lintas, hingga operasi penyelamatan di wilayah bencana.
Inilah Deretan Robot Polisi Indonesia yang Diperkenalkan
Dalam perayaan tersebut, Polri memperkenalkan lima jenis robot yang resmi menjadi bagian dari armada masa depan mereka:
-
10 Unit Robot Humanoid
Dirancang menyerupai manusia, robot ini memiliki kemampuan face recognition, mendeteksi perilaku mencurigakan, hingga menyampaikan informasi kepada masyarakat. -
10 Unit Robodog
Menggantikan fungsi anjing K9, robodog difokuskan untuk mendeteksi bahan peledak dan benda berbahaya di area ekstrem atau tidak aman. -
2 Robot Tank & 2 Robot ROPI
Diperuntukkan bagi operasi berat seperti penjinakan bom dan misi taktis di wilayah konflik. -
1 Robot Drone Agriculture
Meski namanya terdengar pertanian, drone ini digunakan untuk pemantauan udara dalam kondisi darurat atau pengawasan massa dari ketinggian.
Menurut Irjen Sandi, keunggulan utama dari robot ini adalah efisiensi operasional. Mereka tidak butuh istirahat, tidak makan, tahan cuaca ekstrem, dan tidak perlu pelatihan layaknya personel atau anjing polisi.
“Kalau robodog, misalnya, tidak perlu perawatan harian ataupun pawang. Itu menghemat banyak aspek,” jelasnya.
Publik Bertanya-Tanya: Berapa Anggaran yang Dihabiskan?
Polri is set to deploy 10 humanoid robots and 10 K9 dog robots, costing $16,000 USD and $2,800 USD each. pic.twitter.com/5DIQ75bZi1
Meski Polri belum merilis rincian resmi soal total anggaran, estimasi biaya sudah ramai dibahas di media sosial. Akun X (dulu Twitter) @IndoPopBase menyebut:
-
Robot Humanoid: USD 16.000 atau sekitar Rp258 juta/unit
-
Robodog: USD 2.800 atau sekitar Rp45,2 juta/unit
Jika dihitung:
-
10 robot humanoid = Rp2,58 miliar
-
10 robodog = Rp452 juta
Total = sekitar Rp3,03 miliar, belum termasuk lima robot lainnya seperti tank dan drone. Dengan itu, anggaran keseluruhan diperkirakan bisa menembus lebih dari Rp5 miliar.
Menurut Irjen Sandi, pengadaan ini berasal dari anggaran tahun 2026 yang memang sudah dialokasikan untuk percepatan modernisasi institusi.
Apresiasi dan Kritik Muncul dari Publik
Meskipun langkah ini diapresiasi sebagai inovasi Polri, banyak warganet juga melayangkan kritik. Beberapa mempertanyakan urgensi penggunaan robot di tengah masih banyaknya masalah pelayanan publik dan keterbatasan fasilitas di kantor polisi daerah.
“Robotnya keren sih, tapi masih banyak kantor polisi di daerah yang kekurangan fasilitas dasar,” tulis seorang netizen di platform X.
“Lebih baik tingkatkan kualitas SDM dan integritas aparat daripada beli robot mahal,” sambut komentar lainnya.
Sebagian pihak juga menilai bahwa keberadaan robot jangan hanya sekadar gimmick perayaan, melainkan harus bisa memberi dampak nyata dalam tugas kepolisian di lapangan.
Perbandingan Global: Indonesia Baru Memulai
Negara-negara seperti China, Singapura, dan Dubai sudah jauh melangkah dalam penggunaan robot untuk tugas-tugas kepolisian. China bahkan mengembangkan sistem AI untuk membaca ekspresi wajah dan mendeteksi potensi kriminal. Dubai menggunakan robot sebagai frontliner layanan publik, seperti pengurusan SIM dan pembayaran tilang.
Melihat perkembangan itu, kehadiran robot di tubuh Polri memang patut diapresiasi sebagai lompatan awal. Namun, transparansi penggunaan anggaran dan evaluasi kebermanfaatan tetap harus menjadi sorotan utama.
Langkah Awal Menuju Polisi Masa Depan
Peluncuran 25 robot polisi di Hari Bhayangkara ini merupakan tonggak penting modernisasi kepolisian di Indonesia. Namun, tantangan ke depan adalah memastikan bahwa teknologi ini bukan sekadar pajangan, melainkan benar-benar memberi kontribusi nyata dalam pelayanan kepada masyarakat.
Masyarakat tentu berharap agar keberadaan robot ini dapat memperkuat penegakan hukum, meningkatkan efisiensi, dan memperbaiki kepercayaan publik terhadap institusi kepolisian.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.
(fnf)
Tinggalkan Komentar