
Foto: ameera.republika
Teknologi.id - Di era ketika Artificial Intelligence (AI) generatif seperti ChatGPT telah bertransformasi menjadi asisten digital utama untuk menyelesaikan pertanyaan kompleks hingga interaksi kasual, muncul sebuah kekhawatiran baru: mungkinkah asisten pintar ini beralih fungsi menjadi sarana promosi? OpenAI, perusahaan pengembang di balik ChatGPT, saat ini sedang melakukan uji coba penyisipan konten yang berpotensi beriklan dalam respon yang dihasilkan. Langkah ini memicu perdebatan sengit di kalangan komunitas pengguna global. Dalam konteks di mana platform digital raksasa seperti Google dan Meta sangat bergantung pada model bisnis iklan untuk keberlanjutan operasional, inisiatif OpenAI ini menjadi ujian krusial mengenai bagaimana AI dapat mempertahankan netralitasnya sembari berjuang mencari pendapatan yang stabil.
Pengumuman Uji Coba Penyisipan Iklan

Foto: X/@toolfolio
Open AI dilaporkan mulai menguji penyisipan konten yang bersifat promosi dalam platform ChatGPT sejak akhir November 2025, menandai hampir tiga tahun sejak peluncuran awalnya yang bebas biaya dan bebas iklan. Pengujian ini pertama kali tertangkap melalui penemuan kode di versi beta aplikasi ChatGPT untuk Android (versi 1.2025.329). Kode tersebut mencakup berbagai referensi internal seperti fitur iklan, iklan pencarian, dan konten bazar. Penemuan ini dilakukan oleh engineer Tibor Blaho, yang kemudian membagikannya secara luas di platform X.
Laporan dari media The Information mengindikasikan bahwa iklan tersebut direncanakan muncul berdasarkan memori atau riwayat percakapan pengguna, meniru sistem rekomendasi yang digunakan oleh mesin pencari. Menanggapi temuan ini, seorang juru bicara OpenAI memberikan pernyataan ini, "Kami sedang melakukan uji coba skala kecil untuk mempelajari bagaimana rekomendasi yang relevan dapat memberikan manfaat lagi pengguna, namun ini bukanlah iklan bentuk pop-up." Pengujian ini diklaim masih sangat terbatas dan belum dirilis untuk publik.
Baca juga: Gebrakan Baru dari Open AI! Bisa Belanja di ChatGPT Pakai Fitur Instant Checkout
Mekanisme dan Fitur Pendukung Uji Coba

Foto: telset.id
Konten promosi ini diharapkan muncul sebagai bentuk saran yang halus dan kontekstual, seperti rekomendasi layanan pihak ketiga atau penyisipan tautan komersial yang relevan ditengah respons ChatGPT. Sebagai contoh, ketika seorang pengguna mengajukan pertanyaan mengenai solusi keuangan, AI dapat menyisipkan ajakan untuk mencoba produk dari sponsor tertentu. Pendekatan ini secara mendasar berbeda dari iklan pop-up karenana disesuaikan dengan konteks percakapan, dengan tujuan utama untuk mempertahankan pengalaman pengguna agar tetap relevan dan tidak mengganggu.
Secara historis, OpenAI sebenarnya cenderung menghindari iklan sebagai model pendapatan utama. Mereka lebih memprioritaskan pendekatan berbasis langganan premium melalui layanan ChatGPT Plus serta akses API berbayar untuk kalangan konglomerat. Meskipun demikian, perusahaan ini masih belum mencatatkan keuntungan, dengan proyeksi dari HSBC menunjukkan laba baru akan tercapai sekitar tahun 2030, dan adanya kebutuhan dana tambahan hingga US$207 miliar untuk mendukung rencana ekspansinya. CEO Sam Altman pernah menyatakan di acara Harvard Business School bahwa iklan adalah pilihan akhir, meskipun ia tidak menutup kemungkinan implementasi konsep tersebut sepenuhnya. Oleh karena itu, uji coba ini dianggap sebagai langkah eksploratif untuk menentukan jalur monetisasi yang berkelanjutan tanpa mengubah esensi gratis ChatGPT bagi ratusan juta penggunanya.
Baca juga: Open AI Bikin Chip untuk Sora, Masa Depan Video Generatif & Revolusi Industri Film
Respons Pengguna terhadap Pengujian Iklan
Pengguna langsung melontarkan reaksi keras di berbagai platform media sosial, dengan ribuan unggahan viral yang mengeluhkan rencana iklan di ChatGPT. Salah seorang pengguna di platform X menulis "ChatGPT baru saja menyarankan saya untuk mencoba layanan keuangan tertentu, dan rasanya itu jelas sekali adalah sebuah iklan promosi." Kekhawatiran utama banyak pengguna adalah terganggunya netralitas dan objektivitas AI. Mereka menuntut adanya transparansi yang lebih tinggi dari OpenAI, serta opsi untuk menonaktifkan konten komersial, agar ChatGPT tidak berubah menjadi mesin pemberi rekomendasi berbayar.
Di sisi lain, beberapa pengguna menyambut baik fitur ini asalkan implementasi iklannya tidak mengganggu dan serupa dengan saran pencarian biasanya. Mereka berharap agar fitur ini dapat memberikan manfaat seperti penawaran atau diskon yang relevan, asalkan OpenAI memberikan kontrol penuh kepada pengguna atas jenis konten yang muncul dalam percakapan mereka.
Baca juga:OpenAI Luncurkan "ChatGPT for Teachers": Gratis untuk Guru di AS hingga 2027
Prospek Monetisasi ChatGPT di Masa Depan
Uji coba iklan di ChatGPT ini mengindikasikan bahwa OpenAI mulai mengambil langkah serius dalam mencari keseimbangan yang tepat antara layanan gratis dan keberlanjutan bisnis. Dengan mengandalkan umpan balik yang masif dari pengguna sebagai panduan utama, perusahaan berjanji akan mengumpulkan data yang ekstensif sebelum mengambil keputusan untuk menjadikan fitur ini permanen. Dalam industri AI yang sangat membutuhkan investasi besar, langkah OpenAI ini berpotensi menjadi model bisnis baru: iklan yang disisipkan secara halus untuk mendukung inovasi berkelanjutan tanpa mengorbankan esensi utama dalam membantu pengguna. Seiring dengan perkembangan pesan ChatGPT, masa depannya akan sangat ditentukan oleh bagaimana OpenAI berhasil menjaga keseimbangan antara bisnis dan pengalaman pengguna yang bebas dari gangguan komersial.
Baca berita dan artikel lainnya di Google News
(AA/ZA)

Tinggalkan Komentar