Krisis Air Global Akibat AI? Fakta Mengejutkan Ini Jarang Diketahui!

Mohammad Owen . July 24, 2025

AI dan krisis air

Sumber: Luis Tosta / Unsplash

Teknologi.id – Kecerdasan buatan (AI) terus mencuri perhatian karena kemampuannya yang luar biasa—dari membuat desain, menulis teks, hingga menyelesaikan masalah kompleks. Namun di balik kemajuan ini, ada dampak serius yang jarang disorot: AI diam-diam menjadi penyebab baru krisis air bersih dunia.

AI dan Konsumsi Air: Bahaya yang Tak Terlihat

Bukan karena robot mengambil gelas air kita, tetapi karena pusat data (data center) AI membutuhkan air dalam jumlah besar untuk menjaga suhu server tetap dingin. Server yang bekerja 24 jam tanpa henti menghasilkan panas ekstrem, dan untuk mencegah overheating, digunakan sistem pendingin berbasis air bersih.

Menurut laporan Forbes, setiap kilowatt-hour (kWh) energi yang digunakan oleh sistem pendingin ini dapat menghabiskan hingga 9 liter air bersih. Jika pusat data tersebut berada di negara dengan pembangkit listrik termoelektrik seperti Amerika Serikat, konsumsi air bisa melonjak drastis hingga 43,8 liter/kWh.

Baca juga: Transfer Data Indonesia-AS: Hanya Komersial, Bukan Data Pribadi

Kombinasi AI dan Energi Lama: Ancaman Nyata bagi Pasokan Air Dunia

AI semakin haus akan energi. Dan energi yang digunakan—jika bersumber dari sistem termoelektrik lama—justru memperparah penggunaan air secara masif. Tak heran jika kombinasi AI dan energi konvensional disebut sebagai resep bencana bagi masa depan air dunia.

Diperkirakan, industri AI global akan mengonsumsi 6,6 miliar meter kubik air bersih pada 2027, setara dengan kebutuhan air tahunan ratusan juta manusia. Jumlah ini sungguh mencengangkan.

Janji Hijau Raksasa Teknologi: Nyata atau Sekadar Slogan?

Microsoft, Google, hingga Meta telah berjanji untuk menjadi “water positive” pada 2030, yaitu mengembalikan lebih banyak air ke alam daripada yang mereka konsumsi. Program konservasi seperti restorasi ekosistem basah, efisiensi irigasi, dan daur ulang air telah digembar-gemborkan.

Namun, transparansi dan progres nyata masih minim. Laporan yang tersedia sebatas rilis tahunan dan pernyataan pers, tanpa detail yang bisa diverifikasi publik. Tanpa tindakan konkret, janji-janji ini dikhawatirkan hanya menjadi jargon korporat.

Krisis Air Global: Nyata dan Sudah di Depan Mata

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan bahwa dua pertiga populasi dunia mengalami kekurangan air bersih setidaknya sebulan dalam setahun—dan itu sebelum ledakan AI saat ini.

Jika tren ini berlanjut tanpa solusi jelas, maka pada 2030, setengah populasi dunia bisa menghadapi kelangkaan air kronis akibat kekeringan, polusi, hingga perebutan sumber daya oleh industri.

Masa Depan: AI Super Canggih vs Air yang Kian Langka

Bayangkan dunia masa depan di mana AI bisa menulis puisi, memetakan DNA manusia, atau mengatur strategi bisnis—namun jutaan orang harus mengantre panjang hanya untuk mendapatkan air minum. Ini bukan lagi skenario fiksi distopia, tapi potensi nyata jika kita gagal mengelola dampaknya.

Yang lebih memilukan, negara-negara berkembang akan menjadi korban utama, padahal mereka tidak banyak dilibatkan dalam pengambilan keputusan ekspansi data center global. Masalah ini bukan hanya soal teknologi dan lingkungan, tetapi juga keadilan sosial dan etika global.

Baca juga: Pencipta ChatGPT Sam Altman: Pekerjaan Ini Akan Hilang Total karena AI!

Seruan PBB: Air adalah Hak Asasi, Bukan Komoditas

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, mengingatkan bahwa air adalah hak asasi manusia, bukan sekadar komoditas bisnis. Dalam Konferensi Air PBB, ia menegaskan bahwa kondisi air global sedang berada dalam bahaya besar dan perlu aksi global segera.

AI Harus Bertanggung Jawab: Inovasi Harus Seimbang dengan Lingkungan

Teknologi boleh maju, tapi jika tidak dibarengi dengan tanggung jawab lingkungan, maka semua kemajuan itu akan terasa timpang. Masa depan dunia tidak hanya soal digitalisasi, tapi juga soal kelestarian air dan keberlangsungan hidup manusia.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.

(mo)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar