Donald Trump Dorong Produksi iPhone di AS, Apple Sebut Banyak Tantangan

Bagas Daru Baruna . April 10, 2025

Donald Trump Apple iPhone
Foto: Fortune

Teknologi.id - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali menyuarakan keyakinannya bahwa iPhone buatan Amerika Serikat adalah sesuatu yang realistis untuk diwujudkan. Keyakinan ini ditegaskan oleh Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, yang menyatakan bahwa Amerika memiliki tenaga kerja dan sumber daya yang cukup untuk memproduksi iPhone di dalam negeri.

Pernyataan ini mencuat di tengah memanasnya perang dagang antara Amerika Serikat dan China, serta pengenaan tarif tinggi terhadap produk-produk impor, termasuk elektronik. Gedung Putih bahkan menyebut investasi Apple sebesar USD500 miliar sebagai bukti bahwa perusahaan teknologi tersebut bisa saja mengalihkan produksi ke tanah Amerika.

Namun, optimisme dari pemerintah AS tersebut tidak serta-merta diamini oleh pihak Apple dan para pengamat industri.

Realitas dari Apple: Bukan Soal Biaya Tenaga Kerja

CEO Apple, Tim Cook, dengan tegas menyanggah klaim bahwa produksi iPhone di Amerika adalah langkah mudah. Menurut Cook, alasan utama Apple mengandalkan China untuk manufaktur iPhone bukanlah karena biaya tenaga kerja yang lebih murah. Justru sebaliknya, China saat ini bukan lagi negara dengan tenaga kerja murah seperti dekade sebelumnya.

"China unggul karena memiliki keterampilan manufaktur tingkat tinggi dalam jumlah besar di satu lokasi. Produk seperti iPhone memerlukan keahlian dalam pembuatan perkakas presisi tinggi, dan keterampilan semacam ini sangat tersedia di China," ujar Cook dalam wawancara bersama Fortune Magazine tahun 2017.

Lebih lanjut, Cook menyatakan bahwa jika Apple mencoba memindahkan manufaktur iPhone ke Amerika Serikat, mereka akan kesulitan memenuhi kebutuhan tenaga ahli yang jumlahnya besar. Di China, Apple bisa dengan mudah menemukan puluhan ribu insinyur perkakas, sementara di AS belum tentu dapat memenuhi satu ruangan pertemuan.

Baca juga : Tarif Impor Trump Picu Perang Dagang Global, Apa Tujuannya?

Warisan Steve Jobs: Tantangan Struktural

Pandangan Tim Cook bukanlah hal baru dalam internal Apple. Mendiang Steve Jobs juga pernah menyampaikan pandangan serupa dalam pertemuannya dengan Presiden Barack Obama pada awal dekade 2010-an. Menurut biografi yang ditulis Walter Isaacson, Jobs menjelaskan bahwa dibutuhkan sekitar 30.000 insinyur terlatih untuk mendukung lebih dari 700.000 pekerja pabrik yang digunakan Apple di China.

“Tidak mungkin menemukan tenaga insinyur sebanyak itu di Amerika,” tegas Jobs kala itu. Ini menggambarkan bahwa persoalan produksi iPhone bukan hanya persoalan niat, tetapi juga kesiapan infrastruktur dan SDM yang mendalam.

Biaya Produksi: iPhone Bisa Jadi Barang Mewah

Selain persoalan tenaga kerja, biaya produksi iPhone buatan Amerika Serikat diprediksi akan melonjak drastis. Dan Ives, Kepala Riset Teknologi di Wedbush Securities, memperkirakan bahwa jika manufaktur iPhone benar-benar dialihkan ke AS, harga satu unit iPhone bisa melonjak hingga USD3.500 atau sekitar Rp56 juta.

Kenaikan biaya ini tentu berdampak besar pada daya beli konsumen, strategi pemasaran, hingga kompetisi Apple di pasar global. Saat ini, Apple telah memiliki rantai pasokan global yang sangat kompleks dan terintegrasi. Memindahkan produksi berarti juga merombak sistem logistik yang sudah teruji selama bertahun-tahun.

Perang Tarif dan Respons Industri

Dorongan untuk memproduksi iPhone di AS tak lepas dari kebijakan tarif tinggi yang diterapkan pemerintahan Trump terhadap produk dari China. Salah satunya adalah tarif impor hingga 104% untuk berbagai produk elektronik.

Langkah ini membuat beberapa mitra manufaktur Apple, seperti Luxshare, mempertimbangkan untuk mengalihkan sebagian produksinya ke luar China, termasuk ke Amerika Serikat. Namun, keputusan tersebut membutuhkan investasi besar, waktu yang panjang, serta persiapan yang matang.

Pemerintah AS menyambut baik sinyal ini dan menganggapnya sebagai peluang untuk menghidupkan kembali sektor manufaktur dalam negeri. Namun, dari sisi pelaku industri, langkah ini harus benar-benar mempertimbangkan aspek keberlanjutan dan efisiensi operasional.

Baca Juga : Ponsel dan Laptop Bakal Makin Mahal Gegara Tarif Impor Trump, Ini Penjelasannya

Apakah iPhone Buatan Amerika Serikat Akan Terwujud?

Meskipun ide memproduksi iPhone di AS terdengar patriotik dan ekonomis dari sudut pandang nasionalisme industri, realisasinya tidaklah sederhana. Amerika Serikat memang memiliki banyak sumber daya dan keunggulan teknologi, namun tidak secara otomatis mampu menggantikan ekosistem manufaktur raksasa yang telah dibangun China selama puluhan tahun.

Pemindahan produksi skala besar seperti iPhone memerlukan tenaga kerja ahli, infrastruktur manufaktur, rantai pasokan yang terintegrasi, dan tentu saja biaya produksi yang kompetitif. Semua faktor ini saat ini lebih menguntungkan di luar AS, khususnya di kawasan Asia Timur.

Sementara itu, Apple terus berupaya mencari jalan tengah. Beberapa fasilitas perakitan kecil telah dibangun di negara seperti India dan Vietnam sebagai bagian dari strategi diversifikasi produksi. Namun, untuk memindahkan seluruh produksi ke AS masih menjadi tantangan besar.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar