Masih Berlanjut, Trump Naikkan Lagi Tarif untuk China Jadi 145 Persen

Teknologi.id . April 11, 2025
trump tarif impor china
Foto: Bloomberg


Teknologi.id - Ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China kembali memanas setelah Gedung Putih mengonfirmasi bahwa barang-barang asal China yang masuk ke AS kini akan dikenakan tarif impor minimal 145 persen. Kenaikan tarif ini adalah lanjutan dari pengumuman sebelumnya yang menetapkan tarif sebesar 125 persen.

Pada Kamis (10/4) waktu setempat, Gedung Putih menjelaskan bahwa tarif "resiprokal" yang diumumkan Presiden Donald Trump pada hari sebelumnya itu belum termasuk tarif tambahan 20 persen yang sudah diterapkan lebih dulu. Artinya, tarif terhadap barang-barang China bersifat akumulatif, sehingga total beban tarif menjadi jauh lebih besar.

Sebelumnya, publik belum mendapatkan kepastian apakah tarif yang dikenakan AS terhadap China bersifat akumulatif. Namun kini, Gedung Putih secara tegas menyatakan bahwa kebijakan tarif tersebut memang digabungkan.

Baca juga: Ponsel dan Laptop Bakal Makin Mahal Gegara Tarif Impor Trump, Ini Penjelasannya

Alasan Kenaikan Tarif: Imigrasi dan Fentanil

Presiden Trump mengaitkan kebijakan tarif ini dengan sejumlah isu domestik, seperti imigrasi ilegal dan penyelundupan fentanil—obat terlarang yang disebutnya banyak berasal dari China. Selain itu, ia juga menaikkan tarif untuk barang-barang asal China yang bernilai di bawah US$800 menjadi 120 persen, yang akan mulai berlaku per 2 Mei.

Aksi Balasan Terbaru dalam Perang Dagang

Penerapan tarif hingga 145 persen ini menjadi langkah balasan terbaru dari AS atas kebijakan tarif tinggi yang sebelumnya diberlakukan China terhadap barang-barang asal AS. Dalam beberapa minggu terakhir, kedua negara terus saling menaikkan tarif yang berdampak besar pada ketidakpastian pasar global. Akibatnya, banyak saham—termasuk di Wall Street—mengalami penurunan.

Baca juga: Tarif Impor Trump Picu Perang Dagang Global, Apa Tujuannya?

Tarif Negara Lain Ditangguhkan, Kecuali untuk China

Di sisi lain, Trump mengumumkan jeda selama 90 hari terhadap penerapan tarif timbal balik bagi hampir semua negara. Negara-negara tersebut akan kembali diberlakukan tarif universal sebesar 10 persen.

Trump menyatakan bahwa lebih dari 75 negara telah menghubungi perwakilan AS, termasuk Departemen Perdagangan dan Keuangan, untuk merundingkan solusi terkait hambatan perdagangan, tarif, hingga manipulasi mata uang. Karena negara-negara tersebut tidak membalas dengan tindakan sejenis, AS pun memberikan penangguhan.

Namun, kebijakan penangguhan tarif ini tidak berlaku untuk China, yang dinilai tetap menjadi pihak utama dalam konflik dagang dengan AS. Sebagai ekonomi terbesar kedua di dunia, China tetap menjadi target utama dalam kebijakan perdagangan agresif pemerintahan Trump.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.

(dwk)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar