Teknologi.id
– teknologi fast charging kini menjadi fitur wajib hampir di semua perangkat
elektronik dengan menawarkan kecepatan pengisian baterai. Jika dulu memerlukan
waktu 1-3 jam pengisian, berkat fast charging yang menawarkan pengisian daya
hingga lebih dari 100 W hanya membutuhkan beberapa menit untuk mencapai 50-70%.
Namun,
di balik kenyamanan ini muncul kekhawatiran “apakah fast charging aman
digunakan setiap hari?” sebab beberapa rumor mengatakan bahwa fast charging  dapat mempercepat penurunan kualitas baterai. Padahal,
saat ini teknologi fast charging sudah dilengkapi dengan sistem keamanan untuk
menyesuaikan daya baterai dengan kapasitas pada ponsel. 
Sebelum
membahas keamanan fast charging, mari mengenal apa itu fast charging dan
evolusi pengisian daya dari waktu ke waktu. 
Apa itu Fast Charging dan Bagaimana Cara Kerjanya?
Dalam
sistem fast charging, terdapat 3 komponen utama yaitu charger, kabel dan
pengendali daya pada perangkat. Ketika adaptor fast charging dicolokan, arus listrik
akan diatur oleh chip pengendali daya agar dapat menentukan daya maksimum yang
bisa diterima baterai. 
Selama
proses berlangsung, sistem keamanan perangkat memantau suhu, arus dan tegangan
agar tidak melebihi batas aman. Kunci dari teknologi fast charging sendiri
terdapat pada pengaturan tegangan (V) dan arus (A) yang dikirim dari adaptor ke
baterai. Hal ini lah yang memungkinkan baterai terisi hanya dalam hitungan
menit tanpa mengorbankan keamanan maupun efisiensi energi. 
Pada
awal kemunculan ponsel, teknologi pengisian daya terbilang cukup lambat tetapi
cukup untuk kapasitas baterai yang hanya 1000-2000 mAH. Namun, seiring
perkembangan smartphone yang semakin canggih dengan kapasitas baterai yang
lebih besar, menyebabkan waktu pengisian harus ditingkatkan. 
Peningkatan
ini tidak hanya sekadar menaikan arus listrik, tetapi juga perlindungan untuk
keamanan agar baterai tidak cepat rusak. Maka dari itu, industri smartphone
berbondong-bondong menciptakan dan meluncurkan produk fast charging untuk
kelengkapan smartphone mereka. 
Baca juga: Samsung Luncurkan Galaxy XR, Saingan Serius Apple Vision Pro
Macam-macam
Jenis dan Teknologi Charger
fast charging pertama kali di populerkan oleh Qualcomm Quich Charge yang kemudian
diikuti oleh berbagai perusahaan ponsel seperti Samsung Adaptive Fast Charging,
Huawei SuperCharge, Oppo VOOC dan lainnya. 
Namun,
sebelum adanya teknologi fast charging, pengisian daya baterai pada ponsel
masing menggunakan charger standar dengan arus
rendah. Kemudian berubah ketika Universal Serial Bus (USB) mulai digunakan dan
micro-USB menjadi standar di banyak perangkat. USB hadir membawa perubahan
besar sebagai fondasi utama inovasi pengisian modern. 
Seiring
meningkatnya kapasitas baterai pada perangkat ponsel, maka perlu ada
peningkatan waktu pengisian baterai. Disinilah inovasi fast charging
muncul dengan mengusung prinsip “tegangan rendah, arus tinggi” yang mulai
menjadi standar industri teknologi perangkat elektronik.
Semakin
berkembangnya teknologi, peran USB semakin besar dengan adanya USB Type – C.
melalui protokol USB Power Delivery (USB PD) pengisian dapat mencapai 100 watt.
Teknologi ini juga mendukung pengisian dua arah atau bi-directional yang
memungkinkan satu perangkat dapat mengisi daya perangkat lain menggunakan USB. 
Selain
itu juga memunculkan teknologi Super Fast
Charging, Utltra Fast Charging atau HyperCharger
dengan kemampuan pengisian daya baterai mencapai 200-240 watt. Hal tersebut,
menyebabkan beberapa produsen smartphone berlomba-lomba menciptakan sistem pengisian
yang mampu mengisi penuh baterai hanya dalam 10 menit. 
Kini, dunia teknologi memasuki era wireless charging atau pengisian nirkabel. Teknologi ini bekerja melalui gelombang magnet yang dialirkan dari pad ke perangkat elektronik.
Baca juga: Isi Daya iPhone 15 Pakai Kabel Charger Tipe C Milik Android, Amankah?
Dampak
Fast Charging terhadap kesehatan Baterai
Sebagian
besar perangkat elektronik saat ini mengunakan baterai lithium-ion (Li-ion)
sebagai sumber energinya. Dimana baterai lithilum-ion terdiri dari dua
elektroda utama yang dipisahkan oleh ekektrolit cair.
Ketika
perangkat digunakan, ion lithium bergerang dan menghasilkan arus listrik yang
menghidupkan sistem. Sebaliknya, saat diisi ulang, ion lithium akan berpindah
dan menjadikan inti dari siklus pengisian daya pada perangkat modern. 
Namun,
pengisian daya cepat yang dikirimkan ke baterai tidak akan merusak baterai,
sebaliknya suhu panas yang akan merusak baterai. Baterai lithium-ion memang
dirancang untuk pengisian cepat, tetapi suhu panas yang dihasilkan akan menjadi
penyebab pendeknya masa pakai baterai. 
Mengutip
dari ecoflow, pengisian daya cepat akan menyebabkan kerusakan pada baterai jika
mengalami : 
- Suhu panas pada perangkat secara terus-menerus
- Pengisian daya dilakukan bersama perangkat digunakan
- Menggunakan pengisi daya yang tidak sesuai perangkat dan menyebabkan ketidakstabilan dalam jangka lama.
Tidak
perlu khawatir, sebab fast charging sudah dilengkapi sistem pelindung untuk mencegah
suhu panas
Tips Aman Menggunakan Fast Charging Setiap Hari
Agar
fast charging aman digunakan dalam jangka waktu yang lama, cobalah lakukan 3 tips
berikut ini:
- Gunakan charger dan kabel resmi. Sebab penggunaan charger pihak ketiga dapat beresik merusak sel baterai lithium-ion.
- Hindari mengisi daya saat perangkat terlalu panas
- Jangan gunakan perangkat saat sedang di isi daya
Baca
artikel dan berita lainnya di Google News
(SS)




Tinggalkan Komentar