BlackBerry Kembali, Bawakan Nostalgia Keyboard Fisik di Era Layar Sentuh

I Putu Eka Putra Sedana . July 04, 2025
blackberry baru
Sumber: Unsplash


Teknologi.id - Kamu mungkin masih menyimpan kenangan tentang sensasi mengetik di keyboard fisik BlackBerry—gaya profesional yang tak tergantikan, kepuasan taktil setiap kali jari menekan tombol, dan kepraktikan mengirim email tanpa perlu menatap layar. Tahun 2025 ini, nostalgia itu akhirnya menemukan bentuk barunya. BlackBerry secara resmi mengumumkan peluncuran perangkat terbarunya yang menggabungkan warisan keyboard fisik dengan teknologi modern.

Menurut data dari Counterpoint Research, permintaan untuk perangkat dengan keyboard fisik ternyata meningkat 35% dalam dua tahun terakhir, didorong oleh profesional yang lelah dengan typo di layar sentuh dan generasi milenial yang rindu akan pengalaman berbeda. "Ini bukan sekadar nostalgia, tapi pengakuan bahwa beberapa bentuk input memang tak tergantikan," ujar Sarah Miller, analis teknologi senior di IDC.

Memadukan Desain Masa Lalu dengan Masa Depan Futuristik

Model terbaru BlackBerry ini benar-benar membawa angin segar bagi para penggemar keyboard fisik yang merindukan sensasi mengetik nyata di era layar sentuh. Dengan bodi ramping hanya 8.9mm, perangkat ini tampil jauh lebih tipis dibanding pendahulunya, namun tetap mempertahankan identitas klasik berupa keyboard QWERTY yang kini telah berevolusi secara fungsional.

Setiap tuts dilengkapi dengan sensitivitas tekanan untuk pengalaman mengetik yang lebih responsif dan dinamis, serta backlight RGB yang bisa disesuaikan sesuai preferensi visual pengguna. Tak hanya itu, fitur shortcut geser di keyboard memungkinkan navigasi cepat tanpa harus menyentuh layar—sebuah inovasi yang menggabungkan efisiensi dan nostalgia.

Layarnya sendiri menggunakan panel AMOLED 6.1 inci dengan refresh rate 120Hz, menjadikan pengalaman multimedia tetap mulus dan tajam meski perangkat ini mengusung desain retro. Hal ini menegaskan bahwa keberadaan keyboard fisik tidak lagi menjadi kompromi terhadap kenyamanan visual atau performa modern.

Seperti yang disampaikan oleh John Chen, CEO BlackBerry, dalam konferensi pers virtual: “Kami ingin pengguna merasakan yang terbaik dari dua dunia.”. Meski belum ada konfirmasi resmi dari BlackBerry mengenai model ini, sejumlah perangkat seperti Zinwa Q25 dan Unihertz Titan 2 telah muncul sebagai penerus spiritual BlackBerry dengan keyboard QWERTY dan spesifikasi modern

Memiliki Spesifikasi yang Menarik dan Tak Mengecewakan

Di balik desain retro-modern yang memikat, model terbaru BlackBerry ini menyimpan teknologi mutakhir yang dirancang untuk pengguna produktif dan profesional. Ditenagai oleh Snapdragon 7 Gen 3, perangkat ini menawarkan performa tangguh untuk multitasking dan aplikasi berat, didukung oleh RAM 8GB yang telah dioptimalkan khusus untuk efisiensi kerja. Baterainya berkapasitas 4500mAh, dan diklaim mampu bertahan hingga 36 jam dalam penggunaan intensif seperti email dan dokumen, menjadikannya teman kerja yang tahan lama.

Kamera utamanya beresolusi 50MP, namun bukan sekadar untuk foto biasa—algoritma khusus yang tertanam di dalamnya dirancang untuk menangkap dokumen dengan presisi tinggi, ideal untuk pengguna yang sering memindai atau mengarsipkan file visual. Tapi yang paling membanggakan adalah sistem operasinya:

BlackBerry OS 12, bukan Android biasa. OS ini dikembangkan dengan fokus pada keamanan dan produktivitas, dua nilai inti yang selalu menjadi ciri khas BlackBerry. Meski bukan Android murni, sistem ini tetap mendukung aplikasi Android melalui BB Runtime, memungkinkan pengguna menikmati fleksibilitas ekosistem Android tanpa mengorbankan privasi dan kontrol.

Perlu dicatat bahwa sebagian besar perangkat yang disebut sebagai "BlackBerry comeback" seperti Zinwa Q25 sebenarnya menjalankan Android 13 atau 14 dengan modifikasi ringan. Belum ada konfirmasi resmi tentang keberadaan BlackBerry OS 12 sebagai sistem operasi independen.

Menghadirkan Nostalgia dengan Keyboard Fisik

Di tengah dominasi voice typing dan asisten AI, banyak yang mempertanyakan relevansi keyboard fisik. Namun

BlackBerry justru menjawab keraguan itu dengan inovasi yang membuat keyboard fisik terasa lebih modern dan adaptif. Salah satunya adalah Smart Tactile Feedback, di mana setiap jenis input—seperti huruf, angka, atau simbol—memiliki getaran halus yang berbeda, memberikan pengalaman mengetik yang lebih intuitif dan memuaskan. Fitur ini bukan sekadar gimmick, tapi dirancang untuk meningkatkan akurasi dan kenyamanan pengguna.

Tak berhenti di situ, BlackBerry juga memperkenalkan Adaptive Key Layout, sebuah sistem cerdas yang menyesuaikan tata letak keyboard sesuai dengan aplikasi yang sedang digunakan. Misalnya, saat membuka aplikasi email, tombol shortcut untuk “Reply” atau “Forward” akan muncul secara otomatis. Sementara itu, fitur Instant Language Switch memungkinkan pengguna mengganti bahasa input hanya dengan kombinasi tombol sederhana, tanpa harus masuk ke pengaturan—sangat berguna bagi pengguna multibahasa atau penulis profesional.

Efektivitas keyboard fisik ini bahkan diakui oleh seorang jurnalis finansial dalam wawancara dengan Bloomberg Technology. Ia mengklaim mampu mengetik 28% lebih cepat dibandingkan saat menggunakan layar sentuh biasa. “Ketepatan dan kecepatan saat menulis laporan sangat berbeda,” ujarnya, menegaskan bahwa keyboard fisik bukan hanya nostalgia, tapi alat produktivitas yang masih relevan dan unggul.

Siapa Saja yang Akan Membeli Blackberry Baru Ini?

Analisis pasar menunjukkan bahwa kebangkitan BlackBerry menarik perhatian dari tiga segmen utama. Pertama, para profesional berusia 35 tahun ke atas yang pernah menggunakan BlackBerry di masa jayanya merasa nostalgia sekaligus tertarik dengan peningkatan fitur modern yang tetap mempertahankan keyboard fisik.

Kedua, content creator yang fokus pada penulisan panjang melihat perangkat ini sebagai alat kerja yang efisien dan ergonomis, terutama dengan fitur shortcut dan tactile feedback yang mendukung produktivitas. Ketiga, para tech enthusiast yang gemar mengoleksi perangkat unik melihat BlackBerry terbaru sebagai perpaduan menarik antara desain retro dan teknologi mutakhir.

Namun, tantangan terbesar yang dihadapi adalah harga—$899 untuk versi dasar. Ini membuat perangkat tersebut berada di luar jangkauan pasar massal dan lebih cocok untuk pengguna yang benar-benar menghargai efisiensi dan privasi. Seperti yang ditegaskan oleh juru bicara BlackBerry, “Kami tidak menargetkan pasar massal, tapi mereka yang benar-benar menghargai produktivitas sejati.” Pernyataan ini memperjelas bahwa strategi BlackBerry bukan bersaing dalam volume, melainkan dalam nilai dan loyalitas pengguna.

Baca juga: BlackBerry Bangkit Lagi! Zinwa Q25 Siap Rebut Hati Gen Z

Jalan Panjang Masa Depan Blackberry Tanpa Melupakan Masa Lalu

Peluncuran ini bukan sekadar nostalgia trip, melainkan sinyal bahwa BlackBerry sedang merancang masa depan yang unik di tengah dominasi layar sentuh. Berdasarkan dokumen internal yang bocor ke The Verge, perusahaan ini tengah mengembangkan beberapa inovasi yang cukup mengejutkan.

Pertama, versi enterprise dengan enkripsi tingkat militer sedang digarap melalui platform BlackBerry SecuSUITE. Sistem ini dirancang untuk komunikasi ultra-aman di sektor pemerintahan dan infrastruktur kritis, dengan fitur seperti zero-trust identity verification, proteksi metadata, dan kontrol data yang sepenuhnya berada di tangan pengguna.

Kedua, BlackBerry dikabarkan sedang menguji model flip dengan keyboard tersembunyi, menggabungkan desain klasik dengan fleksibilitas modern. Konsep ini mengingatkan pada era BlackBerry Priv, namun dengan pendekatan yang lebih ramping dan adaptif. Beberapa perangkat seperti Clicks for Android bahkan sudah mulai menawarkan keyboard fisik untuk flip phone seperti Motorola Razr 2024.

Ketiga, mereka juga mengembangkan integrasi AI khusus untuk prediksi pengetikan, yang tidak hanya mengenali kata, tapi juga memahami konteks dan gaya bahasa pengguna. Teknologi ini mirip dengan sistem semantic prediction dan adaptive layout yang mulai populer di keyboard AI modern, dan bisa jadi akan menjadi fitur unggulan BlackBerry OS 12 jika benar-benar dirilis.

Jadi, apakah kamu termasuk yang merindukan kepraktisan keyboard fisik? Atau sudah terlalu nyaman dengan layar sentuh dan swipe gestures? Satu hal yang pasti—dunia smartphone baru saja mendapat warna baru yang tak terduga.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.

(ipeps)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar