Setahun Program Listrik Desa: Pelosok Kini Bercahaya, Tak Lagi Gelap Gulita

Teknologi.id . October 25, 2025
Foto: Kementerian ESDM


Teknologi.id - Selama satu tahun terakhir, cahaya listrik semakin banyak menerangi desa-desa di seluruh pelosok Indonesia. Di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, pemerintah terus memperluas akses energi untuk masyarakat, terutama yang tinggal di daerah terpencil dan belum teraliri listrik.

Melalui Program Listrik Desa (Lisdes) dan Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL), jutaan warga kini bisa menikmati terang di malam hari. Bukan hanya soal penerangan, listrik menjadi simbol nyata kehadiran negara dan pembuka jalan menuju kesejahteraan rakyat.

Baca juga: ESDM Pastikan Tak Ada Eksplorasi Maupun Lelang Panas Bumi di Gunung Lawu

Listrik Desa, Cahaya Harapan dari Sabang sampai Merauke

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan, kehadiran listrik di pedesaan telah membawa perubahan besar bagi kehidupan masyarakat.

“Di desa-desa terpencil, cahaya listrik kini menjadi simbol kehadiran negara dan pembuka jalan bagi kesempatan sosial-ekonomi. Listrik bukan hanya penerangan, tapi juga meningkatkan pendidikan, produktivitas, dan taraf hidup masyarakat,” ujarnya di Jakarta, Selasa (21/10).

Hingga kini, Program Listrik Desa telah menjangkau lebih dari 10 ribu lokasi, menerangi 1,2 juta pelanggan baru di seluruh Indonesia. Sementara itu, BPBL 2024 sudah dinikmati 155.429 rumah tangga, dan pada Januari–September 2025 sudah mencapai 135.482 rumah tangga dari target 215.000 rumah tangga hingga akhir tahun.

Langkah ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah untuk memenuhi kebutuhan dasar rakyat sekaligus mempercepat pemerataan energi demi keadilan sosial dan kemandirian nasional.

Menuju 100 Persen Elektrifikasi Nasional

Capaian rasio elektrifikasi nasional saat ini telah mencapai 99,1 persen — angka yang menunjukkan kemajuan besar. Namun, menurut Bahlil, masih ada tantangan di daerah-daerah dengan akses sulit, seperti pulau terluar, pegunungan, dan kawasan pedalaman.

Untuk mengatasinya, pemerintah mengubah strategi dengan mendorong transformasi menuju energi bersih. Sejumlah proyek pembangkit listrik tenaga terbarukan (EBT) kini tengah dikebut, dan banyak yang sudah mulai beroperasi.

“Kami mempercepat pembangunan PLTS berkapasitas 100 gigawatt dan melibatkan koperasi desa dalam transisi energi. Ekonomi dan ekologi harus berjalan beriringan. Inilah fondasi pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif,” jelas Bahlil.

Ia juga menegaskan komitmen pemerintah untuk mencapai 100 persen elektrifikasi pada 2030.

“Setelah 80 tahun merdeka, tidak selayaknya masih ada warga yang hidup dalam gelap gulita,” tegasnya.

Dari Gelap ke Terang: Cerita Nyata dari Desa

Manfaat program ini benar-benar dirasakan langsung oleh masyarakat.
Salah satunya adalah Ruslam, warga Desa Bandar Jaya, Kecamatan Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Ia merupakan penerima Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL).

“Alhamdulillah, sekarang rumah kami terang. Anak-anak bisa belajar sampai malam, istri bisa menjahit tanpa terburu-buru, dan saya bisa istirahat tenang tanpa harus beli bensin tiap malam,” ujarnya bahagia.

Cerita serupa datang dari Elias Inyomusi, warga Kampung Iraiweri, Distrik Anggi, Pegunungan Arfak, Papua Barat. Kini kampungnya diterangi oleh Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Anggi — solusi efektif di wilayah terpencil.

“Dulu kami baca dan belajar pakai pelita. Sekarang semua rumah punya lampu. Anak-anak bisa belajar malam hari, mama-mama bisa masak dengan terang. Ini perubahan besar bagi kami,” kata Elias.

Baca juga: Transformasi Energi Setahun: Listrik Desa hingga Sumur Minyak Rakyat

Listrik untuk Semua: Misi Terang Nusantara

Pemerintah berkomitmen untuk tidak meninggalkan satu pun warga dalam kegelapan. Melalui kolaborasi pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat, rasio elektrifikasi 100 persen ditargetkan tercapai pada tahun 2030.

Dengan semakin luasnya jangkauan listrik desa, harapan baru tumbuh di setiap pelosok negeri — dari desa pesisir hingga puncak pegunungan.
Cahaya listrik bukan hanya menerangi rumah, tapi juga menyalakan masa depan Indonesia yang lebih adil, mandiri, dan sejahtera.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.

(dwk)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar